Rajendra Felix Ardana.
Nama yang selalu terngiang di kepalaku setiap aku termenung. Ia laki-laki yang berhasil mengalihkan fokusku sejak dua tahun belakangan ini.
Lebih di kenal dengan panggilan Felix, laki-laki yang duduk di kelas akhir menengah atas itu selalu berada di sekelilingku. Bahkan aku merasa Felix memperlakukanku berbeda dengan teman-temannya yang lain.
"Hei"
Aku menoleh saat mendapati laki-laki yang baru saja terlintas di otakku telah berjalan di sebelahku. Ia dengan seragam putih nya yang telah berantakan serta dasi yang sudah tidak ada di tempatnya adalah ciri khas Felix.
Iya, Felix adalah anak laki-laki yang selalu bertingkah menyebalkan bersama aji. Salah satu teman dekatnya.
"Berantakan banget deh. Emang ga takut diomelin bu ratna". Aku mendesis kesal melihat penampilan Felix saat ini.
Felix yang ikut melihat ke arah pakaiannya langsung tertawa kecil. "Bu ratna doang elah"
"Biarin aja lu kenal omel lagi kaya tadi pagi"
Felix menggeleng lalu tertawa kecil. Tiba-tiba tangannya merangkulku dan langsung menarikku untuk berjalan cepat kearah kantin.
"Bawel ah, buruan ayo ke kantin gua temenin". Ucapnya sambil mengusap kepalaku.
Sial, kalau begini bukan rambutku saja yang berantakan tetapi hatiku juga.
---
"Lana, pulang sama siapa?"
Suara seungmin yang bertanya dari depan kelas membuat aku yang sedang merapikan peralatan ku menoleh.
"Kayanya naik ojek lagi soalnya bunda gabisa jemput"
"Bareng gua-"
"Lana bareng gua seung". Suara berat yang terdengar membuat aku dan seungmin menoleh ke si pemilik suara. Felix dengan seragam yang berantakan berdiri di sebelah seungmin sembari tangannya melingkar di pundak laki-laki itu.
"Eh, yaudah. Gua kira Lana pulang sendiri"
"Heem, thanks ya udah nawarin" Felix menepuk pelan pundak seungmin lalu langsung berjalan kearahku. "Udah belom?" Tanyanya yang sambil memperhatikanku.
"Udah kok"
"Yaudah ayo pulang. Gua abis ini mau cabut ke tongkrongan soalnya"
Sebelum aku membuka suara laki-laki itu sudah menarikku kearah parkiran. Berjalan mendekati sebuah motor hitam miliknya.
"Kalo mau main ya main aja. Kan gua bisa pulang sendiri lix"
"Anterin lo dulu baru gua main"
"Emang gapapa?"
"Bawel ah". Felix menarikku mendekat lalu memaikan helm di kepalaku. Aku terdiam, membiarkan laki-laki itu memasang Brenda tersebut di kepalaku.
"Ayo naik"
---
Malam ini seperti biasa aku akan menyiapkan pelajaran untuk besok sambil sesekali membaca materi yang ada. Ah, jangan lupa ini adalah jadwalku bersama melin untuk telfonan sebentar. Ya biasa membicarakan kegiatan kita yang semakin padat.
"Jadi, lo sama Felix tuh gaada apa-apa?"
Aku yang sedang membolak-balik buku biologi sontak menggeleng kecil. "Gaada. Temen doang kok"
"Temen apa temen deh?"
"Apa sih Lin"
Melin terkikik kecil di seberang sana. "Abisnya Felix tuh kalo sama lo beda banget sumpah"