Plak!
Perempuan itu menampar Daehyun dengan sangat keras hingga ia terjatuh duduk dengan ujung bibir yang sedikit robek. Begitu juga dengan sepedanya yang telah terbaring bebas di samping tembok. Keadaan sepedanya sudah rusak karena kekasih perempuan itu melempar sepeda itu ke tembok dan menginjaknya sampai hancur seperti dipukul dengan alat keras. Semua mata tertuju ke arah mereka, tidak ada yang berusaha melerainya. Hanya berdiri dan mengharapkan ada orang lain yang dapat mengatasinya. Bystander.
“Kau mengatakan kalau aku yang menabrakmu?! Jangan berbohong! Kekasihku adalah saksinya, bocah sialan,” seru Wanita itu sambil menunjuk Daehyun dengan nada marah.
“Dia bersedia membelamu karena dia adalah kekasihmu, Noonim. Kau main ponsel sambil jalan dan tidak sengaja menabrakku hingga minuman yang kau bawa mengotori jaketku,” sahut Daehyun membela dirinya.
“Anak ini!” Wanita itu hendak menamparnya sekali lagi, tapi untung saja Namjoon menahan tangannya, sedangkan Hoseok telah menarik Daehyun menjauh dari pasangan gila itu.
“Hyeong...?” gumam Daehyun kaget.
Ia tidak tahu kenapa bisa dua Hyeong itu tiba-tiba muncul dan menolongnya. Namun, rasa lega langsung menghampirinya saat melihat wajah mereka.
“Tidak apa-apa. Kami akan membereskannya,” sahut Hoseok sambil tersenyum, tapi tidak dengan matanya yang mengarah ke luka kecil itu.
“Menyeramkan….”
“Ya, sangat menyeramkan. Jadi, kita mundur, ya?”
Daehyun memilih mengalihkan pandangannya dari Hoseok. Tetapi segera kembali melihat ke depan saat mendengar perdebatan yang mengait dirinya.
“Apakah Anda harus menamparnya lagi? Saya bisa menggungat kalian karena telah melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur.” Tanpa pikir panjang, Namjoon langsung masuk ke ranah hukum.
“Huh! Memangnya kalian siapa? Jangan mencampuri urusan orang lain!” seru pria itu sambil menunjuk Hoseok dan Namjoon.
Tubuh pria itu memang lebih besar dari Namjoon dan Hoseok, tetapi rasa takut tidak pernah timbul. Mereka hanya menatap pria itu dengan dingin, seolah-olah pria itu bukan ancaman yang besar.
Pria itu menarik kerah Hoseok dan hendak memisahkannya dari Daehyun, tetapi dengan cepat Hoseok mencengkram tangan pria itu dengan sangat kuat. Senyum ceria yang selalu mengukir di wajahnya telah hilang. Tatapan serius dan dingin mendominasinya.
“Dia adalah Dongsaeng kami dan itu berarti kami memiliki hak untuk itu,” sahut Hoseok dengan nada dingin.
Hoseok berusaha untuk berdiri, tapi Daehyun segera menarik bajunya sambil menggelengkan kepalanya khawatir. Dia tidak ingin memperpanjang masalah dan melibatkan Namjoon dan Hoseok lebih jauh.
Hoseok hanya mengelus lembut pipi Daehyun. "Tidak apa-apa." Lalu kembali menatap tajam kedua sepasang kekasih itu.
“Serahkan semua ini kepada Hyeong-mu, Daehyun-na.”
Sepasang kekasih itu bergidik ketakutan dan merasakan tekanan mengintimidasi dari Hoseok dan Namjoon yang tidak main-main. Mereka dengan cepat memilih mengakhirinya dan segera kabur. Namjoon dan Hoseok berbalik dan mengecek luka Daehyun. Wajah mereka kembali memancarkan kehangatan.
“Masih sakit?” tanya Hoseok.
Daehyun mengangguk kecil. Mengatakan bahwa ia baik-baik saja bukan pilihan yang tepat sekarang. Ia masih terkejut melihat ekspresi kedua Hyeong tadi walau tatapan itu bukan untuknya.
“Wanita itu menamparmu cukup keras... maaf, kami terlambat,” kata Namjoon sambil menyentuh lembut pipi Daehyun yang telah memar.
“Hah? Kenapa Hyeong minta maaf? Seharusnya aku yang mengatakan itu. Maaf membuat kalian harus terlibat dalam masalahku,” sahut Daehyun merasa bersalah. "Terima kasih telah menolongku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius Boy [BTS]
Fanfiction[Slow Update dan jika ada waktu luang akan direvisi kembali] Maaf atas ketidaknyamanannya. . . "Hanya butuh waktu dan kasih sayang agar memorinya kembali. Aku tahu ini berat... tapi bertahanlah sebentar lagi"-KSJ Dengan kejeniusan dan perilakunya te...