Part 34

4.6K 429 34
                                        

Haii,

Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.

Selamat baca yaaa.

****

Kaki jenjangnya dari tadi terus berjalan maju dan mundur, tak henti dirinya terus menerus berjalan, tidak ada capeknya. Padahal, sedari tadi sudah di katakan untuk duduk dan sedikit tenang, tetapi dirinya sangat abai, wajah khawatirnya kini tercetak jelas pada mimik muka perempuan ayu ini.

Di beri kabar, bahwa Gracia tadi terjatuh saat latihan. Di salah satu setlist di antara tiga setlist yang akan menampilkan tampilan perdana mereka sebentar lagi itu, Gracia dan Shani di team yang berbeda. Membuat keduanya memiliki sedikit waktu untuk berinteraksi, apalagi, beberapa hari sejak itu, hubungan Gracia dan Shani belum membaik.

Gracia-nya masih ingin sendiri, meski ada kalanya Gracia mau di temani oleh Shani, tapi banyak tidak maunya.

Tapi, untuk kali ini Shani tidak tahan lagi. Yang seharusnya jadwal latihan masih nanti malam, kini dimana hari masih siang menjelang sore, Shani sudah berada di basecamp.

"Kak, gimana kondisi Gracia? Gapapa kan ya? Aku mau lihat dong," Suara pintu terbuka, dimana Rendy dan Putri keluar dari ruangan, membuat Shani menghentikan langkahnya dan menghampiri keduanya.

"Loh kamu di sini? Latihan setlist yang hari ini kan kamu masih nanti malam."

"Tadi aku di kabarin anak-anak di grup Gre jatuh, makanya aku susul kesini. Jadi dia gimana?"

"Dia gapapa, tapi buat kali ini dia ga akan latihan dulu. Kalau mau lihat kondisi, masuk aja Shan."

Setelah mendapat persetujuan, Shani masuk ke dalam salah satu ruangan dengan pelan, meninggalkan Rendy dan Putri yang sepertinya melanjutkan kegiatan mereka terhadap para member.

Terlihat Gracia sedang mengurut kakinya sendiri di karpet tebal dengan bantal dan boneka di sekelilingnya. Dapat juga Shani dengan suara rintihan tertahan dari bibir Gracia.

"Gee," Panggil Shani, menghampiri Gracia dan duduk di depannya. Mengambil alih untuk mengurut kaki kiri Gracia dengan tangannya, "Sakit banget ya? Kita pulang aja ya? Biar kamu istirahat."

Gracia menatap tak percaya pada apa yang di lihatnya. Bagaimana Shani tiba-tiba bisa di hadapannya? Kapan dirinya masuk dan duduk secara tiba-tiba?

Apakah ini benar Shani?

"Huh, kamu dari kapan Ci? Kok tiba-tiba ada di sini?"

"Itu ga penting. Yang penting, gimana kondisi kamu sekarang?"

"Aku baik-baik aja Ci, ga perlu ke rumah kok, aku mau di sini aja. Bosen juga di rumah nanti."

Shani menatap Gracia, ia menghela nafasnya. Sangat capek dengan Gracia akhir-akhir ini. Shani kadang di buat kalang kabut dan hati yang tak tenang, jika sosok manusia di depannya ini tak ada informasi mengenainya sama sekali.

"Pulang dari sini, kamu nginep di aku. Okay? Besok kita ada kegiatan dari pagi."

"Tapi belum izin aku, nanti deh Kapan-kapan aja?"

Dengan segera Shani mengambil handphone dalam saku, mengetikkan sesuatu pada handphone dan kembali menaruhnya, "Udah di izinin dan pasti di izinin. Malam ini, kamu nginep."

"Tapi-"

"Kali ini gaada bantahan Shania Gracia."

Gracia hanya menganggukkan kepalanya, tak berani membantah Shani kali ini, meski dalam kondisi apapun dia dengan Shani, Shani tetap berusaha meredakan mood dan amarahnya, meskipun tak jarang juga mereka harus beradu mulut.

Shani Untuk GraciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang