13. Gracia! Gracia! Gracia!

8.9K 504 43
                                    

Haii,

Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.

Selamat baca yaaa.

****


"Shan, aku tuh ga pernah ngelarang sedikit pun kamu mau dekat siapapun. Itu hakmu, itu nalurimu, kembali lagi ke diri kamu sendiri, kalau di sampingmu masih ada aku." Gracia berkata demikian, dirinya sedang duduk di rooftop basecamp tempat para member. Menenangkan hati yang sedikit gusar, akibat seseorang yang baru saja menghampirinya beberapa menit lalu.

"Gee, tadi aku ga asyik berduaan aja kok sama kak vienny, cuma emang kebetulan pas kak putri bikin story, kak vienny lagi nanya bajunya cocok atau engga. Terus pas di cocokin ternyata kekecilan jadinya kita ketawa, soalnya kak vienny mau banget baju itu dan ternyata gaada ukuran lain tinggal itu. " Ungkap Shani jujur, ia sedang berdiri di depan gracia yang kini sedang terduduk sambil menunduk di sebuah kursi.

Tadi siang sempat shani jalan bersama henri, kakaknya. Karena ada sesuatu yang harus di beli untuk keperluan rumah. Tapi saat setelah belanja, ia tak sengaja bertemu dengan vienny, yupi dan juga kak putri yang baru saja keluar dari tempat makan dan ingin berbelanja baju. Alhasil, shani ikut bergabung bersama mereka. Kebetulan juga nanti sore ada latihan, membuatnya ada teman untuk pergi ke tempat latihan bersama.

Selama berbelanja, shani tidak memainkan handphonenya karena batrenya sudah hampir habis. Sial memang, kenapa merk handphone se-terkenal ini bisa boros sekali.

Dan gracia melihat instastory milik kak putri, dimana ada tiga video unggahannya yang berisikan ia sedang berbelanja. Tapi sepintas terlihat dari video tersebut, bahwa shani dan juga kak vienny tengah asyik bercanda berdua sambil memilih baju dan mencocokkannya satu sama lain, mood gracia seketika berubah meski ia belum tau kejelasan dari video tersebut.

Perasaan sensitif dan insecure dalam diri gracia semakin hari semakin besar, entah, sejak di pasangakannya shani dengan vienny membuat semua orang tertarik dan teruju pada mereka berdua. Seakan banyak yang menyebutnya sebagai couple yang pas dan cocok.

"Iya aku percaya kamu ci."

Shani mengelus kepala gracia dengan begitu lembut, meski gracia berkata seperti itu. Shani tau, bahwa gracia tidak sepenuhnya percaya pada apa yang baru saja shani katakan.

"Kalau kamu percaya, lihat aku."

Dengan ragu gracia mendongkakan kepalanya. Dari tadi ia menatap lantai kini ia menatap perempuan berwajah bidadari bumi, sedang tersenyum begitu mengembang terhadapnya.

Yesus, shani cantik banget banget banget.

"Jangan mikir macem-macem ya?." Shani berujar begitu lembut. Ia sedikit menundukkan badannya, agar wajahnya sejajar dengan gracia. "Percaya aku terus gracia." Sambungnya.

Gracia tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya.

"Bilang apapun yang kamu pikirkan sama aku, ya?."

"Engga janji."

"Iya-iya, kalau kamu mau aja, baru berbagi sama aku, iya?."

"Iya."

Gracia gemas sekali, semakin bertambahnya umur gracia, semakin membuatnya tambah greget. Sikap kekanakan, manja, posesif itu terkadang membuat shani ingin menguyel pipinya.

"Udah makan?." Tanya shani, sambil menarik kedua tangan gracia agar ia berdiri.

Keduanya berhadapan satu sama lain, keduanya saling bertatapan. Menyelami kedua mata tanpa niat mengalihkannya.

Shani Untuk GraciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang