Di publish kembali.
"Dek, kenapa ngikutin aku terus?"
Kamu menatap kearah laki-laki yang kamu panggil dek ini. Padahal kalo diliat-liat lelaki di hadapan mu ini tingginya lebih dari kamu kemana-mana.
Namun, memang itu kenyataannya. Namanya jeongin, adik tingkat mu di kampus juga tetangga mu yang rumahnya bersebrangan sama kamu.
"Kak, makin cantik aja sih"
"Apa sih. Mau minta temenin kemana lagi"
Kamu tertawa pelan mendengar jeongin yang memujimu seperti itu. Kamu udah apal banget kalo jeongin seperti itu berarti laki-laki tersebut ingin minta di temenin ke suatu tempat atau ingin minta suatu hal.
"Gaminta apa-apa. Cuma mau bilang kaka cantik"
Kamu menggeleng pelan melihat jeongin yang tersenyum lebar sehingga behel putihnya terlihat. Manis. Betul-betul manis. Rasanya ingin kamu simpan di kamar lalu kamu jadikan pajangan. Tapi mana mungkin. Itu cuma khayalan.
"Kamu lagi kenapa coba?"
"Gapapa. Aku jujur tau kalo kaka cantik"
"Iya iya terserah kamu. Mau jus jeruk atau jus melon?"
"Jeruk"
Kamu memberikan segelas jus jeruk yang memang sudah tersedia di lemari pendingin mu. Lalu kamu duduk di hadapan jeongin sambil menatap wajah gemas laki-laki tersebut.
"Kamu mahasiswa atau anak sma sih. Lucu banget"
"Aku lucu apa ganteng kak?"
Kamu berfikir sebentar. "Dua-duanya"
"Kalo gitu jadiin aku pacar dong kak"
"Hah? Biar apa dijadiin pacar?"
"Biar kalo lagi gemes ga cuma cubit pipi. Tapi cium. Hehe"
Kamu tertawa pelan. Sudah biasa mendengar jeongin berbicara seperti itu dan kamu ga pernah ambil pusing sama ucapan jeongin.
Tiba-tiba ponsel kamu berbunyi. Menandakan adanya sebuah notif pesan masuk. Kamu meraih lalu tersenyum melihat siapa yang mengirim pesan membuat jeongin menatapmu curiga.
"Kenapa kak?"
"Ah engga. Bentar ya jeongin, kaka ke depan dulu"
Tentu saja rasa penasaran jeongin semakin menjadi-jadi. Laki-laki itu mengikuti kamu yang berjalan ke arah pintu depan.
Kamu berjalan kearah pintu gerbang dan membukanya. Mempersilakan seorang laki-laki berpostur tinggi untuk masuk ke dalam rumah.
"Kak, siapa?"
"Ini kak chan dek. Kaka tingkat aku juga kaka tingkat kamu"
Laki-laki yang dipanggil chan itu tersenyum menatap jeongin. "Dia adik tingkat gua juga?"
"Iya kak, dia baru semester 2"
Chan mengangguk lalu mengusap kepala mu pelan. Tanpa mereka sadari, tatapan jeongin mulai berbeda dari sebelumnya.
"Dek jangan di depan pintu. Kita mau masuk"
Jeongin bergeser, memberi jalan untuk kamu dan Chan yang berjalan ke arah ruang tamu.
Tentunya, kedatangan chan bukan tanpa sebab. Kamu minta di bantu untuk menyelesaikan laporan kuliah mu oleh chan karena materi penelitian mu dan chan hampir mendekati. kalian mengerjakan di ruang tamu dengan fokus sedangkan jeongin memilih duduk di meja makan. Wajahnya sudah di tekuk dan hanya sibuk menggeser-geser beranda sosial medianya.