+62887***** calling
"Hy Rista. Ini Jenny, emm bisa gak kita ketemu? I want talk with you, something important. But, kita ketemu di luar aja. Bisa kan? Lo gak sibuk kan?"
"Ohh, iya bisa kok. Tapi gue sendiri aja, soalnya Jio lagi ada urusan."
"Yah, sebenarnya memang gue gak mau kalau ada Jio."
"Ohh, yaudah. Dimana dan kapan?"
"Gue tunggu lo di Malio Resto yah. Gue udah mau jalan ini dari rumah."
"Lu jalan dari rumah?"
"Ehh maksud gue naik mobil, hahha bisa aja lo bercanda nya. Yaudah yah gue tunggu. See you."
Rista menutup ponsel nya, melamun sebentar kemudian segera bersiap siap.
Awalnya ia ingin naik motor, namun setelah melihat cuaca diluar sangat lah panas siang itu dan juga ia hanya memakai celana pendek dan kaos oblong akhirnya ia memilih untuk naik mobil saja. Entah mengapa, Rista seperti sudah bisa menebak apa yang ingin Jenny bicarakan dengannya. Sepenting itu, di terik matahari siang ini Jenny benar benar mengajak Rista bertemu tanpa bertanya apakah Rista sibuk atau tidak. Yah meskipun memang Rista tidak sibuk sebenarnya, hari itu ia akan ke rumah sakit menjemput Idam dan selesai.
Tidak perlu waktu lama, akhirnya Rista tiba di Malio resto. Ia masuk dan langsung melihat Jenny yang duduk di kursi ujung kanan. Namun Jenny tidak sendiri disana, ada Queen dan seorang wanita juga. Seperti nya dia saudara Jenny, wajahnya sangat mirip.
"Heyy, wah panas banget tadi di jalan." Ucap Rista menyapa Jenny, Queen dan wanita yang duduk di sebelah Jenny.
"Iya, gak macet kan?" Tanya Jenny sekedar basi basi.
"No " Jawab Rista tersenyum sambil menatap wanita di depannya.
"Ohiya, Kelly. Aku kakaknya Jenny dan maminya Queen." Ucap Kelly mengulurkan tangannya ke Rista.
"What?" Ucap Rista, ia terkejut karena selama ini dia fikir Queen adalah anak Jenny.
"Yah Rista. She's my sister and Queen Mom. Mungkin selama ini lo fikir Queen itu anak gue but no, hmm. Emm, pesan dulu yuk." Ucap Jenny.
Rista hanya mengangguk. Mereka kemudian memanggil pelayan dan memesan makanan. Di sela menunggu makanan datang, mereka basa basi sedikit dan membahasa tentang kehamilan Rista. Jenny ternyata sudah mengetahui bahwa Rista hamil. Entah dari siapa, padahal Rista hanya memberi tahukan ini ke keluarga dan anak anak.
"Udah nih, kenyang. Emm, gimana? Something yang pengen lo ceritain?" Tanya Rista to the point.
"Mmm, sebelumnya gue mau minta maaf banget yah Ta. But, maybe ini waktu yang paling tepat buat bilang semua nya ke lo. Eemmm..." Ucapan Jenny yang terlalu lama berfikir tiba tiba di sambar Kelly.
"Queen adalah anak dari suami mu," Ucap Kelly spontan, wajahnya berubah pucat kemudian menatap Jenny. "Im sorry, aku permisi dulu." Lanjutnya kemudian berdiri mengajak Queen entah kemana.
"Sorry Ta." Ucap Jenny.
"No, no it's okey. Ceritain aja semuanya." Ucap Rista, wajahnya masih tenang dengan senyuman hangat yang selalu ia pancarkan.
"Jadi sebenarnya gue sama Jio itu dulu emang pacaran. Tapi karena Jio dulu bajingan, sorry. Dia main di belakang gue sama kakak gue itu, hingga akhirnya gue tau kalau Kelly hamil anak Jio dan awalnya Jio bilang mau tanggung jawab but I dont know, dia ngilang. Benar benar ngilang sampai akhirnya gue tau kalau dia udah nikah and now, gue cuma pengen dia tanggung jawab untuk Queen. Maksud gue, bukan nikahin Kelly, just for Queen, dia ngomong ke Queen kalau dia adalah ayahnya, udah cukup. Gue kasian sama Queen, dia selalu nyari dedynya so, cuma itu yang gue minta ke Jio," Jenny menatap Rista, wajah Rista sekarang tidak bisa di tebak. "Im sorry Rista. Gue gak bermaksud and kalau lo gak percaya Queen anaknya Jio, kita bisa tes dna mereka. Gue gak mau kalau lo berfikir gue cuma mau nipu lo."
