31. Khawatir (2) (Revisi)

76 9 0
                                    

-Author POV-

Daehyun tertidur bersandarkan dada Taehyung. Jimin dan Jungkook yang melihatnya hanya tersenyum.

“Omong-omong, kenapa kalian bersifat bodoh seperti tadi?”

Pertanyaan Jimin membuat Taehyung dan Jungkook menatapnya bingung. Jimin hanya menghela napas lalu menggeleng kecil.

“Kalian bertingkah seperti sedang bertengkar. Jika kalian tahu, Daehyun terus mengawasi kalian berdua dengan wajah khawatir.”

Mereka berdua berkedip dua kali lalu segera menatap satu sama lain dengan wajah senang. Mereka terlihat puas.

“Hyeong,  Daehyun benar-benar jatuh ke perangkap!”

Jungkook memukul pundak Taehyung cukup keras. Karena merasakan gerakan yang tidak nyaman, itu membuat Daehyun bergerak sedikit.
Tidak ada yang bergerak bahkan mereka bertiga menahan napas mereka hingga Daehyun mendapatkan posisi nyamannya kembali. Jungkook langsung menerima tatapan tajam dari Taehyung dan pukulan di lengan oleh Jimin.

“Jadi... apa maksud kalian dengan perangkap itu?”

“Itu ide Taehyung. Aku hanya ikutan.” Jungkook mengatakannya seperti ingin melemparkan semua atau setidaknya sedikit lebih banyak masalah ke Taehyung.

“Dan... apa itu?” Jimin  sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan ide dua Dongsaeng-nya ini. Ia takut Daehyun menyadarinya dan kesal. Namun, setidaknya ia harus tahu akan ‘ide’ itu.

“Bertingkah seperti anak kecil yang bermusuhan, lebih tepatnya berjauhan dan tidak bicara sama sekali. Kami hanya bercanda sedikit.” Jimin mengangguk mengerti akan penjelasan Jungkook.

“Untuk apa?”

Jungkook menatap Taehyung yang membuat Jimin ikut menatapnya.

“Dia selama ini selalu memikirkan suatu hal. Aku tidak tahu apa, dia tidak mau mengatakannya. Itu membuatku khawatir jika ia diam-diam membangun sebuah rencana yang... berbahaya. Dengan mengambil perhatiannya, mungkin saja ia akan melupakannya.”

“Dengan membuat Daehyun khawatir?”

“Setidaknya dia teralihkan lebih lama dari pada diberikan tugas seperti mencuci sayuran. Saat mencuci sayuran saja tadi, dia terlihat seperti memikirkan sesuatu. Bukankah tugas kita memang untuk membuatnya sibuk?

“Itu memang benar. Namun, jangan sampai dia terbayang-bayang dengan pertengkeran kalian hingga membuatnya sedih... jangan bertengkar dihadapannya.”

Hujan telah reda, Jimin segera pergi mobil dan membawanya ke tempat Taehyung, Jungkook, dan Daehyun berada. Tidak ingin mengusik tidur Dongsaeng mereka, Taehyung menggendong Daehyun dan membawanya masuk ke dalam mobil dengan sangat hati-hati. Tanpa mereka sadari, banyak pasang mata melihat mereka dengan berbagai macam yang mengisi benak.

Sepanjang perjalanan, Daehyun tertidur nyenyak. Entah karena bantuan usapan lembut Taehyung di kepala atau apakah ada penyebab lain dari itu?

“Tidurnya... nyenyak sekali. Jungkook apa kau membiarkannya begadang?” tanya Taehyung sebab yang menemani Daehyun tidur kemarin adalah Jungkook. “Kau tidak tidur duluan, kan?”

“Tentu saja tidak,” jawab Jungkook. “Kalau memang aku ketiduran, dia juga tidak ke mana-mana. Aku selalu memeluknya.”

“Apa kau yakin?” tanya Taehyung sekali lagi.

“Ya!” Jungkook sedikit meninggikan suaranya sebab Taehyung sama sekali tidak mempercayainya. “Ada apa denganmu, Taehyung Hyeong? Dia hanya tidur, bukankah itu bagus untuk kesehatannya?”

Genius Boy [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang