Lee Know

1.6K 157 27
                                    

Pagi ...

Aku belum bisa update pelik karena kendala satu dan lainnya. Tapi aku bakal up dulu disini sekaligus cepet cepet nyelesain Manhattan yang tinggal dikit lagi semua partnya selesai. Kalo semua udah selesai niatnya mau aku up langsung semua aja biar ga ganggu konsentrasi aku nyelesain pelik.

Btw, have a nice day babe 💕

...

"Kak lino"

Yang dipanggil menoleh. Laki-laki itu langsung melempar rokok yang sedang ia hisap ke lantai lalu menginjaknya. Melihat semua perlakuan laki-laki tersebut membuat kamu berjalan menghampiri nya.

Kamu duduk tepat di sebelahnya. Merasakan terpaan angin yang menerpa wajahmu membuat rambutmu yang terurai langsung berantakan.

Suasana rooftop sekolah yang sepi karena jam istirahat kali ini hampir semua siswa memilih menghabiskan waktunya di kantin untuk mengisi perut. Berbeda dengan kalian berdua yang memilih berdiam diri disini.

"Kak, are you okay?"

Lino menoleh kearahmu dengan bingung karena pertanyaan mu yang begitu tiba-tiba. "Gua gapapa, kenapa?"

Kamu menggeleng kecil. "Aku kira kaka lagi ga baik-baik aja"

"Hm"

Suasana hening kembali menerpa. Kamu memilih menunduk, memperhatikan kedua kakimu yang terus bergerak mengayun ke depan dan ke belakang. Kamu menggigit bibir pelan. Ragu untuk berbicara.

"Kak"

"Apa?"

"Should I stop?"

Lino menoleh kembali ke arahmu dengan pandangan bingung. "Berhenti untuk?"

"Jadi pacar kaka"

Seketika itu juga lino memilih menatap lurus ke depan dengan rahang yang mengeras. Rasanya ia tidak terima mendengar semua ucapanmu.

"Kenapa mikir kaya gitu?"

"Di dalam hubungan itu pasti ada feedback dari dua orang kan. But I don't"

Mulut lino terasa terkunci mendengar ucapan gadis di sebelahnya yang selama tiga bulan ini menjalin hubungan dengan dirinya.

"Kayanya semua perkataan temenku bener. Hubungan kita udah ga sehat"

"Terus lo minta putus karena ucapan temen lo?"

Suara itu. Suara yang terdengar lebih dingin dari biasanya membuat kamu tersenyum tipis. Seperti ada sebuah harapan saat melihat kaka kelasmu itu mencoba bertanya tentang pemikiranmu saat ini.

"Sejujurnya aku ga pernah berfikir kaya gitu. But, semakin kesini rasanya cuma aku yang berjuang dan ga pernah dapet feedback apapun. Emang pacaran itu kaya gitu kak?"

Lagi-lagi lino terdiam mendengar ucapanmu yang sejujurnya memang membicarakan fakta yang ada. Menjalin hubungan dengan lino adalah salah satu kegiatan untuk melatih kesabaran karena laki-laki di sebelahmu ini terlalu sulit menunjukan ekspresi dan rasa sayangnya.

"Yaudah kalo mau lo gitu"

Kamu menoleh kearah lino. "Maksudnya?"

"Lo minta putus kan? Yaudah"

Mendengar ucapannya kamu terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum tipis. Nyatanya pemikiranmu tentang ia yang akan mempertahankan hubungan ini hanyalah ilusi semata.

Buktinya laki-laki itu dengan gampang mengiyakan permintaan mu. Ingat, perempuan itu aneh. Meminta sebuah hal tetapi saat dituruti rasanya malah tidak terima. Tetapi kamu memilih mengikuti apa semua keputusan lino.

"Yaudah, kalo kaka setuju. Aku kira kaka bakal pertahanin aku, gataunya engga. Aku emang ga sepenting itu ya buat kaka"

Lino masih diam membuat kamu menghela nafas.

"Kalo gitu aku turun duluan ya kak. Makasih buat semuanya. Jaga kesehatan dan jangan kebanyakan ngerokok sama minum"

Kamu beranjak dari posisimu dan berjalan meninggalkan rooftop. Kepergianmu itu membuat lino langsung menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa usang yang memang tersedia di rooftop sekolah.

Lino memijit keningnya pelan. Ucapanmu seperti berputar-putar di kepalamu membuat kepalanya sakit.

Dengan cepat lino meraih rokok juga koreknya lalu langsung menyalakan dan menghisapnya. Menikmati pahitnya sebatang benda yang telah menemaninya sejak dulu. Keinginan berhenti untuk merokok karena kamu yang tidak bisa menghirup asap rokok harus tergagalkan. Karena nyatanya kamu telah pergi.

Lo bodoh lino. Kenapa lo ga nahan dia. Lo terlalu gengsi saat ini dan berakhir lo nyesel setelah kehilangan orang terpenting di hidup lo.

...


Mau aku lanjutin.
Di buat booknya sendiri.

Should i?

Maaf kalo english ku masih berantakan:)

IMAGINE SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang