28 ¦ Afternoon Talk

3.1K 497 44
                                    

Happy Reading
Stay Safe
Enjoy ❤




Hari sudah hampir Sore, namun Jisung sama sekali belum kembali ke Asrama. Ia masih menunggu seseorang. Orang itu pastinya adalah Minho. Sosok tupai itu hanya berdiri didepan ruangan tadinya. Tapi, karena dilihat masih lama kayaknya. Jadilah dia duduk aja dikursi panjang. Sembari menunggu sampai Minho selesai kelas.

Tapi kali ini ia tidak sendiri, dirinya ditemani Mingyu sejak tadi. Ya, mungkin permintaan Minho juga, entahlah. Mereka berdua duduk di kursi panjang yang disediakan. Suasananya tidak begitu canggung, karena mereka sudah pernah berbincang beberapa kali sebelumnya.

"Sung. "

Jisung hanya melemparkan tatapan 'kenapa?' pada Mingyu. "Eum, mungkin ini agak privacy. "

"Gimana ya, bilangnya? "

Jisung jadi penasaran. Kira-kira hal apa yang buat Mingyu saja sungkan untuk menanyakannya. "Gak apa, bilang aja. "

"L-lu masih cinta sama Minho? "

Deg

"H-hah? Apa sih maksud lu? " Tepis Jisung. Kok bisa tau sih? Apa sebegitu jelasnya kah dia suka sama Minho?

"Mungkin lu emang bisa tepis, tapi mata lu gak bisa bohong. " Mingyu menjeda sejenak ucapannya. "Tatapan lu, beda banget kalau ke Minho. Sebegitu sukanya lu sama Minho? "

Jisung masih tergagap, tidak tahu harus menjawab apa. Ia belum sedekat itu dengan Mingyu. Jadi, dirinya masih ragu untuk mengatakan yang sejujurnya tentang perasaannya.

Mingyu terkekeh melihat tingkah kelabakan Jisung. "Lu bisa cerita sama gua, kok. Gak bakal gua kasih tau Minho, tenang aja. Kita semua udah tau itu kok, ya kecuali si Minho goblok tuh. "

Tawa Jisung meledak ketika Mingyu menyebut Minho bodoh. Tapi, memang benar adanya. Buktinya, selama ini taktik yang ia jalankan, tidak berfungsi dengan baik. "Gak boleh gitu loh, Ming. "

"Dia emang pinter kalau masalah pelajaran, tapi kalau masalah cinta mah nol. " Ujarnya sembari membentuk angka nol dengan jarinya. "Bahkan, sampe sekarang aja dia masih ngiranya gua yang nyatet catetan dia. "

Kepala Jisung mengangguk perlahan, menyetujui pernyataan Mingyu akan Minho. "Yaudah, biarin aja itu mah. Paling Minho juga cuma nganggep itu biasa aja. "

"Iya sih, percuma juga gua bilang ke dia. Gak ada gunanya. " Senyum Mingyu mengembang, membayangkan sosok sahabatnya yang begitu bodoh. "Lu gak cape apa? "

Bola mata Jisung membola. "Cape kenapa? "

"Ngejar Minho yang semakin dikejar, semakin menjauh. "

Otaknya memaksa Jisung untuk merekap kembali hasil yang telah ia dapat selama ini. "Tapi jika direkap, enggak semuanya gagal. "

"Hah? Maksudnya? "

"Perlahan tapi pasti. Sekarang, Minho mulai menunjukkan perubahan sih. Ya, walaupun dikit juga. Tapi, gua udah puas kok begini juga. Setidaknya, gua nyoba kan? " Jelas Jisung.

"Bentar, berubah dibagian mananya? " Tanya Mingyu. Soalnya kan dia bener-bener gak tau. Apalagi, Minho juga jarang banget ceritain detail kalau lagi sama Jisung. Ya, iyalah dia aja gak nganggep itu spesial. Jadi, buat apa dia ceritain detail?

"Tapi, gua kurang yakin juga sih. Kayaknya pas itu, Minho kesambet apa gimana dah. " Bisa saja asumsinya benar. "Minho sekarang jadi bilang kayak 'Sung, lu lucu kayak tupai' gitu. " Ucap Jisung sembari menirukan Minho bagaimana melakukannya.

Setelah mendengar itu, Mingyu langsung berlutut dan menghadap ke langit. "Makasih, makasih banget. Akhirnya, sahabatku tidak bodoh lagi. "

Jisung shock liat si Mingyu sampe segitunya. "Heh, bangun. Diliatin orang lu, gak mau lu? "

Masalahnya, mereka sekarang masih di lorong Kampus. Pastinya banyak orang yang lalu lalang, walaupun sekarang udah Sore juga. Bener aja, diliatin dia. Banyak orang yang ngira Mingyu aneh.

"Hehe. Maap terlalu excited saya tuh. " Pria berkulit tan itu menepuk lutut celananya agar tidak ada pasir yang menempel.

"Kayaknya, gua harus makasih juga sama lu nih, Sung. " Netra Mingyu dan milik Jisung bertatapan satu sama lain. "Makasih udah bukain mata Minho. Walaupun nanti masih harus di colok lagi biar lebih melek. "

"B-buat apa makasih sama gua? "

"Ya, gua seneng kalau Minho jadinya sama lu. Bukan cuma gua sih, tapi yang lain juga. " Jelasnya yang semakin buat Jisung bingung. Apa sih maksudnya?

"Hah? Gimana? Gimana? "

"Nih ya, sejak lu makin deket sama Minho, kita semua jadi tau kalau lu itu suka sama Minho. "

"Sebenernya, kita awalnya sih kasihan sama lu. Apalagi kita tau bagaimana tuh anak kelakuannya. Pacaran teros. Tadinya, kita tuh pengen buat lu mundur tau. Cuma, gak jadi. Karena kita mikirnya, ah paling cuma bentar doang. Eh, siapa yang nyangka bakal keterusan sampe sekarang? "

"Jujur, awalnya kita semua gak ada yang sadar kalau lu itu suka sama Minho. Karena sebelumnya, Minho gak terlalu banyak bahas tentang lu. Cuma ya, sekedar roomate aja. "

"Tapi belakangan bulan ini, lu makin banyak dibahas sama Minho. Itulah titik yang buat kita sadar kalau lu mulai ngambil tempat di hidup dia secara gak sadar dan gak langsung. Terbukti dari bagaimana Minho memperlakukan lu. Yang paling jelas aja deh, dia udah berapa lama nge-jomblo lagi? Udah sebulan lebih. "

Selama mendengar penjelasan dari Mingyu, Jisung punya banyak pertanyaan yang muncul di otaknya saat ini. "Bentar, interupsi. Kenapa kalian mau bikin gua mundur saat itu? "

Mingyu menghembuskan napasnya. "Kita itu gak mau lu sakit hati gegara makhluk macem Minho. Kita tau lu itu orang baik, dan you deserve better than him. Kita semua kasihan banget sama lu pas itu serius. "

"Cuma, sekarang kita udah sepakat. Kita akan bantuin lu buat dapetin Minho. "

"Alasannya? "

"Lu udah lulus tes dari kita semua. Buktinya, lu masih tetap mau cinta sama Minho walaupun lu udah banyak kali disakitin secara gak langsung sama dia? Tapi, itu tetep keputusan lu juga sih. Mau terima bantuan kita atau nggak. "

"Tes apaan sih emang? Kalian gak ngapa-ngapain, kan? " Jisung jadi curiga nih jadinya.

Mingyu terkekeh menampilkan deretan gigi putih depannya. "Lu mikirnya kejauhan tau. Kita emang gak ngapa-ngapain sih jatuhnya, cuma ngawasin perkembangan kalian aja. Tes dari kita itu adalah 'Seberapa lama lu akan bertahan'. "

"Astaga, itu toh tesnya. Udah lulus kemana-mana gua mah. " Bangga sih Jisung. Namun, ia tau itu bukan sesuatu yang perlu dibanggakan sampai segitunya.

"Oh, masalah bantuan, mungkin sekarang sih enggak, tapi nggak tau nanti. Untuk sekarang, gua masih mau coba sendiri dulu. Yang penting sekarang, jaga Minho aja baik-baik. Jangan sampe dia sakit lagi, kayak kemaren. "

"Mau lu terima atau nggak bantuan dari kita, kita juga tetep bakal bantuin lu dalam mendapatkan hatinya Minho dengan colok matanya pake sumpit kali lah. Kalau belom belek juga, nanti gua colok pake solder biar manteb. "

Note :
Maksud disini bukan apa-apa ya, gais. Jangan salah sangka. Maksud dari dicolok pake sumpit itu artinya yang kecil dulu biar kebuka hatinya. Jadi, pelan-pelan gitu. Satu-satu. Kalau pake solder, langsung gitu loh. Bret bret bret aja tuh. Jadi bener-bener tertampar gitu langsung.

Tangannya mengusak rambut hitam miiliknya. "Hadeuh, bucin mah susah. Masih aja mentingin si Minho, perasaan lu gimana tuh? Bakal bertahan berapa lama? "

"Gak tau nih. Untuk sekarang sih, masih bertahan. Gak tau nanti gimana, liat aja nanti gimana. "

ㅡ To be Continue ㅡ

Roomate • MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang