"gamau coba periksa ke rumah sakit aja?"
Kamu yang sedang memegang perutmu saat ini menoleh ke arah teman kantormu yang menatapmu khawatir. Kamu menggelengkan kepalamu lalu tersenyum tipis. "Gausah, paling ini cuma maag aku aja kambuh"
"Kamu telat makan emang?"
"Belakangan ini aku terlalu sibuk ngurusin kerjaan sampai lupa makan." Ucapmu sambil meringis menahan sakit.
Teman kantormu terus membujukmu untuk ke rumah sakit sampai akhirnya kamu pasrah dan menyetujui ucapannya karena saat ini kamu benar-benar tidak bisa menahan rasa sakit yang kamu rasakan. Sakitnya lebih parah dari sebelumnya.
Dengan bermodalkan taksi, kamu segera ke rumah sakit terdekat sambil terus menahan sakit. Kenapa sakit maag bisa sampai segininya. Padahal kamu hanya telat makan belakangan ini, sebelumnya kamu selalu makan tepat pada waktunya.
Bersyukur, tidak butuh waktu lama dari kantor ke rumah sakit. Kamu langsung membayar supir taksi tersebut dan turun. Kamu berniat berjalan ke poli tetapi kamu berfikir ulang, lebih baik langsung ke igd agar cepat di tangani. Akhirnya laju kakimu berbelok menuju igd.
"Permisi sus." Seorang suster yang tengah duduk di meja jaganya menoleh kearahmu dan langsung terbangun dari posisi duduknya.
"Iya ibu? Ibunya kenapa?"
"Ehm, ini perut saya sakit"
"Tiduran aja dulu ibu nanti kami periksa ya." Kamu di bawahnya ke salah satu brankar yang tersedia dan di bantu untuk berpindah posisi menjadi terlentang.
Tanganmu masih terus menahan perutmu yang mulai terasa seperti di lilit suatu tali selama kamu di cek tekanan darah dan suhu.
"Sebentar ya ibu, nanti di periksa dokter jaga siang ini"
Kamu hanya mengangguk lalu memejamkan matamu sejenak sambil mengatur nafasmu, siapa tau apa yang kamu lakukan bisa mengurangi rasa sakitnya.
"Selamat siang." Suara berat yang mengintrupsi membuat kamu membuka matamu dan menoleh. Seketika itu juga tubuhmu membeku.
Wah, kamu tidak menyangka ternyata perkataan orang tentang dunia sesempit itu adalah benar. Dokter yang berada di hadapanmu saat ini adalah kaka tingkat di himpunan mahasiswa kampusmu dulu.
"Mba." Ia melambaikan tangan di depanmu membuatmu tersadar.
"Eh iya, siang"
"Saya periksa dulu ya"
Ia melakukan semua rangkaian pemeriksaan dasar dan setelah itu berbalik untuk menanyakan hasil tekanan darah milikmu. Kamu menatap punggung tenggap itu dengan gugup.
"Mbanya punya maag ya?"
"Iya punya"
"Disini asam lambungnya naik dan beruntungnya ga tinggi jadi nanti saya kasih obat ya lalu di minum. Di rumah juga jangan sampai telat makan, jauhin makanan yang pedas dan bersantan. Sama satu lagi, jauhin kafein juga ya, banyakin minum air putih aja"
Kamu mengangguk. "iya dok"
Setelah itu butuh waktu sekitar setengah jam lebih untuk menunggu obatmu turun dari bagian apoteker. Setelah kamu mendapatkan obatmu, kamu langsung di anjurkan ke bagian pembayaran.
Setelah semua selesai kamu memilih duduk di kursi depan ruang igd. Kamu melamun memikirkan, apakah selama ini kamu terlalu keras kepada dirimu sendiri sampai lupa dengan kesehatanmu demi mencapai Hal yang kamu impikan di tempat kerjamu.
"Minum dulu."
Kamu langsung menoleh mendapati dokter yang tadi tengah menjulurkan tangannya yang memegang sebuah botol minum. Kamu menerimanya dengan ragu.
"Terimakasih"
Ia duduk di sebelah mu dengan santai tanpa tau bahwa kamu sendiri gugup memikirkan apakah ia mengenali mu atau tidak.
"Saya ga asing liat muka kamu ternyata bener kamu adik tingkat saya sama pernah satu kepanitiaan dulu di jaman kuliah ya"
"I-iya"
Ia tertawa kecil. "Ga nyangka bakal ketemu di sini padahal saya mikir kita bakal ketemu pas reunian anak anak bem sama hima yang gatau kapan bakal terwujud"
"Saya juga ga nyangka kalau saya ketemu kaka di sini"
Laki-laki itu tersenyum manis lalu tidak lama bangkit dari duduknya. "Saya harus kembali ke ruangan. Abis ini jangan lupa ikutin semua anjuran yang saya berikan tadi ya"
"Iya terimakasih"
Senyum itu membuat matanya terlihat hanya segaris. Tiba-tiba kamu merasakan kepalamu di usap lembut membuat kamu terpaku.
"Jangan kerja terlalu keras sampai memaksakan diri. Kalo kamu sakit atau kenapa-kenapa, pasti kamu sendiri yang rugi. Kalo perusahaan tinggal cari karyawan baru"
Setelah itu dia berlalu tanpa sadar kalau kamu masih terdiam di tempatmu. Otakmu tengan berkelana ke masa-masa dulu.
"Kuliah terus ikut organisasi gini di bawa santai aja, jangan bawa pusing sampai bikin kamu sakit. Kalo kamu kenapa-kenapa kan kamu sendiri yang repot. Kampus mah bisa cari mahasiswa baru"
Seketika itu juga kamu tersenyum tipis menatap punggung tegap itu yang telah berlalu masuk ke dalam ruang igd.
"Ternyata kak Chris ga pernah berubah ya".
•••
Wah, dua part lagi udah mau 70 ya. Ga berasa juga. Apakah aku harus berhenti nulis imagine skz lagi 🤔