Haii,
Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.Selamat baca yaaa.
****
Menaiki motor dan melajukannya dengan kecepatan sangat pelan. Berhati-hati si perempuan penyuka ungu ini mengendarai si jagoan neon di sekitaran komplek perumahan. Tadi, tiba-tiba saja Gracia ingin sekali berjalan-jalan sore mengelilingi komplek dengan jagoan neon hitam milik Aten. Untung saja sang pemilik membolehkan dengan senang hati.
"Ih anak anjing, lucu banget." Katanya saat menoleh ke arah kiri. Tepatnya pada Anjing kecil Bichon Frise berwarna putih sedang di bawa oleh seorang remaja perempuan sambil berjalan santai.
Gracia menghentikan motornya, memarkirkan motornya pada tepi jalanan. Dirinya berlari kecil pada Anjing dan pemiliknya, "Ih gemes banget.." Katanya, ia melihat ke arah sang pemilik yang kini tersenyum melihat Gracia, ".. Boleh aku pegang ga?" Tanya Gracia.
Perempuan itu tertawa saat melihat ekpresi berbinar Gracia yang menatap peliharaannya begitu lekat, "Tentu Kak, foto berdua juga boleh. Asal jangan di bawa pulang aja."
"He he, aku juga punya tau di rumah. Anjing Poodle tapi."
"Ah iya kah? Sepertinya lucu dan menggemaskan seperti yang punya."
Kali ini Gracia yang tertawa, "Bisa aja nih kamu. Oh iya, nama kamu siapa?"
"Aku Tania Kak, Kakak Gracia kan?"
"Loh, kamu kenal aku?"
"Siapa sih yang ga kenal kakak? Aku tau kali Kakak member JKT48. Btw, rumah kita itu cuma beda blok aja tau."
Kini keduanya jalan beriringan menyusuri jalanan komplek yang begitu sepi. Tali pengait pada Anjing itu sudah berganti tangan, kini Bichon Frise menggemaskan itu berada anteng sesekali melirik ke arah Gracia yang berada di sampingnya.
"Eh tunggu bentar, aku kelupaan sesuatu.." Katanya, berhenti sejenak sambil mengeluarkan handphone di dalam saku celana joger parasut hitam miliknya.
Memencet icon panggilan saat dirinya sudah menemukan kontak seseorang yang di tuju.
"Halo Aten, ambil motor di Blok C, Cici pulang jalan Kaki aja. Mau keliling sama temen." Ucap Gracia saat Aten mengangkat teleponnya. Tanpa menunggu jawaban dari sang adik, Gracia sudah mematikan sambungan teleponnya.
"Yuk jalan lagi Tan, Ke taman komplek sore-sore begini enak kayaknya."
Tania menganggukan kepalanya. Ah, mereka sekarang tampak begitu akrab. Seolah mereka melupakan bahwa mereka baru saja berkenalan beberapa menit yang lalu. Mungkin saja pembawaan keduanya yang begitu terbuka dan gampang akrab dengan orang, membuatnya tak susah-susah untuk mencari teman baru.
Gracia melirik sekilas pada Tania, "Kamu sekarang sekolah atau kuliah?" Tanyanya membuka obrolan.
"Kuliah kak, baru aja masuk he he. Maba aku ini."
"Kuliah di mana?"
"Multimedia Nusantara kak. Kalau kakak sendiri?"
"Aku di Jakarta Utara, itu loh yang bapaknya tokoh Ekonom." Katanya sambil tertawa, "Semester akhir. Lagi pusing-pusingnya ini."
"Curhat ya Bund."
Keduanya tertawa, menyusuri jalanan komplek di sore hari sambil menikmati senja yang mungkin sebentar lagi akan terlihat. Meski tak seindah di tempat-tempat romantis, tapi Gracia masih bisa melihatnya. Warna dari awan sore sudah mulai berubah warna seiring matahari yang mulai turun perlahan pada permukaan.