e p i l o g.

3.6K 413 14
                                    

Happy Reading
Stay safe and healthy
Enjoy ❤

Matahari sudah kembali untuk menyinari kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Sinarnya yang menyusup masuk melalui celah-celah tirai jendela, membuat salah satu dari dua penghuni didalam kamar ini terbangun.

Siapa lagi kalau bukan Jisung pastinya? Mana mungkin Minho.

Menyadari sosok di sisi kirinya belum terbangun, tubuhnya ia hadapkan kearah Minho. Sebuah pemandangan yang tidak pernah membuatnya bosan saat menatapnya. Senyuman tercetak di permukaan wajah Jisung hanya karena menatap sang kekasih yang masih tertidur.

"Gak usah diliatin sampai begitunya juga kali. " Ucap Minho yang rupanya sudah terbangun sejak tadi. Aduh jadi malu deh Jisung.

"A-apaan sih. " Elak Jisung. Masih aja, Sung.

Minho membalik posisinya hingga berhadapan dengan Jisung. Menatap satu sama lain lekat layaknya tidak ada hari lain untuk melakukannya.

Jisung yang ditatap pasti malu lah. Terbukti sekali semburat merah sudah muncul dipermukaan pipi tembamnya.

"Sana mandi. " Titah Jisung yang sebenarnya hanya trik agar tidak ditatap Minho lama-lama. Bukan karena ia tidak ingin, namun jantungnya rasanya akan jatuh jika terlalu lama ditatap.

"Morning kiss? " Minho memajukan beberapa senti bibirnya kearah Jisung.

Namun, sayang seribu sayang. Jisung tidak mau. Telapak tangannya ia taruh tepat pada bibir sang kekasih. "Gak mau, mandi dulu sana. "

"Iya, iya. " Mau tak mau, Minho bangun dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi.

Kenapa Jisung bisa ada di Asrama? Jawabannya hanya satu, untuk menemani Minho. Bukan dia pindah seperti dahulu. Untuk kali ini, hanya seminggu dua kali atau sudah terlalu lelah untuk pulang ke rumah.

Sebenarnya, Jisung mau-mau saja jika pindah kesini. Waktu yang dibutuhkan untuk ke Universitas juga tidak selama ketika ia berada dirumah. Apalagi Minho yang membujuknya tanpa henti. Hanya saja, Suzy tidak mengijinkannya.

Mengingat hubungan mereka yang sudah naik level dan tidak seperti sebelumnya, ibu dari Minho itu takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya, kebablasan. Singkatnya, Suzy takut Jisung kehilangan keperjakaannya dengan cepat. Ia belum siap memiliki cucu dalam waktu dekat.























"Mau sarapan apa? " Tanya Jisung sembari melihat isi kulkas milik Minho. Hanya ada dua butir telur yang tidak tahu masih layak atau tidak. Namanya juga Minho, dia itu males kalau beli-beli isi kulkas begini.

"Emang ada apa? " Minho menaruh ponselnya dan berjalan mendekati Jisung dipintu kulkas.

"Cuma telur doang. Gak apa? "

Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di otak encer Minhoㅡyang tidak encer saat masalah cinta. "Okay. Kalau gitu, aku yang bakal masak kali ini. "

Namanya juga masih pagi, otak Jisung belum loading semuanya. Masih ada yang buffering. "Hah? "

Minho yang gemas melihatnya, hanya menangkup kedua bongkahan pipi tembam milik Jisung. "Aku yang bakal masak hari ini. "

"Hah? Kamu? Masak? " Sangsi Jisung. Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja mereka tidak sesering itu mengadakan kursus masak. Apa bisa Jisung percaya pada Minho?

Minho menarik Jisung agar duduk di pinggiran kasur. "Iya, gak usah sangsi begitu sama aku. Udah kamu duduk aja, perhatiin Chef yang asli masak. "

Jisung yang denger Minho bilang begitu langsung, "Nyenyenyenye. "

Tak dapat ditampik bahwa hatinya menghangat akan perlakuan manis dari Minho. Jujur sejak mereka mulai menjalin kasih, Minho menjadi sosok yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Seperti sekarang. Memangnya sebelumnya Minho pernah melakukan hal ini untuk orang lain? Tidak sama sekali.

Cukup aneh memang. Ya, bukannya Jisung gak mau dapat perlakuan kayak gini. Cuma, takutnya Minho kesambet atau gimana gitu? Kan bisa aja.




























































"Nih udah jadi. " Ucap Minho sembari menyajikan hasil masakannya dimeja. Pastinya setelah perjuangan panjang nanti beratㅡmenurut seorang Lee Minho (bukan aktor).

Minho menghembuskan napasnya kasar lalu menyeka butir-butir keringat di dahinya. Namanya juga gugup, jarang masak abisnya.

"Buset, kayak lari lapangan aja keringetan. " Goda Jisung. Kayaknya si Minho capek banget gitu, padahal cuma masak telur doang. "Bercanda, zeyeng. "

Jisung tersenyum lebar sembari terkekeh. "Makasih, ya. "

Jisung yang tadinya udah duduk di kursi makan, berdiri lalu menatap Minho yang berdiri didekatnya.

Chup

Jisung mencium Minho tepat dibibirnya. "Makasih, ya untuk sarapannya. Sekalian sama morning kiss tadi. "

Sedangkan Minho, jangan ditanya dah. Seketika otak dia berhenti bekerja.

ㅡ  E N D ㅡ

Roomate • MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang