15 ¦ Seungmin pt. 2

3.6K 512 9
                                    










Happy Reading
Stay Safe gais...
Vote juseyo...

Saat ini, mereka sudah sampai didepan gedung Asrama milik Universitas tempat mereka menimba ilmu. Matahari benar-benar sudah meninggalkan tempatnya, digantikan oleh cahaya sang rembulan yang menerangi bumi serta berbagai lampu penerangan yang terpasang di pinggir jalan raya juga bangunan disekitar mereka.

"Bentar, lu belum jawab pertanyaan gua. "
Kening Chan berkerut bingung. Pertanyaan yang mana lagi? "Yang mana? "

"Bukannya lu tinggal bareng temen lu? "

"Lu berharap tinggal sama gua? Jangan mimpi. Lu kan masih jadi mahasiwa disini. Univ wajib tahu dong apa yang terjadi sama salah satu penerima beasiswa mereka. " Ucap Chan pedas seperti habis memakan cabe rawit setan secobek.

Perasaan Seungmin tersakiti, amat sangat dalam. Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu. Jika dilain hari dan lain masalah, mungkin Chan bisa mengatakan itu keras-keras didepan wajahnya. Tapi, tak bisakah ia berpikir terlebih dahulu sebelum berkata?

"Bercanda gua, sumpah. Gak boong. Gua beneran mau bantu lu. Gua gak tinggal sama siapa-siapa, kok. Kan bapak gua salah satu donatur sama kayak bapak Minho. Jadi, gua dapet perlakuan spesial dari pihak Univ dan gak ada peraturan khusus seperti anak lainnya. Ya, lu bisa tinggal sama gua. " Jelasnya yang buat emosi Seungmin berada di ubun-ubun.

Seungmin menggerakan rahangnya, menahan amarah. "Bercanda lu, gak lucu sumpah. Gua lagi begini, kalau bercanda dipikir lagi dong. " Serunya.

"Gua gak bermaksud, kok. Mana mungkin gua sejahat itu. Gua kan juga manusia. Lagipula, kapan lagi gua bisa tinggal bareng orang yang gua cinta? Apalagi orang yang modelan kayak lu. " Celetuknya santai yang buat Seungmin mendengus.

"Heh! Tungguin! Emang lu tau kamar gua dimana? " Seru Chan yang ditinggal Seungmin begitu saja memasuki gedung Asrama.

Seungmin menoleh kebelakang dan berujar, "Gak tau. Makanya, cepetan ayo. Udah malem. "



























Seungmin menunjuk sebuah sofa coklat terang didepannya, dan berkata "Gua tidur disini aja. "

"Jangan dong. " Tahan Chan. Ia tak tega melihat Seungmin tidur di sofa yang tak begitu empuk dan sempit. "Lu tidur di kasur aja. "

"Udah, gua tidur disini. " Ujarnya sambil menduduki sisi tengah sofa.

"Gua ingetin ya, gua yang tinggal disini dan ini temoat gua. Jadi, lu harus nurutin peraturan yang gua buat. " Ketusnya.

Lelaki manis itu tak ada henti-hentinya menggerutu karena Chan sama sekali tidak ingin mengalah dengannya. Seungmin hanya tak ingin membebani Chan, itu saja. Sudah dia menumpang, lalu diberikan semua yang baik untuknya.

Sepanjang malam itu sampai sebelum hanpir tengah malam, mereka berdua habiskan dengan perdebatan tentang lemari pakaian, meja belajar, rak buku, bahkan urusan Seungmin yang kekeh ingin tidur di sofa saja belum selesai. Kata Chan, ia sengaja melakukan ini agar terlihat rapi dan tertata. Tapi, tetap terhalang dengan masalah perut. Jadi, mereka putuskan untuk makan lebih dahulu dan juga membersihkan diri.

"Lu tidur aja kenapa sih? Tenang aja, gak pernah gua buat one night stand disini. Gua aja jarang kesini. " Chan masih mencoba meyakinkan Seungmin dengan berbagai argumennya.

Seungmin mengeryitkan keningnya. Bukan perihal Chan yang one night stand. "Lah? Kok lu jarang kesini? "

Chan mendudukan dirinya di pinggiran kasur. "Gua lebih banyak habisin malem di club. "

Merasa penasaran, Seungmin ikut memposisikan dirinya disebelah Chan. "Lu tau kan itu gak bagus buat lu? "

Kepalanya mengangguk membenarkan ucapan pria manis disebelahnya ini. "Ya, gimana lagi. Gua nyaman disana. Kalau lu, gimana? "

Dirinya mendongak menghadap kearah langit-langit, lalu mengendikan bahunya tak tahu. Ia belum ada rencana besar dalam waktu dekat ini. "Pastinya yang pertama, gua bakal nyari tempat baru dulu. Kedua, kayaknya gua bakal nyoba kerja part time. "

Dahulu, Seungmin sempat bekerja sembari kuliah. Namun, saat itu ia ketahuan oleh kedua orang tuanya. Jadi, sejak saat itu ia dilarang untuk bekerja. Lagipula orangtuanya tetap memberinya uang per bulan untuk biaya hidup disini. Selain memang fokus juga waktunya terbagi dua.

Chan bangga pada dirinya. Iya, dia bangga sekali karena menemukan rasa yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya pada seseorang seperti Seungmin. Dapat dikatakan, sebelumnya Chan tak pernah mencintai seseorang sejatuh ini. Ya, walaupun banyak rintangan demi rintangan yang harus ia hadapi demi mendapatkan hati sang pujaan hati.

"Part time?  Buat apa? "

Seungmin mendengus. "Ya, buat gua hidup lah! Kalau kagak gimana? Jadi, gua harus kerja dong. "

"Lu gak usah kerja. " Cegah Chan. Lah? Sapa luh?

"Napa lu larang-larang gua? "

Chan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "M-maksud gua, lu kerja aja disini sama gua. "

"Hah? "

"Iya, bersihin kamar sama masakin gua kek ngapain kek. Gua bayar, kok. Terus lu boleh tinggal disini juga. "

Seungmin malah makin pening dibuatnya. "Aduh, Chan. Sumpah deh ya, utang budi gua makin banyak dah ini. Gua gak mau ngerepotin lu. Ini aja udah cukup ngerepotin. "

Hening meliputi mereka sejenak sebelum akhirnya Chan kembali mengambil alih. "Yaudah, lu gak usah kerja. Tapi, lu harus tinggal disini bareng gua dan gua juga bakal bantu lu ngehemat. Pilihannya cuma itu aja. Sisanya, gak ada. "

"Apaan dah lu. "

"Udah, terima aja kenapa sih tawaran gua. Mayan tau, masalah gaji mah bisa dibincangkan nanti. "

"Eum, gua mau istirahat dulu boleh gak? Pala gua mau copot sumpah. Besok aja gua jawab. " Tukasnya lalu berlalu kearah sofa, tempatnya mengistirahatkan dirinya sementara malam ini.

"Lah? Kok lu tidur disitu? " Seru Chan yang melihat Seungmin sudah menyesuaikan posisinya dan menarik selimut untuk bersiap ke alam mimpi. Namun, yang dimaksud sepertinya sudah terlebih dahulu terlelap.

"Udah tidur dia? " Monolog Chan ketika melihat raut wajah Seungmin yang tertidur. Ia menelisik satu per satu ciptaan Tuhan tersebut dan berakhir membuat dirinya semakin jatuh pada pesona Seungmin. "Manis banget kayak pake biang gula. Eh, kalah manis biang gula juga. " Tambahnya.

Kakinya ia langkahkan pada tempat dimana Seungmin terlelap. Telapak tangannya melintas bolak-balik diatas wajah anak adam itu. Tak bergeming.

Chan menghela napasnya pelan dan mengulas sebuah senyuman tipis seperti goresan pensil di wajahnya. Kedua lengannya ia posisikan pada perpotongan betis dan leher seputih susu milik Seungmin, mengangkat dan memindahkannya keatas kasur juga menarik selimut hingga sebatas dada untuknya.

Setelah siap, Chan juga akan bersiap menyusul pria manisnya pergi ke alam mimpi.

"Besok gua diomelin gak ya sama Seungmin? " Pikirnya sebelum ia menutup kedua kelopak matanya. "Enggak kali, ya. Kan gua baik mindahin dia biar gak sakit badan dia tidur disitu. Eh? Kayaknya gua bakal kenak dah, firasat gua kuat nih. Ah, bodo ah urusan besok itumah. "

To be Continue

Roomate • MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang