19 ¦ Would you?

4.2K 569 40
                                    

Happy Reading
Stay Safe gais...

"Makasih banyak ya, Ming. " Jeda Jisung. "Oh iya, Ming. "

"Kenapa, Sung? "

"Gua boleh minta tolong bantuan lu, nggak? " Tanya Jisung ragu. Soalnya, takut Mingyu gak mau, nanti malu dia jadinya. "Boleh minta tolong catetin materi dikelas gak buat Minho? Soalnya kan, gak mungkin banget untuk besok kelas. "

Mingyu tercengang. Bagaimana Jisung bisa memiliki pemikiran yang jauh seperti itu? Ia saja tak terpikirkan hal besok. Anggaplah, Mingyu terlalu panik tadi. Namun, akhirnya pria berkulit tan tersebut menjawab dengan tersenyum. "Tentu saja, Sung. "

Sepeninggal Mingyu, Jisung segera masuk kedalam ruangan dan mengecek kondisi Minho. Ia sudah menyuruh pikiran dan hatinya agar tidak panik, namun tak ada gunanya. Rasa panik itu wajar, kan?

Minho tertidur disana dengan damai dan lelapnya. Oke, anggap saja hari ini adalah hari dimana tubuh dan pikiran pria itu sudah mencapai batasnya. Kenapa bisa ia tidak menyadari hal ini? Padahal mereka setiap hari bertemu. Tapi, kenapa Jisung tidak menyadari sama sekali hal ini?

Jisung jadi merasa bersalah pada Minho karena tak memerhatikan kesehatan lelaki tampan itu. Seharusnya, ia lebih perhatian lagi padanya. Tapi disisi lain, Jisung juga takut kalau ia akan membuat Minho tak nyaman.

Lelaki manis yang sedang berkutat dengan segala pemikirannya, memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu baru nanti ia teruskan. Setelah mandi, Jisung kembali merenung dan tenggelam dalam pikirannya di sebelah ranjang dengan kursi makan mereka.

"S-Sung. " Bisik Minho dengan suara seraknya yang untungnya terdengar oleh Jisung.

"Astaga. " Panik Jisung dan segera menyodorkan cairan bening dalam gelas dan membantu pria itu untuk menelan air tersebut.

"Masih pusing, Ho? " Tanya Jisung halus yang dijawab anggukan kecil olehnya. "Yaudah, istirahat dulu lagi. "

Baru Jisung akan beranjak untuk mengisi perutnya yang kosong. Tapi, tangannya ditahan.

"Gua gak sakit, jangan perlakuin gua kayak orang lemah. " Gumamnya lemah.

Jisung menaruh tangannya diatas tangan Minho. "Iya, enggak kok. Tapi, kamu butuh istirahat sekarang. Nurut dulu, oke? "

Selagi menunggu Minho agak pulih, Jisung melakukan penelitian tentang apa yang akan dia lakukan nanti setelah Minho bangun. Oh iya, jangan lupa ingatkan Jisung untuk makan siang sebelum gantian dirinya yang sakit.

Ting Tong

Aktivitasnya yang sedang mencoba untuk mengerjakan tugas yang semakin menumpuk terhenti sejenak akibat bel pintu kamar mereka Kira-kira yang datang pada saat seperti ini?

Saat membuka pintu, terpampanglah sesosok wanita berusia dipenghujung empat puluhan.

"Ini kamar Minho, kan? " Tanyanya sembari menetralkan napasnya.

Sontak, Jisung segera mengangguk sampai surainya berayun. "A-ah, silahkan masuk. "

Wanita itu langsung mendudukan bokongnya di sofa. "Hectic banget diluar sampai susah mau kesini aja. Sampai didepan pintu tau. "

Jisung menelengkan kepalanya kesamping. Bingung. "Kamu lucu banget sih. " Ucap wanita itu sembari mengusak surai hitam Jisung. "Iya. Tadi sempet nanya, katanya semuanya pengen jenguk Minho. "

Cepet banget nyebar kabarnya. Eh, tapi kok udah tiga jam loh ini? Mereka ngapain masih disana? batin Jisung.

"Silahkan minum. Maaf, cuma ada ini. " Ujarnya tak enak karena hanya menyjikan air putih dingin saja. Karena memang benar mereka belum belanja kemarin.

Roomate • MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang