Hai,
Selamat bacaaa.
****
2015.
Tidak terasa kini member generasi tiga JKT48 sudah berada disini selama satu tahun. Dan hampir selama setengah tahun ini mereka terus berlatih dan menunjukkan sisi keperibadian masing-masing. Kini aura-aura yang terpancar dari tiap member sudah mulai terlihat.
Dua minggu yang lalu, semua member generasi tiga itu sudah menaiki sebuah team, dari trainee atau academy kelas A kini semuanya sudah berada dalam sebuah team T, dengan captain haruka nakagawa. Mereka sangat senang, karena akhirnya penantian mereka sudah terbayar. Tapi, di lain sisi mereka sedih, karena sebagian dari teman seperjuangannya memilih untuk berhenti dan keluar dari sini.
Gracia, perempuan pendek itu sekarang banyak berbaur dengan yang lainnya, sikapnya yang sangat menyenangkan dan juga pandai dalam pertemanan membuat ia tak kesusahan untuk saling akrab dengan yang lain.
Shani, sedangkan perempuan tinggi itu kini sedikit demi sedikit mau membuka diri untuk berbaur dengan yang lainnya. Terkadang ia juga di paksa gracia untuk bergabung dengan yang lainnya.
Kini mereka tengah bersiap-siap untuk show theater yang di mulai dua jam lagi.
"Hamids!." Panggil gracia pada seorang perempuan sepantaran dirinya yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
Hamids atau yang bernama asli nina itu tersenyum ke arah gracia. Lalu dirinya menghampiri dan duduk di sebelahnya.
"Kenapa manggil?." Tanya dirinya sambil membenarkan beberapa helai rambut yang menghalangi penglihatan gracia.
"Gapapa, cuma minta temenin aja." Ujar gracia sambil tersenyum.
"Loh, kan itu ada Shani samping kamu." Ujar Nina heran.
Gracia melihat ke arah samping dan ternyata benar, udah ada Shani di sebelahnya tengah memainkan handphone. Perasaan gracia, tadi tidak ada siapa-siapa di sebelahnya, kenapa sekarang ada shani?.
"Ci shani." Panggil gracia.
Shani yang merasa dirinya di panggil itu kini menghentikan gerakannya pada handphone tersebut dan melihat ke arah gracia.
"Ada apa ge?." Tanya shani.
"Sejak kapan cici di samping aku? Kok aku gatau?."
"Dari tadi kok, males ngomong aja." Ujar shani begitu enteng.
Gracia hanya ber-oh ria, kemudian dirinya melihat ke arah Nina lagi dan mengobrol dengannya. Yang membuat shani hanya bisa menahan dirinya. Gracia begitu akrab dan tertawa lepas.
Sakit ternyata.
Selama satu jam shani terus berada di sisi gracia. Entah kenapa, hatinya memilih untuk tetap berada dalam jangkauan perempuan bertubuh mungil dan ceria itu. Tak mau jauh, pokoknya tak mau.
Sampai akhirnya mereka perfome, dengan enerjik dan ceria. Hampir dua setengah jam tampil, akhirnya selesai juga. Semua member pada membereskan barang mereka masing-masing.