31

25 0 0
                                    

"Bukan kopi yang membuatmu asam lambung, tapi fikiran mu!"


"Looh, kok dia langsung pergi?"

"Its okey, lagipula gak penting kok dia." Ucap Jio.

"Gak penting? Dont lie me Jio. I know and aku masih ingat, dia adalah cewek yang pernah nabrak kamu di resto hotel. And one more, I know who she is. Her your ex. Hmm." Rista menatap tajam Jio sambil menaikkan satu alisnya.

"Yahh so?"

"Sa so sa so gua geprek lo. Dah ahh yuk jalan."

"Mau jalan kemana?"

"Ke toilet. Aku pengen ml disana trus tiba tiba ada tamu mergokin kita dan dia kenal ama kita trus udah dehh rusak reputasi kita sebagai pebisnis sukses yang dikenal banyak orang. Hmmm." Ucap Rista ngegas.

"Hey hey hey, what happened here? Jio." Seorang laki laki tiba tiba datang entah dari mana.

"Woaah, Bram. Temen gua." Jio langsung berpelukan dengan seorang yang bernama Bram itu.

"And she?" Ucap Bram tersenyum menatap Rista.

"Arista." Rista mengangkat tangannya untuk berjabat tangan dengan Bram.

"Ooohh Arista Tatriana Abraham? You look so beautyfull di bandingkan yang aku lihat di youtube hari itu. Seorang barista sukses, musisi and owner sebuah cafe. Yang sukses membawa anak didiknya ke Brazil menjadi seorang barista handal disana and banyak lagi tittle tittle yang sulit di sebutkan untuk seorang Arista," Ucap Bram panjang lebar. "So? Dari semua lelaki tampan, mapan dan keren di tempat ini. Kenapa kamu jalan sama kutu beras ini?" Lanjutnya tertawa.

"Eeehh setan luu. Dia istri gua." Ucap Jio.

"What the fuu? Are you? Hah? Lu? Udah nikah dan gak.. Gak ngundang gua? And nikah sama idola gua lagii, astagaaaa Jioooo," Ucap Bram putus asa. "Ehh ehh and, bukannya Arista...."

"No no, just call me Rista. Okee." Sambar Rista.

"Iya iya, emm iya gua bingung nih. Bukannya Rista muslim yah? Kalian nikah? Siapa yang?..." Wajah Bram kebingungan.

"Bukan urusan lu, kepo banget sih." Ucap Jio sedikit nge gas.

....

Sampai sore mereka menghabiskan waktu bercengkrama bersama rekan rekan bisnis di acara itu.

Pukul 7 malam lewat, mereka pulang. Namun, bukan pulang ke tempat Rista melainkan Jio membawa Rista ke sebuah apartemen yang baru ia beli untuk Rista.

"Kamu kok tau aku suka desain interior kayak gini?" Tanya Rista terngaga menatap betapa elegan nya apartemen itu.

"Aku selama ini perhatiin kamu tau. Juga sedikit bantuan Idam tentunya. Hmm, kamu suka kan?" Ucap Jio menarik Rista mendekap ke tubuh nya. Membuat seorang Rista tak bisa berkutip saat wajahnya berhadapan dengan wajah Jio yang badannya ia tundukkan agar bisa sejajar dengan wajah istrinya.

Rista tak kunjung menjawab, meski Jio menggerakkan alisnya naik turun pertanda meminta jawaban. Rista syok akan perlakuan Jio itu. Jio yang tak kuasa melihat bibir manis di depannya itu langsung mengeratkan pegangannya di pinggang Rista dan melumat habis bibir Rista.

Entah apa yang ada di fikiran Rista saat ini. Tidak seperti biasanya, ia seperti kehilangan diri nya. Karena dekapan Jio membuat darahnya membeku seketika. Bahkan ia tak mampu untuk hanya sekedar membalas lumatan Jio ataupun meraih lengan kekar Jio seperti biasa saat mereka berciuman.

"What happened?" Tanya Jio setelah melepas ciumannya kemudian mengelap bibir Rista yang basah.

"I dont know. Mungkin aku capek. Aku mau mandi dulu yah." Ucap Rista berlalu.

"Wowowo wait! Gak ada ucapan terima kasih dan hadiah buat aku gitu?" Tanya Jio protes.

"No. I said, I'm so tired Jio." Ucap Rista ngegas.

Jio hanya terdiam bingung saat Rista langsung masuk ke kamar mandi.

Setelah sekitar sejam Jio sunyi di depan jendela menatap ramainya kota. Bau bunga sakura menyeruak di seluruh ruangan saat Rista membuka pintu kamar mandi. Ia tersenyum menatap istrinya yang juga tersenyum berdiri di depan pintu kamar mandi dengan hanya berbalut baju mandi berwarna merah cerah.

"Senyam senyum senyam senyum, gih sana mandi. Lu udah bau jigong tau."

"Idihh, sante broow. Ternyata aku nikah sama cewek yang berkepribadian ganda yah." Ucap Jio tertawa.

"Heh anying!"

Jio kemudian langsung masuk ke kamar mandi.

Selepas mandi, Jio yang hanya berbalut handuk menutupi pinggang hingga atas lututnya tak langsung ke lemari pakaian. Melainkan, ia ke balkon meraih pinggang Rista dan melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping istrinya. Rista tak bergeming, ia fokus menatap jalanan yang ramai di bawah sana.

"Thanks Yo." Ucap Rista tersenyum, namun wajahnya masih fokus menatap ke bawah.

"For?"

"For everything yang udah kamu kasih ke aku."

"I love you." Ucap Jio mencium pipi Rista.

Rista kemudian melepas pelukan Jio dan berbalik ke arah suami nya. Ia berencana ingin mencium suaminya itu, tapi karena melihat penampakan di bawah sana membuat Rista tiba tiba menampar sesuatu yang berdiri dari balik handuk Jio.

"Aaaww aw aw aw, sakit gila." Ringis Jio sambil memegang juniornya.

"Ya lu ngapain? Romantis laga sange iya. Gila luu ya."

"Kamu buat aku ngaceng terus nying."

"Dihh, lo aja yang sangean. Jijik." Ucap Rista berlari masuk.

"Taaaaaa tunggu! Ehh tanggung jawab lo. Si dedek pengen masuk sangkarnya." Ucap Jio berlari mengejar Rista.

Daaaaaan pergelutan di atas ranjang pun tak bisa terelakkan.



UHH AHH UHH AHH GAK TUHHH READERSSS WKWK

NEXT TOMORROW TOMORROW YEE

I LOVE YOU READERSS:))

MBA(RISTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang