Tetangga (Felix)

1.6K 180 6
                                    

Dipublish kembali

•••


Siapa yang merasa dibadutin 🤡

•••





"Sayang, liat felix ga?"

Suara teduh tersebut membuat kamu yang tengah sibuk mnegerjakan tugas di ruang tamu menoleh. Di hadapanmu berdiri seorangw wanita cantik yang umurnya hampir sama dengan ibumu. Bundanya felix.

"Aku ga liat bunda"

"Haduh, dasar kebiasan. Kabur-kaburan terus"

"Kenapa emang bunda? Ada yang butuh dibantuin? Aku bantuin kok"

Wanita tersebut tersenyum manis. "Gausah, kamu kerjain aja ya tugas kamu sayang. Nanti bunda minta tolong sama jae aja"

Kamu mengangguk paham dan kembali fokus mengerjakan tugas yang besok harus dipresentasikan. Memang saat ini kamu memilih di rumah felix karena orang tua mu sedang di luar kota sehingga kamu di titipkan di rumah besar ini.

Beruntung felix memiliki abang dan juga bundanya yang tidak sibuk bekerja seperti ibumu. Kamu mengetuk-ngetuk pelan meja menggunakan kuku jarimu yang lumayan panjang. Berfikir kemana laki-laki menyebalkan itu pergi. Biasanya felix tidak akan pergi saat kamu main ke rumah ini. Kecuali untuk latihan futsal.

"Hei, ngelamun aja kamu"

Kak jae yang tengah memegang dua gelas ice cappucino membuat kamu tersadar dari fikiranmu yang sudah kemana-mana.

"Buat aku ini?"

"Emang buat siapa lagi?"

"Asik. Makasih kak"

Kak jae mengangguk lalu mengusap kepalamu dengan sayang. Jadi kebiasaan mu yang sering main di rumah ini membuat anggota rumah ini begitu hangat kepadamu. Kecuali laki-laki bernama lee felix itu. Dia malah sibuk menjahili mu walau terkadang saat dirimu menghilang atau tidak ada kabar laki-laki tersebut yang paling bawel memarahimu.

"Felix kemana? Bunda dari tadi sibuk ngedumel di dapur nyariin dia"

Kamu menggeleng sembari memakan es batu dengan lahap. "Tadi keluar ga bilang-bilang sama aku. Aku kira futsal tapi sepatu futsal nya ada di rak sepatu"

"Ga biasanya dia kek gitu. Bentar deh aku cek motor dulu. Kalo motornya gaada berarti dia pergi jauh"

Kamu mengangguk. Membiarkan kak jae mengecek garasi. Membuktikan semua asumsinya. Lima menit kemudian laki-laki itu kembali dan mengangguk paham.

"Motornya gaada. Berarti pergi"

"Tumben pergi ga ngomong-ngomong"

"Sama kita udah biasa ga ngomong. Sama kamu doang ga biasa"

"Hah? Apa sih kak". Kamu terdiam. Tidak mau menanggapi ucapan kak jae yang malah membuat kamu berekspetasi macam-macam.

Kak jae berdehem lalu ikut duduk di sebelah. Menatap laptopmu yang menampilkan bahan presentasimu untuk besok. "Kamu tuh sama felix pacaran ya?"

"Heh ngaco. Mana mungkin"

Kak jae tersenyum geli. "Ga kamu, ga felix. Ngeles mulu kalo di tanyain"

IMAGINE SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang