11 ¦ Story Telling Time

4.4K 619 21
                                    

Happy Reading gaissss
Stay safe yaaaaa

"Berarti kali ini jatah kita dong? " Ujar Felix sembari menaik-turunkan alisnya bersamaan.

Seungmin tampak berpikir sebelum bergabung dengan Felix, "Eh, iya juga. Jadi, kemaren jadi ke rumah? "

Jisung mengangguk membenarkan ucapan Seungmin. "Iya, kemaren udah sekalian nginep sehari aja soalnya kan ada kelas hari ini juga. "

Baik Seungmin dan Felix saling bertukar pandangan satu sama lain. Saling melemparkan siapa yang akan bertanya kepada Jisung.

Namun, akhirnya Seungmin memutuskan untuk mengalah dari Felix. "Eum, Minho ngasih apa? "

"Bentar, bentar. " Jeda pria bule tersebut sambil mengendus udara disekitarnya. "Lu pake parfum baru? " Terkanya.

Rona merah tampak menjawab pertanyaan Felix dengan jelas sembari mengangguk perlahan.

"Serius? " Felix heboh parah. "Makin up aja nih hadiahnya. Gimana rasanya? "

"Eh, ceritain dong lengkapnya. " Tambah Seungmin yang penasaran juga sebenarnya.

Pria berupa tupai itu mulai menceritakan seluruh kejadian secara kronologis dan tanpa dilompat. Tampak Seungmin dan Felix memiliki pemikiran yang sama satu sama lain.

"Gila. Serius? " Komentar Felix setelah mendengar pernyataan Jisung tentang Minho yang hanya memberinya hadiah tumbler.

Yang ditanya hanya mengangguk. "Pasti dia ada alasannya kan ngasih kedua barang itu? " Pikir Seungmin. Emang Seungmin paling dewasa dah.

"Katanya sih kalo parfum, karena gua cocok sama baunya dia bilang. Kalau tumbler, dia bilang supaya gua banyak minum dan biar gua gak sakit. " Jelasnya mengingat perkataan Minho dua hari yang lalu.

Kedua lawan bicara Jisung bertatapan lama dan Felix berkata, "Lu mikir yang gua pikir, kan? "

Hampir saja Seungmin akan mengangguk. Namun, ia urungkan niat tersebut. "Tahan dulu, gua gak mau percaya begitu aja. Gua mau liat dulu ah. "

"Liat apa? " Sahut Chan yang tiba-tiba datang dari belakang Seungmin dan pastinya tanpa sepengetahuan mereka bertiga. "Hai Seungmin. " Sapanya ramah dan duduk disamping Seungmin.

"Oh iya, Sung. Happy Birthday, ya. Maap baru ngucapin sekarang. " Sambungnya sembari tersenyum menatap Jisung.

"Makasih ya. "

"Parah bener gua kagak di sapa. " Seru Felix yang tidak terima diperlakukan tak adil oleh Chan.

"Lagi ngomong apaan sih? " Tanyanya penasaran. "Abisnya gua liat tadi, kalian serius banget. "

"Gak. " Ucap Felix dan Seungmin bersamaan. Sedangkan Jisung, memilih untuk diam saja.

"Oh iya, Sung. Katanya si Minho gak bisa jemput lu. Dia mau jalan sama si Jennie, tau kan lu? "

Bola mata Seungmin hampir keluar ketika mendengar Chan mengatakan hal itu dan sontak memukul lengannya dengan keras yang membuat empunya menjerit kesakitan. Sedangkan Felix, hanya melayangkan tatapan iba pada Jisung.

Baru kemarin dibawa terbang, sekarang sudah dijatuhin lagi ke dasar jurang. Kurang lebih seperti itulah isi batin Felix. Baik Seungmin maupun Felix, hanya menatap Jisung.

"Goblok banget si guguk. " Umpat Seungmin pada Chan disebelahnya. Sedangkan yang diumpati, hanya melayangkan tatapan polosnya.

"Hadeuh. " Eluh Seungmin.

"Yaudah, gua anterin dah. Mumpung gua gak ada kelas. " Ucap Chan berbaik hati.

"Gak usah, Chan. Nanti diomelin Minho lu nya. " Tolak Jisung halus.

"Hah? " Ujar ketiga makhluk adam tersebut bersamaan.

"Diomelin gimana? " Tanya Chan bingung.

"Emang disuruh sama Minhonya anterin gua? " Chan menggeleng. "Nah, yaudah. Nanti bukan lu doang yang kena omel, gua juga. " Sambungnya.

"Lah kenapa? " Sahut Felix yang masih tak mengerti.

Jisung menghembuskan napasnya kencang sebelum menjelaskan lebih lanjut. "Jadi, Minho bakal marah kalau misalkan gua pulang bareng dia, kalian berdua, tukang ojek dan sejenisnya, sama keluarga. Artinya, gua mau naik ojek aja. "

Kali ini bukan hanya Seungmin dan Felix yang terkejut mendengar ucapan Jisung, bahkan Chan juga ikutan tak menyangka dengan apa yang ia dengar barusan. Tenyata, Minho itu posesif sekali gengs.

------------

Indera pendengarannya menangkap sesuatu yang tidak asing. Suara dari orang yang membuka pintu. Maka, segera ia ubah pandangannya kearah pintu. Itulah oknumnya yang baru jalan-jalan bersama mantannya.

"Sung, udah makan belom? Nih gua bawain lu. " Ucapnya sembari melepaskan sepatunya didekat pintu.

"Taruh aja disitu dulu. " Jawab Jisung jutek nan cemberut. Boleh dibilang, daritadi itu dia cemburu mikirin Minho date sama Jennie.

"Jutek amat? Napa lu? PMS? "

Sumpah, Minho otaknya sudah pindah ke tumit apa bagaimana. Dia itu laki tau. PMS darimananya?

"Gua laki tau. " Sahut Jisung marah.

"Iya, tau. Maaf, bercanda doang tadi. " Ucapnya merasa bersalah melemparkan candaan tidak pada waktunya. "Gua mandi dulu, nanti kita beresin. "

Selepas mandi dan dengan surai hitamnya yang masih basah, mendudukan diri disofa sebelah Jisung.

"Kenapa? Ada yang salah? Gua ada salah? " Tanyanya bingung.

Jisung hanya menggeleng. Namun, hatinya kesal-sangat kesal malah. Hanya karena pria yang tak ia miliki berjalan bersama wanita lain. Seharusnya, ia bisa sadar diri.

"Apa karena gua jalan sama Jennie gak bilang sama lu langsung? " Tebak Minho yang masih berusaha mengikis rasa kesal Jisung terhadapnya.

Iya, itu lu tau. Tapi, harusnya gua gak boleh marah kan? Kan gua gak punya hak apa-apa sama lu.

"Gak, kok. Gua lagi banyak pikiran aja. Sini gua bantuin. " Celetuk Jisung sembari mengambil handuk yang berada dipundak pria itu.

"Banyak pikiran kenapa? " Tanya Minho penasaran. Karena, tidak biasanya Jisung akan berkata bahwa ia banyak pikiran.

Jemarinya mengusap surai milik Minho dengan handuk perlahan. "Tugas, biasa kok. "

Pria itu mengeluarkan ponselnya dan bermain game disana. Bukan hanya jemarinya yang heboh bergerak. Tapi, kepalanya juga sampai satu badan.

"Yang diem dong. " Kan memperlambat pekerjaan Jisung.

"Yeyyy. Menang, Sung. Nih, liat nih. " Pamernya sampai layar ponselnya hampir menempel dengan wajah Jisung sangking dekatnya.

"Iya, iya menang dah. Udah tuh. Langsung tidur sana, udah malem juga. Lu pasti capek, kan? "

Minho mengangguk. "Emang lu paling ngerti gua dah. Good night. "

"Good night, too. "

To be Continue

Roomate • MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang