34. Mimpi Buruk (2)

46 5 0
                                    

Setelah menceritakan alasannya pergi ke rooftop seorang diri, Daehyun langsung disuruh oleh Hoseok untuk segera tidur. Daehyun menurutinya dan menyelimuti dirinya dengan selimut.

“Baru beberapa Jam yang lalu, aku mendapatkan ancaman dari Seokjin Hyung. Itu cukup mengerikan. Sekarang, hal yang tidak pernah kuduga adalah… Hoseok Hyung lebih mengerikan daripada Seokjin Hyung,” batin Daehyun lalu mengingat tatapan tajam yang ia terima dari Hoseok, tatapan itu menemaninya hingga proses introgasi selesai.

Ia berusaha untuk tidur, tapi tatapan-tatapan dari para Hyung benar-benar mengganggunya.

“Kenapa kau masih belum juga tidur?” tanya Taehyung yang sedang duduk di samping ranjang Daehyun. “Aku tahu kau tidak tidur.”

Daehyun mengintip dari sela-sela selimutnya lalu bergeser mendekati Taehyung.

“Bagaimana caraku tidur jika kalian menatapku seperti kawanan hewan buas yang mengincar mangsanya?” balas Daehyun pelan.

Taehyung hanya terkekeh kecil lalu meminta ketiga Hyung yang lain untuk meninggalkan ruangan. Setelah memastikan mereka hanya tinggal berdua, Taehyung segera menurunkan selimut Daehyun.

“Apa kau terbangun karena haus?” tanya Taehyung yang mendapatkan sebuah anggukan dari Daehyun.

“Apa ada alasana lain lagi? Katakan kepadaku,” lanjut Taehyung lembut.
Saat ia bersama ketiga Hyung yang baru saja keluar, entah kenapa mulutnya tidak bisa mengatakan apa-apa. Mood-nya juga tidak dalam kondisi yang bagus. Seperti dia akan kena marah jika ia mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan permintaan. Hoseok hanya menginginkannya untuk mengatakan alasannya pergi ke rooftop, bukan alasan kenapa ia bisa terbangun dari tidurnya.

“Aku mimpi buruk,” kata Daehyun.

“Seperti apa?” tanya Taehyung.

“Di dalam mimpiku, semua orang membenciku. Mereka melemparkan kata-kata buruk kepadaku bahkan seorang pria dewasa mengunciku dari luar,” jelas Daehyun. Ia juga memberitahu Taehyung kalimat-kalimat yang ia terima di dalam mimpinya. “Apa mereka orang yang sama dengan mimpiku yang lain?”

Reaksi Taehyung? Tentu saja menegang dan ia membulatkan matanya tidak percaya.

“Itu hanya mimpi… tidak perlu dibawa serius,” sahut Taehyung.

“Bagaimana dengan mimpiku yang sebelum-sebelumnya? Rasanya sama. Semuanya terasa sangat nyata,” balas Daehyun sambil menatap kedua mata Taehyung lekat. “Hyung, aku belum pernah mengatakan kepada siapapun soal ini, tapi aku rasa… aku telah mengalami yang namanya amnesia.”

“Apa?”

“Masa Hyung tidak tahu? Amnesia itu adalah lupa ingatan. Contohnya adalah terjadinya benturan yang keras di kepala. Hyung, aku pernah mengalami hal itu! Coba sentuh sisi kanan kepalaku,” sahut Daehyun lalu membawa tangan Taehyung untuk meraba bekas jahitan di kepalanya.

“Halmeoni dan Dokter Zhang mengatakan bahwa aku mendapatkan luka ini karena terjatuh saat bermain di taman. Mungkin karena kecelakaan itu aku mengalami amnesia! Dan mimpi-mimpi yang aku alami itu bukan hanya sekedar mimpi, tapi ingatanku. Aku pernah mencatat semuanya di kertas, tapi aku tidak tahu kertas itu ada di mana. Tenang saja, aku mengingat semua apa yang aku tulis,” seru Daehyun semangat lalu memberitahu dua mimpinya yang pernah ia ceritakan ke Hoseok dan Namjoon.

Ia mengatakan itu dengan sangat semangat, tapi tentu saja ia masih butuh yang namanya bukti atas perkataannya. “Setelah keluar dari sini, aku harus pergi ke rumah sakit tempatku dirawat 5 tahun yang lalu... dan menanyakan keberadaan Dokter Zhang,” batin Daehyun lalu menatap Taehyung yang masih terdiam.

Genius Boy [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang