Request AyenNoona2
Enjoy~
—
"Lo tau ga kemaren si ayen nembak cewek". Hyunjin yang membuka obrolan langsung dihadiahi pukulan oleh si pemilik nama.
"Kan udah dibilang anjir jangan cerita cerita"
"Ga sopan lo ya yen, gua setahun lebih tua dari lo. Lebih dulu ngerasain makan nasi"
Ayen memilih tidak menanggapi ucapan kaka tingkatnya yang menyebalkan itu. Lagipula sejak kapan ayen mau menganggap hyunjin lebih tua dari nya kalau laki-laki satu itu suka mengejek dirinya setiap ada kesempatan.
Padahal kalau ada masalah tempat utama yang ayen cari adalah hyunjin dari semua orang yang ada di ruangan ini.
"Bin minta air dong". Jisung menatap changbin yang tengah membuat proposal acara kampus.
"Ambil sendiri. Punya kaki juga"
Jisung mendengus mendengar ucapan changbin. Laki-laki itu langsung beranjakd dari sofa dan berjalan ke dapur.
"Sung jangan sampe ketuker air minum sama air keran". Teriakan keras hyunjin membuat jisung semakin menekuk wajahnya. Ia memilih langsung menuju rak dimana gelas dan piring tertata rapih.
Jisung meraih gelas lalu langsung mengisi gelas tersebut dengan air yang ia ambil dari lemari pendingin. Sejujurnya tanpa bertanya seperti tadi pun ia bisa saja langsung jalan ke dapur karena rumah changbin sudah seperti rumah kedua untuknya.
"Ada jus jambu sung di lemari es. Jus kemasan sih tapi minum aja"
Jisung yang tengah minum langsung menoleh. Mendapati kaka perempuan changbin satu satunya yang hanya berbeda beberapa tahun dengannya.
"Eh kak rani"
Perempuan itu tersenyum lalu memilih duduk di kursi yang tersedia. "Lagi pada ngumpul buat nugas apa gimana deh? Rame banget"
"Ngumpul buat main aja kak hehe. Kak rani ga kerja?"
"Lagi libur nih soalnya baru selesai dinas keluar kota"
Jisung mengangguk dan memilih duduk di kursi yang tidak jauh jaraknya dari tempat duduk rani.
"Kerja di luar kota gitu enak ya kak?"
Rani termenung sejenak. "Ada enak ada engganya sih sung. Emang lo berniat kerja di kantor juga? Lo jurusan apa sih?"
"Management kak. Niatnya gitu sih pengen kerja di kantor nyokap tapi gua sedikit ragu-ragu soalnya pasti bakal sering dinas keluar kota atau keluar negeri gitu"
"Namanya kerjaan gitu mah masalah dinas kemana pun udah resiko sung"
Jisung mengangguk. Seketika hening melanda sejenak sebelum jisung kembali membuka suara. "Btw kak, lo udah punya pa-"
Tiba-tiba suara ponsel berbunyi nyari membuat ucapan jisung menggantung. Rani meraih ponselnya dan langsung bangkit dari kursi.
"Gua tinggal bentar ya sung"
"E-eh iya kak"
Rani pergi meninggalkan jisung yang mengacak-acak rambutnya.
"Ah bego lo sung. Lo nanya apaan coba. Untung aja tadi ada telfon kalo engga pasti canggung banget"
—
Jisung berjalan kearah kantin fakultas management. Disana ada beberapa teman-temannya dan salah satu alumni yang tengah duduk di meja paling pojok.
"Woi sung sini sini duduk". Ucapan chan membuat jisung yang lelah langsung duduk di sebelah laki-laki itu.
"Kenapa dah sung? Muka lo ketekuk amat". Jisung menatap seungmin lalu menghela nafas lelah.
"Mumet kelas gua sama nugas"
Hyunjin menepuk-nepuk pundak jisung pelan. "Tuhan bersama mahasiswa semester 5 sung"
"Apaan sih dower"
Hyunjin berdesis sebal mendengar ucapan jisung yang bukannya berterimakasih karena ia semangatin malah mengejek dirinya.
"Kak chan nanti gua nebeng ya balik"
"Motor lu emang kemana sung?"
"Di servis kak"
"Yaudah bareng aja"
—
"Lo minta bareng gini pasti mau cerita ya sung?". Chan yang sibuk menyetir sesekali melihat kearah jisung yang masih murung.
"Ya itu salah satunya sih kak"
"Yaudah sok cerita"
"Kak chan salah ga sih kalo gua suka sama orang"
Chan terdiam sejenak. "Ya gaada salahnya. Kalo lo suka sesama jenis baru gua pertanyakan. Kenapa sih anjir? Lo aneh sumpah sung hari ini"
"Masalahnya orang yang gua suka itu kakanya changbin"
"Hah?". Chan hampir saja oleng kalau jisung tidak mencak-mencak kesal.
"Kak lo kalo mau mati sendiri aja, gausah ngajak gua. Gua masih mau kawin kak"
Chan mendengus sebal. Laki-laki itu kembali menormalkan jantungnya karena sedang berkendara. serius ia terkejut mendengar ucapan jisung yang terlalu tiba-tiba.
"Lo serius sung sama omongan lo yang tadi?"
"Ya serius kak. Emang gua kapan ga serius sih"
"Tiap hari sung. Lo kan bercanda mulu orangnya"
"Yaudah sekarang gua mode serius kak"
Chan meneguk ludahnya. Ia jadi bingung sendiri harus menanggapi bagaimana ucapan jisung.
"Lo beneran naksir kakaknya changbin?"
"Iya kak"
"Udah ngomong sama changbin?"
"Gaberani kak. Takut di tonjok"
Chan lagi-lagi berfikir keras. Kenapa hanya masalah suka sampai takut di pukul. "Lo ga ngehamilin kakanya changbin kan sung?"
"Ya engga lah kak. Mana berani gua ngelakuin hal gitu"
"Ya kirain"
"Terus gua harus gimana kak?"
"Coba aja lo ngomong dulu sama orangnya lah. Lo suka tapi kalo dianya gasuka ya percuma juga sung"
"Iya sih kak. Terus masalah changbin?"
"Urusan si bantet belakangan lah. Yang penting lo jujur aja dulu dah sama kakanya changbin"
"Doain ya semoga gua ga suka sendirian"
"Gua bantuin lewat doa aja lah ya sung"
—
Pendek yaa?
Sengaja 😚😚