16. Apa kau mau membantuku lagi? (Revisi)

96 16 8
                                    

Mereka berdua dengan cepat pergi ke ruang makan setelah mendengar teriakan Seokjin. Sarapan kali ini, Seokjin menyiapkan sup rumput laut, kimbab, sup labu, telur gulung, dan kenapa ada sate daging domba?! Untuk sarapan? Seokjin langsung mengetahui siapa pelakunya dan langsung menatapnya dengan sangat tajam. Daehyun melihat kedua Hyeong saling bertatapan dengan sangat sengit. Mereka tidak bicara, tapi tatapan mereka benar-benar menimbulkan kesan menyeramkan.

“Hyeong tertua dan Hyeong termuda bertengkar hanya karena makanan? Itu berarti Hyeong lain sangat sulit untuk menenangkan mereka. Mengingat ini hanya hal kecil, bagaimana dengan yang besar? Entah kenapa aku tidak ingin membayangkannya,” batin Daehyun lalu segera duduk di tempatnya kemarin.

Drrt…

Drrt…

Tanpa berpikir lama, Yoongi segera meninggalkan ruang makan setelah mengetahui siapa yang menghubunginya. Setelah kepergian Yoongi, Jungkook segera mengambil sate domba dan memakannya dengan perasaan cukup kesal, jika ia melihat Seokjin. Ia masih marah soal kemarin. Taehyung? Dia sudah melupakannya karena sibuk menaruh seluruh perhatiannya ke Daehyun, tapi tetap menjaga jaraknya dengan Seokjin.

“Jungkook Hyeong, sate domba itu memang enak... tapi mungkin akan lebih nikmat jika kau memakannya dengan perlahan,” kata Daehyun mencoba membujuknya.

Jungkook mengangguk karena mulutnya sudah penuh dengan sate domba. Daehyun juga mulai makan apa yang telah berada di atas piringnya, itu semua berkat Taehyung. Jadi, ia hanya langsung memakannya tanpa repot-repot memanjangkan tangannya untuk meraih makanan yang dapat ia gapai. Meja makan itu cukup luas baginya, sedangkan tangannya belum sepanjang Hyeong yang lain.

Tidak lama kemudian, Yoongi kembali dengan wajah yang cukup suram. Ia hanya makan apa yang ada di sekitarnya, ia tidak mengambil sate domba kesukaannya seperti biasa. Yang lain ingin menawarkannya, tapi memilih diam karena wajah suram yang dipancarkan Yoongi. Setelah makanannya habis, Yoongi langsung meninggalkan meja makan dan kembali ke kamarnya. Para Hyeong hanya menatapnya bingung, sedangkan Daehyun masih sibuk dengan makanan yang berada di hadapannya.

Setelah mereka semua selesai, Daehyun ikut membantu Seokjin untuk mencuci semua piring kotor. Taehyung dan Jungkook juga ikut, mengawasi mereka dari jauh. Masih tidak mau dekat dengan Seokjin.

“Daehyun, kau tidak perlu membantuku. Pergilah bermain dengan Hyeong yang lain,” kata Seokjin. Ia mulai kesal dengan tatapan yang ia dapatkan dari dua orang yang hanya mengawasi mereka tanpa ada niat membantu.

“Tidak, Hyeong. Aku tidak bisa tinggal bermain sedangkan kalian telah mengizinkanku untuk tinggal di sini,” sahut Daehyun sambil mengeringkan alat makan yang telah dicuci oleh Seokjin menggunakan kain bersih.

“Jika itu maumu, maka aku tidak akan menolak,” sahut Seokjin lalu memberikan piring terakhir ke Daehyun.

Daehyun menerimanya dan segera menaruhnya di tempat piring.

“Apa aku melakukannya dengan baik?”

“Tentu saja. Kau melakukannya dengan baik, Daehyun-na.”

Daehyun yang mendengar kalimat itu tidak dapat menyembunyikan senyumannya.

Jika saja tangan Seokjin tidak keriput gara-gara mencuci piring, ia dengan sigap akan langsung mencubit pipi Daehyun dengan gemas. Entah hilang ke mana sarung karet untuk mencuci, tapi ia yakin salah satu dari pemilik pasang mata yang menatapnya dari jauh, atau bisa saja dua-duanya.

Setelah membantu Seokjin, Daehyun pergi mengambil leptopnya di kamar yang ia tempati. Sebenarnya Daehyun ingin tinggal di kamar untuk mencari informasi di leptopnya, tapi dia memutuskan untuk melakukannya di ruang keluarga. Tidak baik berada di kamar sepanjang waktu, terlebih lagi jika hanya menumpang, pikirnya.

Genius Boy [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang