"Jangan mengeluh jika kopi mu dingin,, ia pernah hangat namun kau diam kan".1 koper dan ransel kecil berisikan pakaian dan alat alat penting Rista sudah siap di meja, tinggal menunggu Akel yang sedang memanaskan mobil.
Selasa pagi itu Rista harus berangkat ke Aussie untuk menemui seseorang disana.
"Berapa lama mba?". Tanya Riyan meletakkan cangkir putih berisikan latte.
"Seminggu doang". Jawab Rista menyeruput latte buatan Riyan.
"Gua bakalan kangen mba". Bagas datang memeluk Rista dengan wajah sedih
"Dihh lebay banget lu njim whahha". Rista mendorong pelan Bagas setelah membalas pelukannya.
"Lu emang mau temuin siapa sih mba di sana?". Tanya AldoRista yang diam memainkan handphone nya, menarik bola mata nya menatap Aldo tanpa ekspresi.
"Sante napa mba,, gua kan cuma nanya. Sensi amat lu ama gua". Aldo memasang wajah memelas.
"Hati hati mba yah. Pen bat gua anterin lu,, tapi lu juga gamau cafe tutup". Riyan memeluk Rista.
"Yaudah sih santai,, intinya inget pesen gua. Selama gua di Aussie, cafe harus tetep seperti biasa, dan jangan lupa cari karyawan baru dan udah harus ada sebelum gua pulang". Rista menepuk bahu Riyan kemudian berbalik dan berjalan menuju mobilSIDNEY, AUSTRALIA 03:46 AM
Seorang lelaki berwajah kental Asia,, Sedang duduk di kursi tunggu bandara dengan memegang handphonenya.
"Aidam Askara Fachriantoro". Sapa Rista berdiri di depan lelaki itu sambil tersenyum.Lelaki itu,, nama nya Idam,, sahabat Rista sedari kecil yang sekarang tinggal di Aussie melanjutkan kuliah S2nya disana.. Yahh,, dia salah satu alasan Rista untuk kesana. Setelah mendengar suara yang tidak asing menyebut nama lengkap nya,, ia mengangkat kepala nya menatap wanita cantik yang berdiri di depannya itu.
"ITAAAAA". Ia berteriak,, berdiri kemudian memeluk Rista bahkan mengangkatnya dengan gagah.Bahagia sekali,, dua sahabat yang sudah sekitar hampir 4 tahun berpisah jarak karena kesibukan masing masing akhirnya bertemu secara langsung memecahkan celengan rindu mereka.
"Anjing lu makin cantik aja, sumpah lu makin cantik Ta,, ga kayak dulu, bulek item dekil kek patung tanah liat whahahaha". Idam tertawa bahagia meledek sahabatnya itu
"Ehh kontol babi,, awaslu yahh. Lu ga pernah gak ngeledek gua lu yah.. Tau tau kek gini mending gua balik ke Indo aja dah". Rista berdiri dari duduknya menarik kopernya hendak melangkah.
"Dihh,, nihh yang kaga berubah dari lu ternyata.. Ngambekan nya makin awet yah bund". Ejek Idam lagi, memeluk Rista kemudian mencium keningnya sambil mengacak rambut sahabatnya.
"Gua capek nih, kita mau nginep disini apa lu mau ngajak gua ke apart elu". Rista memasang wajah lelah tapi sangat menggemaskan bagi Idam sendiri.Idam menggerakkan mobilnya keluar dari bandara. Tidak lama setelah menjauh dari bandara, ia menatap wanita d sampingnya ternyata sudah tertidur karena kelelahan.
"Ta Ta,, gak berubah aja lu,, dasar kebo emang whahha". Gumam Idam sambil mengelus pelan rambut RistaTidak lama kemudian, Idam memarkir mobilnya,, namun bukan d parkiran apartemen, restoran atau pun cafe, melainkan dia memarkirkan mobilnya di depan sebuah pemakaman.
Idam mencium pelan puncak kepala Rista sambil membangunkan nya sangat lembut.
"Ta bangun Ta".
"Udah nyampe yah?". Rista membuka mata nya perlahan, menatap Idam yang sangat dekat dengan nya.
"Kita mampir dulu". Idam menatap pemakaman, mengisyaratkan untuk mereka singgah di sana dulu.Wajah Rista memelas, mata nya mulai berkaca kaca, berdiri sambil memegang kembang di tangannya.
"Maaf uncle Go. Ita lupa". Air mata nya menderas setelah mengucapkan kata kata itu.Ia tumbang, memeluk makam yang bersih bertuliskan Diego Underson yang wafat pada Maret 2018. Ia terus meraung menangisi almarhum yang sering ia sapa Uncle Go. Suami dari saudara ibu nya Idam yang asli berdarah Australia.
Flashback Rista umur 9 tahun di Australia.
"Uncle Go,, hari ini my birthday and Ita mau menjadi pemilik bumi ini. So, everyone harus mengikuti all my wishes, you promised me". Ita kecil sedang berada di punggung Diego yang sedang duduk di sofa memainkan hp nya.
"Okee my queen,, so, apa permintaan pertamamu?". Diego menyimpan hp nya, mengangkat Rista kecil ke pangkuannya.Rista kecil kemudian terdiam setelah mendengar perkataan Diego,, ia memonyongkan bibir pink nya menyatukan kedua jari telunjuk mungilnya dan tidak lama kemudian,, anak lelaki seumuran nya datang entah dari mana berlari mencubit pipi nya yang gembul.
"Hey stop,, Uncle Go I hope there is no aidam all day long". Rista kecil menatap Diego dengan wajah yang tidak senang karena Idam mengganggu nya.
"Okee my queen,, I will take you jauh dari anak nakal ini". Diego mengangkat Rista kecil menggendong nya kemudian mencubit hidung Idam kecil meninggalkan nya sendirian.OHIYYAA GAESS,, BUAT MEMPERSINGKAT WAKTU PENGETIKAN, SORY NIH GW GAK NGASIH TRANSLATE INDO NYA,, JADI KLO ADA YANG GAK KALIAN NGERTI, TRANSLATE NDIRI AJA YAHH WKWK..
SORRY NIH GAESS GW UP CERITANYA LAMA HEHHE
TAPI TETEP ENJOY AMA MBA RISTA YAHH..
I LOVE YOU READERSS:))
