Ini sudah pukul 23:09 KST, tapi Rosé masih nampak setia duduk di ruang studio bersama beberapa teman satu agensi nya. Mata nya sungguh amat lelah, tapi ia berusaha untuk tidak menampilkan rasa kantuk nya di hadapan teman-teman nya.
Sambil menyeruput kopi hangatnya, ia begitu nampak sangat antusias mendengar suara merdu dari seorang namja yang berada di hadapannya. Jelang beberapa menit tubuhnya mulai merasa sedikit panas, dengan beberapa keringat yang sudah mengalir di pelipisnya.
Suhu malam ini tidak begitu panas, dan juga pendingin ruangan ini sudah amat cukup membuat tubuh dingin. Tapi entah mengapa Rosé merasa dirinya begitu amat panas.
"Rosé-ya, gwaencanaha?" Rosé dengan segera menatap, Eunwo yang berhasil menangkap ke gelisahan Rosé.
Rosé hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum singkat, semua kembali berjalan seperti semula. Namun Rosé masih merasakan panas di sekujur tubuhnya, terlebih kini tenggoroknya terasa amat perih. Bahkan untuk menelan saliva nya saja begitu menyakitkan.
"Haruskah aku menganti liriknya, Rosé-ya bagaimana menurutmu?" Jimin pun segera memberikan kertas putih yang ia genggam tadi.
Memberikannya ke pada Rosé, Rosé pun mulai meraih kertas itu dengan tangan yang sudah bergetar amat cepat. Membuat Jimin dan Eunwo merasa jika sang sahabat tidak dalam baik-baik saja.
"Gwaencanaha?" Jimin mendekat kearah Rosé.
Mengelus pelan pundak sang sahabat, sedangkan Eunwo ia tengah sibuk membantu Rosé untuk meminum air putih yang baru saja eunwo ambil untuk dirinya. "Gwaencanaha, aku hanya sedikit mengantuk" Suara itu dengan tiba-tiba saja berubah menjadi serak. Membuat kedua namja itu hanya mampu saling bertukar pandangan.
"Jimin-ssi, bisakah kita lanjutkan besok?" Jimin dengan segera menganggukkan kepala nya cepat. Rosé pun segera bangkit dari duduknya meraih beberapa barang miliknya lalu membawa nya.
Hendak melangkahkan kakinya menuju pintu studio, tiba-tiba saja sang CEO masuk dengan seorang wanita yang amat cantik di belakangnya. Dengan gerak cepat Jimin dan Eunwo membungkuk hormat kepada wanita itu.
Sedangkan Rosé ia hanya menatap kedua temannya dengan tatapan bingung. Namun saat tengah menatap keduanya, tangan Eunwo dengan tiba-tiba meraih kepala bagian belakang Rosé. Dan menundukkan paksa membuat Rosé berdecak kesal.
"Apa yang kau lakukan?!" Rosé benar-benar tidak suka dengan orang yang amat lancang menyentuh dirinya.
"Kalian masih di sini??"
Tiga pasangan mata itu pun tertuju pada sang CEO yang membuka suaranya. "Aku baru saja ingin pulang" Seungri selaku sang CEO di agensi ini hanya tersenyum.
"Rosé-ya, kenalkan ini Lee Jiah penanam saham di mari" Rosé yang mendengarnya itu pun segera membungkuk, sambil tersenyum dan setelahnya berjabat tangan memperkenalkan dirinya.
"Sangjanim, aku permisi ingin kembali ke penthouse ingin istirahat" Rosé membungkuk lalu pergi meninggalkan ruangan itu dengan begitu saja.
"Ahh mianhae, nona Lee. Itu artis kita yang baru saja debut, dan sikap nya memang seperti itu" Ujar seungri tak enak hati saat Rosé baru saja menampilkan sikap yang menurutnya agak tidak sopan.
"Gwaencanaha, tuan Seungri. Kurasa cukup di sini saja aku melihat-lihat gedung ini, dan mari lanjutkan besok"
"Ahh nde, kau perlu istirahat. Pasti sangat melelahkan melangsungkan penerbangan jauh bukan, mari" Lee Ji-ah pun melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan studio yang hanya menyisakan Eunwo dan jimin yang sudah kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Affection✔
Fanfiction"Hey, aku disini. Kalian melihat ku??" Park Chaeyoung "Chaeng, kemarilah" Kim Jisoo "Chaeng, mianhae..." Jennie kim "Kumohon chaeng kembali, aku membutuhkan mu. Mianhae" Lalisa manoban. Dahlah gak pandai buat deskripsi yang bagus, tapi intinya kaya...