Fyi, karena banyak yang butuh genre manis-manis kaya with you tapi aku belum sempet bikin lagi. Maka dari itu aku kasih ini aja ya:"
•
"Please na jangan mabuk, nanti gua yang abis di gorok kak chan"
Hyunjin menatap sahabat kecilnya yang sudah habis meminum beberapa gelas alkohol meringis kecil. Malam ini niatnya hyunjin mengajak beberapa teman dekatnya untuk merayakan hari terakhir dia lajang karena beberapa hari lagi hyunjin akan menikah.
Sialnya laki-laki itu lupa kalau ia mengajak ana, salah satu teman kecilnya kesini. Dan ana termasuk gadis yang tidak bisa minum alkohol.
"Na". Hyunjin memegang bahu ana yang sudah tergeletak di atas meja. Laki-laki itu menoleh ke kanan dan ke kiri lalu meringis kesal. Sialnya teman-teman yang lain malah sibuk dengan urusan masing-masing.
"Sumpah na, nyesel gua ngajak lo kesini. Tau gitu khusus buat lo, gua ajak aja ke cafe biasa"
Ana hanya bergumam tidak jelas mendengar ucapan hyunjin. Laki-laki itu meraih ponselnya dan menelfon salah satu nomer yang akan menyelamatkan gadis dihadapannya ini.
"Ngerepotin dasar lo"
Tidak lama, datang seorang laki-laki dengan pakaian kemeja hitam juga celana bahan hitam menghampiri hyunjin. Sesungguhnya saat ini hyunjin sudah sip harus menerima cacian dari laki-laki itu yang statusnya suami ana.
"Jin"
"Eh iya kak chan"
Chan menatap hyunjin sejenak lalu beralih kearah gadis yang telah meletakan kepalanya di atas tumpukan lengan. Ia mengusap pelan kening gadis tersebut.
"Lo ngajak ana mabok?"
Hyunjin menggeleng cepat. "engga kak sumpah. Gua emang ngajak dia kesini tapi ga ngebolehin minum cuma tadi gua kecolongan pas lagi ke toilet"
Chan bukannya membalas ucapan hyunjin malah sibuk menatap wajah istrinya yang sedang sibuk terlelap. Laki-laki itu menghela nafas pelan.
"Yaudah, gua bawa balik istri gua"
"I-iya kak"
Chan mengangkat ana untuk dibawa ke mobil sedangkan hyunjin bernafas lega karena ternyata suami dari temannya itu tidak menunjukan kemarahannya.
——
Selama di perjalanan ana terus bergumam kecil membuat chan melirik kearah gadis itu. Selama tiga bulan hidup bersama di satu rumah, chan tidak pernah melihat istrinya mabuk. Bahkan ana biasanya selalu bercerita panjang lebar walau chan terkadang hanya menimpali dengan satu kata.
Sesampai di parkiran, chan langsung membawa ana di punggungnya membuat kepala gadis itu menyusup di leher chan. Bahkan tangan ana malah sibuk mencari kenyamanan sembari mengelus dada laki-laki tersebut.
Chan rasa kalau besok ana sadar dan tau kelakuannya, gadis itu akan langsung membantah begitu saja.
Mereka naik ke lantai 19, menuju apartemen mereka. Sesampainya di apartemen chan langsung membawa ana ke kamar.
Menjatuhkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur dan anehnya gadis tersebut sama sekali tidak terganggu. Malah meraih bantal untuk di peluknya.
"Dek, ganti baju dulu. Baju kamu bau alkohol"
Chan menarik tangan ana membuat pelukannya kepada bantal terlepas.
"Dek, ganti baju"
Chan mencoba membuka kancing kemeja ana. Walau dalam tiga bulan mereka pernah melakukan itu dua kali pun, sejujurnya chan masih sedikit gugup. tetapi daripada istrinya harus tidur dengan pakaian bau alkohol seperti ini.