Haii,
Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.Selamat baca yaaa.
****
"Bentar lagi Anin ulang tahun, aku mau cari kado buat dia Ci. Kamu mau bantu aku?" Gracia menatap Shani yang kini sedang berbaring di samping-nya. Kebetulan hari ini ada kegiatan nanti sore, Gracia menghampiri Shani dan menunggu sampai kegiatan itu di rumah Shani, sekalian berangkat bareng bersama Om Natio.Shani yang sedang menonton drama itu kini mem-pause dan menghadapkan tubuh-nya pada Gracia, "Boleh, mau kapan?"
"Besok aja gimana? Sebelum latihan, aku nanti ke rumah kamu kaya tadi aku nyampe ke sini."
"Iya terserah kamu, aku ikut aja. Sekalian bareng aja beli kado-nya, aku juga belum nyiapin."
Gracia masih menatap Shani dengan lekat. Menatap wajah samping yang kini sudah memfokuskan pandangan-nya pada layar handphone. Ia tak mengedipkan mata-nya Sampai mata itu terasa perih dan memaksanya untuk berkedip.
Ia tak sadar, seutas senyum kini hadir dan membuat-nya salah tingkah saat menatap Shani selama ini. Uh, kayaknya ini menarik untuk menjadi hobinya, selain bersandar pada bahu, sepertinya menatap Shani akan menjadi hal yang akan sering ia lakukan.
Pandangannya tiba-tiba menggelap. Tak sadar jika Shani kini sedang menutup pandangan Gracia dengan sebelah tangannya tanpa mengalihkan tatapannya pada handphone, "Jangan liatin aku Ge, malu."
Gracia terkekeh, menyingkirkan lengan Shani agar Gracia bisa menatap Shani kembali, "Ci, bener kata orang. Kamu tuh cantik banget tau, kamu bukan manusia ya?" Tanyanya dengan tampang polos.
"Eh--apaan si. Pertanyaan macam apa itu Ge, udah ah. Buaya ungu mulai beraksi ini mah."
"Padahal aku ga buaya.." Ujarnya, mengerucutkan bibir bawahnya dan memeluk guling Shani, "Tiap hari nempel sama kamu terus masih aja aku di sebut buaya."
"Iya nempel, nempel sana-sini!"
Gracia mendengus, Shani-nya acuh. Tak mau memperburuk keadaan yang membuat mood-nya hancur, kini Gracia bangkit dari tempat tidur. Shani hanya melirik sekilas pada Gracia yang kini berjalan menuju kamar mandi. Tak berselang lama, Gracia kembali dan mengambil handphonenya yang berada di atas tempat tidur.
"Mau ke mana?" Suara Shani terdengar, kini Shani melihat pada Gracia yang akan keluar dari dalam kamarnya.
"Cari pacar yang lebih cantik!"
Bruk!
Setelah mengatakan itu Gracia menutup pintu kamar Shani dengan keras. Sementara Shani? Mengejar Gracia? Tentu tidak, ia kembali menyamankan posisi tidurnya dan melanjutkan menonton drama episode selanjutnya yang baru saja terputar.
Nonton drama kali ini lebih penting dari Shania Gracia Harlan!
Waktu terus bergerak, kini waktu menunjukkan pukul lima sore. Shani melirik Gracia yang kini berjalan di sampingnya, dirinya di abaikan sejak tadi siang, membalas dendam katanya sudah di cuekin.
Keduanya saling melirik secara bergantian, tapi memang dasarnya manusia di sebelahnya ini minus kepekaan, membuatnya lebih memilih menyemil keju kotak daripada mengajak ngobrol Shani.
"Beneran masih marah?"
Yang di tanya tak menjawab, malah sekarang melahapkan keju yang tersisa sedikit di tangan. Mengambil lagi keju yang masih tersisa tiga lagi pada tas, lalu di buka dan memakannya kembali. Dengan pasrah, Shani menarik lengan Gracia dan melingkarkan di tangan Shani.
