Haii,
Yuk vote dulu, pencet bintangnya,
._.Selamat baca yaaa.
*****
"Tuhan, berantakan banget ini kamar." Gumam seseorang sambil memegang kepalanya dengan kedua tangan. Mengedarkan pandangan ke segala sudut kamar. Tampak banyak sekali kertas-kertas yang tergeletak dan juga beberapa buku dan novel yang tempatnya tak tentu arah, tidak tersusun dengan rapih seperti biasanya.
Ia berjalan, menghampiri rak-rak yang biasa menyimpan buku, novel dan juga masker-masker, "Ck, Shania Gracia kenapa sih?! Kenapa ga cek kalau maskernya udah ga bisa di pake lagi coba."
Ngomel-ngomel terhadap diri sendiri memang sudah menjadi kebiasaan. Entahlah, memang dirinya ini sangat ceroboh dan juga pelupa. Biasanya tiap bulan selalu ada yang mengingatkan untuk dirinya merapihkan baju, sepatu ataupun alat-alat makeup.
Salahkan Shani, dirinya itu belum memberi tahu Gracia kalau sudah waktunya berkemas dan membersihkan barang-barangnya yang begitu banyak ini. Biasanya Shani selalu rutin untuk memberi tahu, tak jarang juga dirinya sengaja ke rumah Gracia untuk membantu.
"Aaak Ci Shani, makeup aku juga pada habis.." Keluhnya saat ia membuka tas kecil yang berisikan semua makeup-nya.
Ia mengambil handphone yang ada di atas kasur. Membuka dan mencari kontak Shani Indira itu untuk di hubungi.
"Halo Ge.." Suara itu terdengar pada deringan ke-empat.
"Kok diem? Ada apa telpon?."
Gracia cepat-cepat menyusun rapih barang-barang itu di rak. Setelah semuanya selesai, ia duduk di tepian ranjang. Menempelkan handphonenya tersebut pada telinga, "Cici.."
"Kenapa sih? Kok suaranya kaya mau nangis? Kamu kenapa, Ge?"
"Makeup aku habis, masker-masker aku juga udah gabisa di pake Ci Shani.." Adunya.
"Kamu lagi beresin kamar?"
"Iya, ini barusan baru beresin rak-rak. Terus liat masker sama makeup udah habis."
"Kenapa baru di bersihin sekarang sih Shania Gracia! Kan aku udah bilang beresin kamarnya."
Gracia menjatuhkan tubuhnya menjadi tiduran, menenggelamkan wajahnya pada bantal, "Kamu ga bilang suruh aku beresin kamar." Katanya dengan suara tertahan.
"Aku bilang Ge, kamu aja yang ga dengerin aku ngomong, makanya kalau aku ngomong itu denger jangan asyik liat-liat tiktok."
Ih kok jadi di marahin? Padahal kan tadi niatnya mengadu agar Shani bisa membantu dirinya. Kenapa sekarang jadi begini sih!
"Yaudah aku salah, maaf."
"Ya emang kamu salah."
"Jangan marah-marah ih. Kok akunya jadi di marahin?"
Shani menghela nafasnya, "Sekarang beresin kamarnya, rapihin. Jangan sampai mamah kamu liat kamar kamu belum rapih terus malah dia yang beresin."
"Iya ini mau, mau di beresin."
"Kumpulin masker-maskernya, buang langsung. Nanti aku temenin belanja sebelum ke basecamp."
"Iya, nanti aku kabarin kalau udah mau jalan ke rumah kamu."
"Hm."
Setelah mengatakan itu, Shani langsung memutuskan sambungan teleponnya. Gracia mendengus sebal, menatap layar handphonenya sambil menggerutu tidak jelas.
