20. Maaf (1) (Revisi)

87 14 4
                                    

Di rumah, Seokjin, Hoseok, dan juga Namjoon telah duduk dengan sangat sabar menunggu kepulangan kelima anggota keluarga mereka. Mereka semua langsung pulang ke rumah setelah mendapat kabar dari Jimin tentang kejadian yang menimpa Daehyun atas kecerobohan mereka.

Sesaat mobil yang telah ditunggu-tunggu telah terlihat oleh pandangan mereka, mereka semua segera keluar dari rumah dan menghampiri mobil tersebut. Yoongi pertama yang turun dari mobil dan memberikan isyarat kepada mereka untuk tetap tenang. Seokjin, Hoseok, dan Namjoon mengangguk mengerti.

Seokjin menepuk pundak Namjoon lalu membisikkan sesuatu yang terdengar seperti perintah.

“Bawa Daehyun kembali ke kamarnya.”

Mendengar perintah itu, Namjoon segera mengambil Daehyun dari dekapan Taehyung sesaat melihat Taehyung turun dengan sangat hati-hati.

“Apa yang kau lakukan?” gerutu Taehyung dengan lirih.

Taehyung sangat tidak senang sekarang. Suasana hatinya cukup kacau setelah mendengar semua perkataan Daehyun. Ia tidak menyangka sumber ketenangan maupun kebahagiaannya mengatakan itu tepat di wajahnya. Ia tahu Daehyun mengatakan itu karena dua orang yang tidak tahu diri itu... Namun, itu tetap memberikannya rasa sakit dan takut. Ia takut kejadian itu akan memberi mereka jarak atau lebih parahnya memisahkan mereka. Seperti yang dilakukan oleh Namjoon sekarang ini.

Namjoon dapat merasakan kekesalan yang diberikan kepadanya. Namun, ia juga tidak berada dalam keadaan yang stabil.

"Kembali—"

“Tanyakan itu pada dirimu.”
Namjoon menyela kalimat Taehyung dan membalas tatapan Taehyung, tidak lupa melemparkannya juga kepada Jimin dan Jungkook. "Tanyakan, 'Apa yang kau lakukan?' Hingga membuat Daehyun seperti ini."

Kalimat itu seperti pukulan bagi Taehyung, begitu juga dengan dua orang yang berada di belakangnya.

Karena tidak mendapatkan jawaban, Namjoon akhirnya berbalik dan bejalan memasuki rumah.

Mereka semua mengikuti Namjoon dengan pandangan yang tertuju ke Daehyun hingga dua Hyeong menghalangi mereka. Seokjin dan Hoseok berhenti, tepat di depan Jimin, Taehyung, dan Jungkook.

Namjoon yang mengerti akan tindakan Seokjin dan Hoseok segera meninggalkan ruang tamu karena mengetahui bahwa dua Hyeong-nya itu sudah terlalu sabar untuk menahan semua perkataan yang ingin mereka lontarkan kepada Taehyung, Jimin, dan juga Jungkook yang ternyata setelah keluar dari toilet dia singgah dulu di stand percobaan makanan.

Yoongi tidak dimasukkan karena mereka tahu, Yoongi kala itu sedang mengurus benda yang dibuat khusus untuk Daehyun. Semua proses telah selesai, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya kepada Daehyun.

"Aku harap kalian mengatakannya dengan jujur."

Tubuh mereka langsung merinding saat mendengar suara kejam dari Hoseok.

Setelah puas mengeluarkan semua unek-unek mereka kepada tiga pria itu selama 1 jam lamanya dan membuat ketiga bocah bongsor itu akur kembali, Seokjin memberikan kesempatan untuk mereka untuk buka suara.

“Ada yang ingin kalian bantah?”

Taehyung dan Jungkook hanya melirik sekilas Seokjin lalu kembali mengabaikannya.

“Aku….”

Jimin dengan perlahan angkat tangan dan langsung bertanya saat melihat anggukan Seokjin.

“Apa… Haraboji sudah mengetahuinya? Kita juga perlu penjelasan kenapa bodyguard yang berada di bawah perintahnya tidak terlihat saat kejadian itu terjadi.”

Seokjin berdecih kesal lalu mengeluarkan ponselnya. Ia semakin kesal saat melihat bahwa pesannya masih tercentang satu.

“Aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan hingga ponselnya tidak dapat dihubungi.” Lalu memasukan kembali ponselnya dalam saku dan membaringkan dirinya di sofa.

Ia sangat pusing sekarang. Masalah senang sekali menghampiri keluarganya. Belum selesai masalah yang satu, tetapi masalah baru datang dengan tidak sabarnya. Kapan baru ia dapat fokus kepada pemulihan Daehyun? Memikirkannya saja membuatnya bertambah kesal.

“Sebagai hukuman, kalian bertiga pergi siapkan makanan. Masak atau pesan. Intinya, cepat.”

Seokjin baru ingat, ia tidak menyiapkan apa-apa karena terlalu lelah mengomeli ketiga bocah bongsor itu. Padahal ia telah membuat list menu apalagi yang harus ia buat untuk hari ini semalaman.

Jimin, Taehyung, dan Jungkook hanya mengangguk dan segera membicarakan menu makan siang yang sudah sangat terlewatkan, sekarang sudah jam 4 sore.

“Apa yang harus kita pesan?” tanya Taehyung.

“Terserah kalian saja,” sahut Seokjin sambil menyamankan dirinya di sofa.

“Selama bahannya sehat, aku tidak masalah,” sahut Hoseok lalu ikut membaringkan dirinya di sofa satunya.

“Terserah,” sahut Yoongi lalu meninggalkan ruangan. Sebenarnya, ia ingin melihat Daehyun. Tetapi, ia membatalkan niatnya dan terus berjalan ke kamarnya. Ia perlu istirahat dan menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Ia juga berpikir, memberikan waktu berdua bagi dua dongsaeng-nya itu tidaklah buruk.

.

.

Kedua Hyeong yang penggila makanan sehat akhirnya tertidur dan membiarkan yang lain untuk memesan makanan. Membiarkan ketiga Hyeong termuda mendiskusikan makanan yang akan mereka makan.

45 menit kemudian...

Berbagai macam makanan telah sampai di rumah. Taehyung dan Jungkook pergi mengambilnya dari kurir makanan, sedangkan Jimin berada di ruang makan menata semua piring.

Genius Boy [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang