20

78 1 0
                                    

Pagi itu entah mengapa perasaan Rista menjadi tidak karuan saat keluar kamar dan melihat pintu kamar anak band. Hati nya seperti tergerak ingin membuka pintu yang sudah pasti tidak di kunci itu.
Rista berjalan mendekati pintu itu dan membuka nya. Sesaat setelah ia membuka nya,, ia tertegun,, kaget melihat penampakan yang tidak pantas ia lihat.

"Ehh bangun lu semua!! Kurang ajar lu semua yahh.. Ehh Iren bangun luu!". Rista berteriak.

Suara teriakannya yang besar membuat semua terbangun termasuk Jio dan Idam yang berada di kamarnya.
Semua nya kaget,, mereka bangun dan terburu buru memakai pakaiannya.

"Lu nge lonte di sini?? Anjing lu yah Ren!! Lu semua kurang ajar yah ama gua lu yah. Bangun lu semua".

Semuanya bangun dari duduknya, memperbaiki pakaiannya. Sementara Iren hanya terdiam menutupi badannya dengan selimut.
Rista keluar dari kamar mereka, masuk ke kamarnya sangat marah.

"Bukannya lo sendiri Ta yang ngijinin mereka buat ngelakuin apa pun yang mereka mau". Ucap Idam santai.
"Iya sih Ta, gua sama Idam sepaham. Lu terlalu bebasin mereka sampai mereka bisa aja ngelakuin hal gila kek gitu".

Rista hanya menatap dua orang lelaki yang berbicara padanya. Entah apa yang ada di fikiran Rista saat itu. Ia hanya diam dan bermain handphone.

...............................

Malam itu adalah malam yang sangat berbeda untuk anak anak band dan barista. Mereka bekerja dengan tekanan. Mereka bekerja tanpa ada uluran tangan ikhlas dari sang owner. Rista benar benar menunjukkan kemarahannya malam itu, ia menunjukkan kelelahannya dalam memaklumi anak anak.

Sekarang Rista memperlakukan mereka layaknya pegawai bukan lagi teman. Setiap langkah yang salah ia akan langsung memarahi anak anak.

NAHH KANN,, BUAT KALIAN NIHH!!
PELAJARAN..
KLO DI KASIH HATI GAK USAH MINTA JANTUNG LAGI..

Sejak hari itu, tidak ada yang berani bercanda dengan Rista lagi. Semuanya benar benar bergerak dengan arahan Rista.

"Akhir akhir ini gua liat Jio sering dateng dan nginap di kamar lu Ta". Kata Idam ke Rista yang sedang menyeruput kopi buatan Riyan.
"Emang kenapa?".
"Dihh nanya lu gitu,, jawab gilak".
"Tunggu,, gua ke bar dulu". Rista berdiri berjalan ke bar sambil memegang cangkir berisi kopi susu.

Riyan dan Iren yang tadi sedang berbicara leluasa karena pelanggan sore itu masih sepi menghentikan percakapannya saat melihat Rista masuk ke bar dan duduk di kursi menyimpan cangkir di tangannya tadi.

"Yang masak kopi siapa?". Tanya Rista.
"Gua mba,, kenapa kopi nya?". Jawab Riyan.
"Kenapa lu tanya gua,, cobain sendiri!! Apa yang aneh di kopi ini". Dengan nada tegas Rista menyodorkan cangkir itu ke depan Riyan.

Riyan mengambil cangkir itu, menyeruputnya dan mengecap rasa nya. Begitu juga Iren. Dua barista itu mengecap rasa kopi yang mereka buat berusaha mendapatkan keanehan di dalam kopi itu.
"Kok asem yah mba?". Tanya Riyan menyipitkan mata nya.
"Iyah, asem. Rasa kopi nya kayak ilang". Sambung Iren.
"Lebih tepatnya basi. Lu jangan main main lu ama kopi lu!! Ini kopi semalem kan? Gua pernah bilang,, jangan pernah masak kopi yang udah bermalam!! Giling lagi bikin yang baru!! Sedikitpun kesalahan di dalam kopi,, itu bakalan kerasa. Lu jangan main mainin gua soal kopi yahh lu!!".
"Iya mba maaf".
"Jangan ulangin lagi. Bikin yang baru sekarang!!".

Rista berdiri dari tempatnya keluar dari bar dan menghampiri Idam yang duduk sendirian sambil memainkan hp nya. Sebelum duduk, ia mengarahkan pandangannya ke anak band yang sedang latihan di meja depan panggung.
"Prepare sana!! Udah stengah 7 ini".

Tanpa basa basi, anak anak band langsung berdiri meninggalkan tempatnya dan naik ke kamar mereka untuk prepare.

"Lu belum nge jawab gua lohh". Idam menegaskan pertanyaannya yang di gantung Rista tadi.

MBA(RISTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang