Di publish kembali.
••••
Kamu menatap laki-laki di hadapanmu dengan pandangan takut. Was-was kalau laki-laki berstatus kekasihmu itu kembali melayangkan pukulannya seperti waktu itu.
"Udah gua bilang sama lo. Gausah genit sama temen-temen gua!!"
"Jin, aku ga genit. Mereka cuma nyapa dan aku bales nyapa juga"
Hyunjin, laki-laki berkepribadian kurang baik dan tempramental ini mengusap wajahnya kasar. Laki-lakj tersebut mendengus keras lalu menonjok dinding dekat tubuhmu membuatmu memejamkan mata. Terlalu takut saat laki-laki ini mulai lost control hanya karena masalah kecil.
Tanpa sadar kamu meneteskan air matamu membuat hyunjin semakin risau. Laki-laki itu langsung menarikmu ke dalam pelukannya dan mengusap kepalamu dengan sayang. Seketika itu tangis mu pecah.
"Stt, udah. Maafin aku ya lost control lagi. Ga niat aku kaya gitu kalo kamu nya ga bikin kesel"
Kamu hanya bisa menangis dan menggeleng pelan di pelukan hyunjin membuat laki-laki itu akhirnya membawa dirinya dan tubuhmu ke arah sofa. Didudukannya kamu di pangkuannya dengan keadaan dirimu yang masih terisak.
"Hey, udah jangan nangis oke. Aku minta maaf"
Kamu mengangguk dan mencoba menahan isakanmu untuk berhenti menangis. Hyunjin dengan tenang memelukmu dan mengusap punggungmu untuk menenangkan dirimu.
"Jangan gitu lagi oke. Aku gamau ngeliat kamu terlalu deket sama temen-temen aku"
Kamu kembali mengangguk. Hanya bisa menuruti kemauan hyunjin tanpa bisa membantahnya. Kekasihmu yang tempramental ini tersenyum membuat mu kembali luluh dan membiarkan dirinya mencium sudut bibirmu.
.
"Jadi lo belom putus juga sama hyunjin?"
Kamu mengangguk menanggapi pertanyaan dari sahabat mu, nayeon.
"Mau sampe kapan sih? Sampe dia nyakitin lo? Nyiksa lo? Sampe tubuh lo babak belur?"
"Yeon, hyunjin gabakal nyiksa gua. Tenang aja"
Nayeon memijit keningnya kesal. Gemas karena sahabatnya ini terlalu bucin. Apalagi bucin dengan orang yang salah. "Gimana gua mau tenang kalo waktu itu lo dateng ke rumah gua dengan keadaan wajah lo udah babak belur dan itu semua ulah hyunjin"
"Nayeon gua bisa selesain masalah gua sama hyunjin. Disini gua cuma mau curhat aja. Cerita semuanya"
"Lo tuh bikin gua khawatir tau ga. Cowok lo tuh udah ga sehat. Tempramental bahkan pernah mukul lo cuma karena masalah sepele. Gimana gua gamau pusing mikirin lo coba"
Kamu menatap teduh kearahs sahabatmu itu. Sejujurnya kamu udah lelah dengan perlakuan hyunjin tapi janji mu kepada ibunya membuat kamu mengurungkan niatmu untuk pergi meninggalkan laki-laki itu.
"Hyunjin ga salah. Dia dulu ga tempramental. Cuma karena semenjak-"
"Semenjak ibunya meninggalkan dia berubah. Gua udah tau bahkan udah apal lo bakal ngomong gitu"