15

78 3 0
                                    

"Aku itu mokapot dan kamu saringannya,, tanpa mu,, kopi yang ku hasilkan akan berampas".

Rista dengan tenang nya duduk di depan  cermin sambil mengompres tulang pipi nya yang memar dan bibirnya yang pecah akibat di pukuli dua orang wanita yang ia temui di parkiran apartemen pagi itu saat akan turun ke market sebelah apartemen.
"I'm so sorry Rista". Seorang wanita cantik berambut emas, bola mata hijau dan kulit putih yang duduk memelas di sofa apartemen bersama seorang wanita berperawakan hampir sama dengan dirinya.
"It's fine, just a small cut from a misunderstanding won't make me report you to the police". Jawab Rista tersenyum berjalan mendekati mereka.

Wanita yang meminta maaf ke Rista adalah pacar Idam,, Ericka Louise. Ericka dan Idam sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun. Bersama sahabat nya Cathreena Jhonson. Mereka berdua memukuli Rista karena salah paham melihat Rista pagi itu di balkon apartemen Idam yang hanya mengenakan tanktop. Mereka fikir, Idam selingkuh dan Rista selingkuhannya kemudian akhirnya ingin memergoki mereka berdua dengan cara memukuli Rista saat di basement dan menariknya ke kamar Idam.

"Gua mau ke toko uncle Frank". Rista berdiri mengambil outer panjang nya
"Gua anter". Ujar Idam
"Pacarlu?". Tanya Rista menatap Idam menaikkan alisnya
"Dia udah gede, lagian ama sahabatnya. Dia gak berhak buat ngatur gua. Intinya selama lu disini lu kemana mana harus sama gua". Jawab Idam santai.

Setelah cipika cipiki dengan dua wanita dekat Idam, mereka kemudian masuk ke mobil masing masing dengan tujuan yang berbeda. Rista senang sekali, ia seperti anak kecil saat bersama dengan Idam,, dia senang di manja sahabat nya.

Selang beberapa menit menembus jalanan Sidney yang lenggang, mereka akhirnya sampai di parkiran toko Uncle Frank.
Rista turun dari mobil sambil merapikan rambut pendek higlight nya,, memakai outer hitam menutupi tanktop putih dipadukan dengan celana pendek sejengkal dari atas lututnya dan memakai sepatu tali hitam putih,, membuatnya terlihat sangat kasual dan cantik dengan kesederhanaan style nya.

"Aristaa". Uncle Frank yang sedari tadi mengamati wanita cantik yang tidak asing itu dari luar toko yang berjalan bersama lelaki tampan juga pastinya.
"Uncle Frank". Rista mempercepat langkah kakinya saat mendengar sambutan dari lelaki paruh baya kemudian memeluknya erat.
"I really miss you my little Rista". Frank mencium puncak kepala Rista.
"It's been 9 years since Diego's death. You just visited here again my dear". Lanjut Frank melepas pelukannya.
"Well, there are so many activities in Indonesia that you don't have time to visit". Jawab Rista tersenyum lucu,, masih terus memasang wajah gembiranya.
"wow, the tattoo on your chest is not fading". Frank menatap tatto Rista yang ia lukiskan 13 tahun lalu.
"yahh uncle ,, and I want to add your painting in some parts of my body again". Rista berdiri di depan kaca, melepas outer nya.
"I want here". Rista menunjuk bagian pundak kiri nya tanpa menoleh ke Frank.
"And Here". Lanjutnya lagi menoleh ke Frank sambil menunjuk bagian atas lekukan sikut sebelah kiri nya.

Setelah memilih gambar dan tulisan apa yang ia ingin lukiskan di kulitnya, Rista menghampiri Idam yang sedari tadi hanya duduk diam memainkan hp nya kemudian mencium kening nya dan berakhir menggigit bahu sahabatnya itu.
"Lu gila yahh lu,, dihh dasar zombie lu yahh. Ga berubah berubah dari dulu". Aidam mendumel sambil meremas bahu nya yang tadi di gigit Rista.
"Dihh baperan amat lu kontil babi". Rista mendorong bahu Idam pelan.

Selang beberapa menit bertengkar dengan sahabatnya,, Rista naik ke kursi menatap dirinya dan Frank yang sudah siap dengan alatnya lewat cermin di depannya. Ia tersenyum sangat gembira. Entah mengapa, Rista senang sekali melihat jarum itu menancap di kulitnya, meninggalkan noda hitam dengan lukisan sangat indah yang membuatnya lupa akan sakit dari tusukan tusukan jarum itu.
"You are very happy my little Rista?? Hmm?". Frank tersenyum berbicara tanpa melepas pandangannya ke mesin tatto yang menusuk kulit bahu Rista.
"hey uncle, I'm big Rista, not little Rista anymore". Rista mendumel memasang wajah yang sangat imut.
"but to me you are still like the little Rista that I tattooed 13 years ago". Frank mencolek hidung Rista.

Setelah melewati sakit dan bahagia oleh tusukan tusukan jarum mesin tatto. Rista berdiri menatap tatto di bahu nya yang bertuliskan namanya ARISTA TATRIANA ABRAHAM dengan karakter tulisan yang miring dan bersambung. Juga di bagian atas lekukan sikut nya terdapat tulisan Coffiemusicandtoxiclife. Ia berjalan mendekati sahabatnya yang duduk di sofa.
"How about my new tatto?? So cool right??". Tanya Rista berjongkok sedikit di depan Idam memperlihatkan tatto baru nya.
"Whatever Rista". Jawab Idam singkat.
"Dihh gak seru amat lu hari ini anjim".

Apartemen Idam, 20:57pm.

"Gua gak suka Ta lu nato nato gitu. Lu gak keren menurut gua, itu kulit bersih di kasih ama tuhan lu malah kotor kotorin". Idam dengan tenang menceramahi sahabatnya.
"Yaudah sih napa dah lu.. Gua kan suka, lu kok jadi ngurusin banyak tentang kemauan gua. Lu kok sekarang kek ngatur ngatur gua". Rista yang tidak terima memprotes Idam dengan nada sedikit tinggi.
"Gua cuma ngasih tau Ta, kebaikan buat lu gua cuma gak mau sahabat gua diliatin orang kayak cewek jalang". Idam masih bernada tenang meskipun terlihat menahan amarah.
"Maksud lu ngomong gitu apa? Lu fikiran lu yah,, lu tinggal di Sidney tapi fikiran lu masih kek orang kampung tau gak lu!! Lu berfikir seolah olah gua ini kek cewe cewe murahan yang dengan sukarela ngejual memeknya ke cowo ataupun om om hidung belang dengan make tatto?? Gitu?? Ehhh S2 psikolog!! Otaklu ke makan rayap??". Rista berdiri, wajahnya memerah sangat marah dengan apa yang di katakan Idam barusan.
"Gua gak bermaksud gitu Ta".

Rista menarik nafasnya dalam, ia beranjak tanpa menoleh ke Idam. Ia mengambil koper dan mengemasi barang barangnya kemudian duduk di ranjang mengambil hp nya dan memesan tiket online untuk pulang ke Indonesia di penerbangan besok sore.

WAAHHH RISTA NGAMBEK GAESSS..
PADAHAL BARU 2 HARI LOHH DI AUSSIE..
GEGARA IDAM SIHH BANYAK BACOT WKWK..

"Lu kan janji ke gua disini seminggu njirr!!". Idam memegang sikut Rista yang lanjut mengemasi barang barangnya.
"Lu juga janji lu bakal buat kunjungan gua bahagia!!". Rista menjawab menatap Idam dalam dengan mata nya yang berkaca kaca.
"Iyaa maafin gua Ta. Maaf,, lu mah ahhh". Idam dengan nada seperti anak kecil memeluk Rista erat.
"Yah mau gimana lagi, gua udah pesen tiket buat penerbangan besok".

Esok siang nya di airport, Idam menemani Rista menunggu di lobby. Tidak lama kemudian masuk notif di hp Rista bahwa penerbangan Sidney ke Jakarta di delay sampai jam 04:00am.
"Seriusan ini??". Idam mengambil hp Rista menatap Rista gembira kemudian memeluknya dan menggendongnya sambil berteriak.
"Yeahh,, lu masih disini ampe besok. Anjim doa gua ke kabul,, makasihh tuhaaan".
"Ehh gila turunin gua dihh gila lu yahh". Rista memukuli Idam menutupi wajahnya karena malu dilihat banyak orang.

Mereka pulang ke apartemen Idam, menyimpan koper Rista kemudian mereka pergi lagi berjalan jalan menyusuri Sidney sampai tengah malam.

SO SWEET AMA YAK PERSAHABATAN DUA SEJOLI AIDAM AMA RISTA HEHHE..

KEK NYA READERSS MULAI BERKHAYAL BUAT PUNYA SAHABAT KEK IDAM ATAU RISTA YAHHH,, HAYOO NGAKU WKWK..

GW DOAIN DEHH SEMOGA DAPAT SAHABAT SEKALIGUS JODOH YANG SWEET KEK MEREKA BERDUA..

INTINYA STAY AMA MBA RISTA YAHH:)

SELALU TUNGGUIN UP SELANJUTNYA

I LOVE YOU READERSSS:))

MBA(RISTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang