30

53 1 0
                                    

Cuaca yang terik siang itu membuat kulit Rista bersinar saat berjalan dari parkiran menuju pintu cafe. Seperti pasangan vampir, saat Jio menggenggam tangannya dan mereka berjalan berdampingan. Untung saja Rista memakai lipstik, jadi masih terlihat seperti manusia.

Saat masuk di pintu cafe yang masih sepi, tiba tiba saja seorang wanita berambut pirang pendek setelinga memakai sepatu kets celana pendek dan kaos oblong hitam berlari dari bar memeluk Rista bahkan mengangkatnya.

"Aaaristaaaaaaaaaaakuuuuuuu." Teriak wanita itu, memeluk sambil menciumi Rista.

"Hey hey hey, calm dong. Jijik anjirrr." Ucap Rista mendorong wajah wanita bertato naga di sebelah mata nya.

"Idihh, awas lu yaa. Gak kangen ama gua lu?" Ucap wanita itu masih semangat.

"Gak. Ngapain lu disini?" Ucap Rista dengan wajah sinis sambil berjalan menuju kursi depan tanpa memperhatikan wanita yang tadi memeluknya. Bahkan Jio, yang dari tadi hanya dengan terheran heran menyaksikan kejadian sedikit memalukan di hadapannya.

"Mba Rista." Sapa Akel yang dari tadi duduk di kursi memperhatikan Rista. Juga anak anak lain.

"Cafe oke, bersih, rapi, wangi. Eemm, band oke gua liat dari live. But," Ucap Rista terhenti sebentar sambil menajamkan matanya ke Rian. "Ekspresso, latte, ice moccachino and hot green tea for my husband." Lanjutnya yang kemudian di angguki oleh Riyan dan segera ke bar untuk menyiapkan pesanan Rista.

"Ristaaaaa. Lu ngacangin gua mulu ahh." Ucap wanita tadi menghempas pantatnya di kursi sebelah Rista.

"1. Lu ngapain disini? 2. Kapan lu ada disini? 3. Dari mana aja lu sejak kemaren gua nikah?" Tanya Rista sinis.

"Aaahh Ristaaaaaa. Salahin tuh Akel yang baru semalam ngabarin gua soal pernikahan lu. And, turut berduka cita yah atas meninggalnya Ami. I'm so sorry atas keterlambatan update about you and all."

"Hmm, so." Rista menatap Jio, mengisyaratkan untuk berkenalan dengan wanita depannya.

"Emm yah, Jio." Ucap Jio mengulurkan tangannya.

"Yes I know, bule british yang punya banyak cabang bar di Indonesia. You are a lucky man bisa dapat Rista sebagai kandang burung lu hahaha." Ucap Wanita itu terbahak.

Semuanya menatapnya kesal. Termasuk Jio dan Rista.

"Ups I'm sorry. Poppy, my name is Poppy. Lu pasti belum tau gua kan. Oke gua cerita, jadi nama lengkap gua Margaretha Poppy Lucyanna Andrea, gua adalah barista lulusan cafe ini yang sukses melebihi Rista hehhe gak deng bercanda, Rista dimana mana lebih tinggi dari siapapun nah kemudian di angkat menjadi duta barista di Brazil, anjay gak? Pokoknya, gua barista terbest deh setelah mba Rista. Si Riyan mah kalah hahha." Ucap Poppy panjang lebar dengan satu tarikan nafas.

"Mmmoke I believe you." Ucap Jio sedikit meringis karena tingkah Poppy.

"Hahaha Pop Pop, lu gak berubah sejak dulu yah. Masih pecicilan." Ucap Rista tertawa.

Tidak lama, Riyan datang membawa pesanan Rista dan semuanya di icipi dengan teliti oleh Rista.

Semua nya berkembang dengan baik di tangan anak anak yang mereka percayai. Dimana Idam? Yang kata nya mengganti Rista untuk mengawasi cafe nya? Idam tiba tiba kembali ke Aussi karena ada tugas mendadak yang harus ia kerjakan di sana.

Sampai siang pukul 12 lebih, akhirnya mereka menghentikan canda tawa mereka karena Rista dan Jio harus ke undangan. Meninggalkan anak anak dengan tenang, karena ada Poppy disana yang sangat Rista percayai.

....

"Ohiya, kamu kenal Bram? Aditya Bramasta, pemilik perusahaan tambang nikel dari kalimantan. Dia juga katanya di undangan dan akan datang di acara ini." Ucap Jio membuka pembicaraan, tatapan nya tetap lurus ke jalanan.

MBA(RISTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang