Sinar matahari yang menyelinap diam-diam melalui tirai jendela ke kamarnya membuat sang empu yang tengah tertidur menjadi terbangun.Netranya menangkap satu sosok yang sedang berdiri dengan pakaian rapi diujung kasurnya. Berbanding terbalik dengan dirinya yang masih menggunakan piyamanya yang bewarna biru muda ditambah juga dengan rambutnya yang mencuat kesana-kemari.
"Tumben bangun pagi? " Tanyanya sembari mengubah posisinya menjadi duduk.
"Pagi darimana? Ini udah siang, noh liat. " Sahutnya dan menunjuk pada jam dinding yang bertengger di dinding. Pukul sebelas siang.
Jisung mulai merapikan selimutnya dan berkata, "Maksudnya itu, biasanya lu tengah hari baru bangun. Gak biasanya. "
"Hari ini kan weekend, woi. Gua mau date lah. " Jelasnya.
"Oh. " Jawab Jisung dengan nada yang datar. Ia sudah tahu akan jadi seperti ini. Harusnya ia tak tanyakan tadi. Jisung mengutuk mulutnya karena pertanyaan tersebut meluncur begitu saja dari bibirnya tanpa adanya kompromi dengan otak. Akhir pekan adalah jadwal bagi Minho untuk kencan dengan gebetan maupun pacarnya.
"Jangan mabok. Inget lu, awas aja kalau sampai mabok lu. Gua gak kasih masuk lu. " Ancam Jisung.
Sebenarnya jika Minho hanya sekedar mabuk biasa dan hanya sedikit mengigau sih, Jisung tak masalah. Yang menjadi masalah adalah kalau Minho sudah mabuk, pasti bakal melantur dan bersikap aneh bin ajaib. Kan mau gak mau, dia juga yang ngurus.
Minho melirik ke arahnya. "Galak amat lu, udah kayak Mama gua. Gak kok, babe. Tenang aja. "
Jisung yang dipanggil dengan sebutan seperti itu, langsung memerah seketika. Rona merah mulai menjalar di area pipinya. Ia segera mensiasatinya dengan berdiri merapikan kasurnya.
Jisung menetralkan dirinya terlebih dahulu. Pagi-pagi saja Minho sudah membuat jantungnya tidak karuan. "Gua kan peduli sama lu. Makanya, gua ngomong begitu. "
"Iyaaaa, sayangku. Kalo gitu, gua pergi dulu, ya sayangkuu. " Pamit Minho yang sudah selesai memakai sepatunya didekat pintu. Minho dengan mulut manisnya.
"Oh iya, hari ini kayaknya bakal pulang malem dan gua bakal makan di luar. Tebak kali ini gua bakal ngedate sama siapa? " Tuturnya sebelum membuka pintu.
"Siapa? " Tanya Jisung penasaran. "Yeonwoo? " Terkanya.
"Ih, Yeonwoo. Manja. " Jawabnya sambil mengingat kencannya minggu kemarin dengan Yeonwoo. "Salah. Yang bener, Jeongyeon. "
Jisung membolakan kedua matanya. "Jeongyeon yang tomboy dari fakultas Manajemen? Serius, Lu? "
"Iya, yang itu. Ya, apa salahnya dicoba? Santai aja kali. Bye. " Ucapnya santai lalu Minho menghilang dibalik pintu.
Tekanan batin tinggal sama Minho itu. Minho dengan segala rayuan dan gombal recehnya yang selalu berguna di kalangan perempuan. Menjadi teman sekamar dari Minho tak semudah itu. Mengingat dia memiliki banyak penggemar yang tersebar diseluruh fakultas. Menjadikan Jisung yang teman sekamar Minho sebagai perantara hadiah yang mereka kirimkan.
Jisung berjalan menuju jendela lalu membuka tirai transparan tersebut. Membiarkan cahaya masuk ke dalam.
Dirinya terdiam dan termenung mengingat ucapan Minho tadi. Harusnya ia bisa tahan dengan hal ini. Mengingat berganti-ganti wanita untuk diajak kencan mungkin sudah menjadi salah satu hobinya. Benar apa yang dikatakan Minho, dirinya sudah mengenal Minho sejak di tahun pertama.
"Huft. " Jisung menghela napas.
Minho membuka pintu kamar mereka secara mendadak dan hanya memunculkan kepalanya saja. "Sung, gua lupa. Gua beliin lu makanan tuh didapur. "
"Makasih, ya. " Ucap Jisung.
Nah, kan. Minho itu selalu berhasil menarik ulur hati seseorang. Termasuk, dirinya.
Next or Nah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Roomate • MinSung
FanfictionM I N S U N G A R E A [ b x b a r e a ] 2 - #minsung (2020/12/23) 1 - #minho (2020/10/18)