Di publish kembali.
Kamu yang tengah menghirup udara segar di pagi hari merasa senang karena sudah hampir tiga hari kamu sibuk di ruang kerjamu.
Tiba-tiba kamu merasakan bahwa ada seseorang yang menabrak kakimu membuat kamu menoleh dan mendapati seorang gadis kecil yang cantik tengah meringis. Dipastikan gadis kecil itu akan menangis sebentar lagi.
Kamu berjongkok di depan gadis kecil itu. "Kamu gapapa?"
"Sakit"
"Sini tante obatin"
Dengan telaten kamu mengobati lecet yang berada telapak tangan gadis itu. Tidak lupa kamu memberi sebuah stiker lucu yang biasa kamu simpan selama ini.
"Sudah"
"Terimakasih tante"
Kamu mengangguk dan tersenyum. "Kenapa lari-lari? Jadi jatuh kan"
"Maaf ya tante tadi aku nabrak tante"
"Tante maafin kok. Terus mama atau papa kamu dimana?"
Gadis itu tiba-tiba menunduk lesu membuat kamu bingung. Dengan pelan kamu mengusap kepala gadis yang baru saja bertemu denganmu hari ini. "Kenapa?"
"Aera gapunya mama. Punya cuma nenek sama papa"
Kamu tersenyum tipis. Sepertinya kamu tadi salah bertanya, sehingga membuat gadis itu sedih.
"Nanti juga punya kok. Jangan sedih lagi oke"
Gadis itu menatap wajah kamu. "Tante namanya siapa?"
"Nama tante airin"
"Wah, nama tante sama aera hampir sama. Tante jadi mamanya aera ya"
Kamu cukup terkejut dengan ucapan gadis tersebut. Bagaimana mungkin kamu jadi seorang ibu untuk anak yang bahkan baru kamu temui hari ini. Bahkan walinya pun tidak ada di sekitar gadis kecil ini.
"Aera"
Panggilan tersebut membuat kedua gadis tersebut menatap ke arah seorang laki-laki yang memakai kaus hitam dipadukan jaket jeans. Laki-laki itu menghampiri gadis kecil di hadapanmu ini dan memeluk dengan rasa khawatir.
"Aera, kan papah bilang nanti papa temenin. Jangan kabur gitu aja. Papa khawatir, sayang"
Gadis itu terkikik kecil membuat kamu tersenyum. "Biarin. Biar papa ga sibuk kerja terus dan cari aera kalo hilang"
"Heh, kamu tuh ngomongnya". Laki-laki itu menyentil lembut bibir gadis kecilnya membuat yang di sentil tertawa bahagia.
Ah, pemandangan seperti ini terasa begitu menghangatkan untukmu sampai tanpa sadar laki-laki telah kembali ke posisinya dan menatap kearahmu.
"Terimakasih"
"Ah, ya. Sama-sama"
"Saya changbin"
Kamu menerima uluran tangan laki-laki tersebut. "Aerin. Kalau begitu saya permisi dulu"
"Tentu"
Saat kamu hendak pamit tiba-tiba tanganmu digenggam oleh gadis kecil itu.
"Papa. Aera mau tante ini jadi mama aera bukan tante yang waktu itu dateng ke rumah"
Laki-laki bernama changbin cukup terkejut dengan putrinya ini. Bagaimana bisa putri kecilnya bisa langsung akrab dengan orang asing, bahkan memintanya untuk menjadi mamanya. Selama ini gadis tersebut sulit sekali dekat dengan orang asing bahkan teman di sekolah taman kanak-kanak nya sekalipun.