Taehyung berjalan cepat melewati koridor yang panjang itu sambil mencari keberadaan Daehyun. Ia berjalan kesana kemari, tapi kenapa ia tidak juga menemukan Daehyun? Perasaannya mulai tidak enak. Dengan langkah yang berat ia langsung menuju ruang CCTV berada.
“Maafkan kami, CCTV restauran ini sedang mengalami kerusakan. Kami juga tidak tahu apa penyebabnya.” Mendengar hal tersebut, ia berlari keluar menuju parkiran VIP dan emosinya kembali naik karena keempat ban mobilnya telah di kempeskan.
Ia kembali berlari menuju pinggir jalan sambil mengangkat tangannya, menghentikan taksi. Sesaat taksi yang tidak memiliki penumpang berhenti di depannya, dengan cepat ia masuk dan memperlihatkan alamat rumah dari layar ponselnya.
“Ambil jalan tercepat.” Supir menancap taksi tanpa mengatakan apapun lagi.
Arus jalanan yang mereka lewati sangat lancar, tanpa adanya kendala, tapi Taehyung sama sekali belum tenang sambil memegang kepalanya. Rencana yang ia rancang sehati-hati mungkin hancur karena menaruh kepercayaan kepada pria itu, pria yang menyandang sebagai teman dekatnya.
Taksi berhenti tepat di depan rumah yang memiliki dua lantai, padahal ia sudah berangan-angan untuk tidak akan kembali ke tempat itu. Dengan langkah yang berat, ia mulai memasuki perkarangan rumah tersebut setelah menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kuat.
Memasukkan kode untuk membuka pintu rumah tersebut.Cklek
“Ternyata kau masih tahu arah jalan pulang, Taehyung,” kata pria yang membuat gerakan Taehyung seketika berhenti.
Taehyung mengeraskan rahangnya. “Di mana dia, Namjoon Hyung?”
Namjoon tidak langsung meresponnya. “Kau mau bawa dia ke mana?”
“Jawab pertanyaanku!”
“Apa itu yang kau pelajari? Apa Halmeoni tidak mengajarimu untuk tidak meninggikan suaramu untuk seorang yang lebih tua?” tanya Namjoon. “Kau berubah Taehyung.”
“Apa hakmu untuk mengkritikku?!”
“Aku Hyung-mu. Saudara tertua dari tiga bersaudara. Aku,” Namjoon menunjuk Taehyung, “kau dan juga anak yang berusia 12 tahun itu.”
Taehyung menunjukkan senyum menyerigainya. “Tidak sepenuhnya, Hyung,” katanya dengan nada yang terkesan mengejek. “Kita saudara, tapi aku dan Daehyun berbeda denganmu. Kita lahir di rahim yang berbeda. Itu adalah alasan kenapa kalian semua membenci kami, sebab kami adalah anak ilegal yang lahir dari rahim wanita yang tidak memiliki status sah dengan Appa!”
Namjoon langsung mencengkram kerah Taehyung dan memukulnya tepat di pipi kiri. Taehyung meludahkan salivanya yang telah tercampur dengan darah kemudian membalas pukulan Namjoon. Mereka saling menyerang satu sama lain. Taehyung tersungkur di depan pintu dengan pelipis yang sudah mengeluarkan sedikit darah. Namjoon kembali mencengkram kerah Taehyung lalu menatapnya dengan sangat intens, sebelah kiri matanya sudah menimbulkan warna keunguan.
“Apa kau puas?” tanya Taehyung lalu menepuk-nepuk wajah Namjoon. “Wajah ini, ya, wajah ini yang telah membuat Daehyun terluka beberapa tahun yang lalu. Yang membuat Daehyun melupakanku.”
“Tarik semua perkataanmu, sekarang juga.”
“Aku bisa menariknya, tapi tidak dengan kenyataannya.”
Namjoon mengepalkan lagi tangannya dan mengeraskannya, ia telah telah mengambil ancang-ancang dan telah menentukan bidikannya, tapi ia memilih untuk berhenti saat melihat tatapan Taehyung.
Taehyung tersenyum. “Kenapa berhenti? Pukul aku. Di sini, tepat di sini.” Taehyung membawa tangan Namjoon ke pelipis Taehyung. “Buat aku juga melupakan semuanya, aku ingin merasakan apa yang Daehyun rasakan selama lima tahun ini. Hah… kenapa bisa aku mempercayakanmu untuk menggendongnya kala itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius Boy [BTS]
Фанфик[Slow Update dan jika ada waktu luang akan direvisi kembali] Maaf atas ketidaknyamanannya. . . "Hanya butuh waktu dan kasih sayang agar memorinya kembali. Aku tahu ini berat... tapi bertahanlah sebentar lagi"-KSJ Dengan kejeniusan dan perilakunya te...