40

38 1 0
                                    

"Seperti kopi caramel, tak perlu kau tambah gula lagi rasa nya sudah manis"

"Saya tau, ada masalah besar yang menimpa kalian akhir akhir ini. Meskipun saya tidak tau masalah apa itu, tapi saya bisa lihat dari ekspresi kalian berdua. Saya hanya berharap, sebesar apapun masalah kalian, saya mohon, jangan pernah lukai Rista." Ucap ayah Rista.

Sekarang, Jio sedang berdua saja di apartemen bersama ayah Rista. Sementara Rista pergi jalan jalan dengan Poppy.

"Maaf yah. Masalah ini memang awalnya dari aku. Andaikan..."

"Sudah! Saya tidak perlu tau apa masalah kalian. Itu urusan kalian. Hanya yang terpenting, masalah ini tidak membuat kalian saling menyakiti satu sama lain. Apalagi saat ini kalian sedang menantikan calon buah hati kalian bukan?" Ucap ayah Rista, ia tersenyum sambil menepuk pundak Jio menyalurkan kasih sayang.

Sekitar 2 jam mereka berbincang di balkon, layaknya anak dan ayah yang saling bertukar cerita satu sama lain. Mereka terlihat akrab meskipun terkadang Jio masih canggung.

Tidak lama kemudian Rista kembali dengan membawa beberapa belanjaan.

"Im home." Sapa Rista dengan gembira sambil mendudukkan tubuhnya bersama belanjaan nya di ranjang.

"Kamu pulang sendiri?" Tanya Jio.

"Aku cuma di antar Poppy sampai lift. Aku nyuruh dia buru buru ke cafe, soalnya Idam kata nya lapar," Jawab Rista, mendengar nama Idam terlihat wajah Jio tidak senang dan ayah nya bisa membaca itu. "Ohiya, aku belanja baju buat Jio sama ayah. Nih. Kalian coba sendiri, pasti suka." Lanjutnya.

....

Sekitar 3 hari ayah Rista bersama mereka akhirnya ia pulang. Di 3 hari itu menjadi hari hari dimana Rista dan Jio merasa rasa cinta mereka kembali erat. Entah karena nasehat nasehat ayahnya atau karena hal lain.

Berbulan bulan mereka menjalani hubungan yang harmonis meskipun terkadang Rista harus menahan sakitnya saat ia harus memaksakan diri untuk menerima kehadiran Queen di antara mereka setiap seminggu sekali. Memang tidak ada Kelly, namun tetap saja. Siapa wanita yang tidak sakit jika hal seperti ini menimpa rumah tangga nya? Hanya saja Rista tetap terlihat baik baik saja, ia harus tetap baik baik saja untuk keluarganya, teman temannya dan juga janin nya. Begitu juga Jio, ia harus menahan rasa cemburu saat Rista lebih sering mencari Idam. Namun semua hal itu harus mereka tahan agar hubungan mereka tetap utuh.

.....

Pagi pagi buta di hari minggu. Rista yang terbangun dari tidurnya, dengan wajah khas bangun tidur ia tersenyum menatap perutnya yang kini usia nya memasuki 31minggu. Tidak lama lagi mereka akan memeluk buah hati nya. Setelah puas dengan perut buncit nya, ia mengalihkan pandangannya ke suami nya kemudian membangunkan suami nya untuk bersiap siap ibadah ke gereja.

"Morning sayang." Ucap Jio sambil mengelus perut Rista kemudian mengecup nya. Terlihat kedutan dari balik baju yang menutupi perut berisikan bayi kecil itu.

Sembari menunggu Jio mandi, Rista ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Setelah Jio selesai mandi, mereka pun makan bersama sambil berbincang sedikit.

"Kamu gak usah ikut yah." Ucap Jio sambil berdiri dari kursi.

"Loh kenapa?" Tanya Rista bingung. Baru kali ini, biasanya Jio yang mengajaknya dan Rista yang menolak.

"Nanti kamu capek nungguin aku. Liat nih, perut kamu makin besar. Yah."

"Mmm, tapi aku.."

"Iya, kamu ke Cafe aja. Gak apa apa kok. Tapi naik taksi online yah." Ucap Jio memotong.

MBA(RISTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang