11

118 5 0
                                    

Rista duduk di kursi tengah menatap anak anak band dan Riyan yang tengah membereskan 3 meja kaca yang pecah karena ulah mereka.

LOH KOK MEJA NYA PECAH??
ANAK ANAK PADA ABIS NGAPAIN?

"Sorry mba". Akel menggaruk kepalanya memasang wajah melas.
"Yahh gapapa,, sekalian lu rusakin semua meja yang ada disini. Kan honor lu pada gede,, intinya itu meja 3 itu seharga honorlu selama 3 bulan". Rista menjawab perkataan Akel dengan santai sambil tersenyum sinis.
"Anjim kita kaga di gaji selama 3 bulan dong mba". Rangga menatap Rista dengan tatapan kaget.
"Lu sih Kel,, semangat bener pen nabok tuh cowo. Ginikan jadinya". Kata Aldo.

Kejadian beberapa jam yang lalu...

"Ngapain sih lu masih gangguin Mba Rista? Lu bener bener yah lu". Akel menggemprak meja keras hingga membuat meja kaca itu retak.
"Kel!!". Rista menenangkan Akel menatapnya dengan lembut.
"Hahahh,, udah berapa kali main lu ama Rista ampe ngejagain Rista sedalam ini?". Fidlan mengangkat kepalanya menatap Akel dengan ejekan.
"Anjing yah lu". Akel menarik kera baju Fidlan.

Pertengkaran antara Fidlan dan Akel tidak bisa di hentikan oleh Rista sendiri. Tambah anak anak lain datang ikut memukul Fidlan,, sampai 2 meja kaca pecah karena badan Fidlan ambruk oleh anak anak.

Hampir saja Fidlan di lempari kursi kayu yang di ambil Bagas dari panggung band. Tapi langkahnya terhenti saat geprakan keras dari meja kaca tempat Rista duduk terdengar mengiung membuat mereka semua berhenti kemudian menatap Rista yang berdiri dengan tangan berlumuran darah karena menggemprak meja hingga pecah dan wajah nya yang memerah karena sangat kesal.

Riyan langsung berlari menghampiri Rista. Namun ia berhenti saat Rista menodongkan pecahan kaca meja yang berukuran besar.
"Lu deket gua lu mati lu,, urusin itu orang. Bawa ke rumah sakit dan urus semua biaya nya. Urus cafe ini juga. Lu pada lu udah notok rezeki cafe hari ini lu tau!!". Rista dengan nada membentak namun tenang,, wajahnya terlihat sangat kesal ke anak anak.

Aldo dan Arya yang mengantar Fidlan ke rumah sakit, sementara yang lain tinggal. Rista duduk di kursi memasang wajah yang sangat kesal menatap anak anak dengan tangannya yang masih berlumuran darah karena pecahan kaca yang menusuk pas di pergelangan tangannya.
"Gua obatin yah mbak lukanya". Riyan duduk di sebelah Rista meletakkan kotak p3k di meja kemudian menarik tangan Rista ke depannya.

SO SWEET AMAT DAH INI RISTA AMA ANAK ANAKNYA WKWK..

GIMANA KEADAAN FIDLAN??

UDAH LAH GA USAH PEDULIIN BINATANG JALANG MACAM DIA.

KITA KEMBALI KE MBA RISTA.

Esok hari setelah kejadian itu cafe kembali buka. Rista masih dengan tangannya yang di perban membantu Riyan sebisanya.
"Keknya gua butuh pegawai lagi dehh Yan". Ucap Rista yang tengah menggiling biji kopi.
"Yahh klo mau mba tinggal suruh Arya bikin pamflet oprec,, pasti lah banyak yang mau kerja disini apalagi owner nya cantik banget whahha". Ujar Riyan sambil menuang cream ke  cangkir.
"Mana ada banyak orang yang tau klo gua owner nya Riscafe,, yang mereka taunya gua vokalis ama barista disini hahha".

INI SUMPAH GUA BINGUNG BAT DAH MAU NULIS KEK GIMANA ANJIM WKWK..

MAKLUM LAH YAHH,, AUTHOR BARU:"

GW KASIH KATA KATA ASHHOYY DARI BARISTA AJA YAK HEHHE

"Kopi adalah hal yang paling jujur,, ia pahit namun tak pernah menyembunyikan rasanya,, ia hitam namun tak pernah menyembunyikan warnanya".

"Itu ekspresso yang meskipun melalui proses panjang dalam pembuatannya,, tetap saja hasilnya pahit.. Namun hanya orang orang bersyukur yang bisa menikmati rasa nya hingga akhir tegukan".

ENJOY TERUS AMA MBA RISTA YAH GENGSSS

SORRY NIH GW PUSING MAU BUAT CERITA NYA GIMANA

THANKS YAHH BUAT YANG SELALU BACA KELANJUTAN MBA RISTA

TUNGGUIN NEXT CERITANYA

I LOVE YOU READERSS:)

MBA(RISTA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang