10. Kau tidak sendirian (revisi)

128 16 2
                                    

Walau Daehyun telah mengatakan ingin pulang sendiri berkali-kali, tentu saja mereka tidak mengizinkannya. Daehyun tidak membawa sepedanya karena tadi pagi ia berangkat ke toko dengan Jimin, Taehyung, dan Jungkook. Ia 3 hari belakangan ini ikut dengan mereka bertiga, naik mobil, bus, bahkan jalan kaki.

"Setidaknya beri aku jarak 3 meter."

Ketiga Hyeong hanya dapat menyetujuinya. Mereka harus mengambil langkah aman agar tidak menimbulkan rasa benci Daehyun terhadap mereka.

Sesampainya di rumah Daehyun, mereka senang karena Daehyun tidak melarang mereka untuk masuk.

Lebih tepatnya, Daehyun mengabaikan mereka.

Daehyun mengambil tas besar lalu mengisinya dengan semua barang yang dapat ia bawa. Tidak lupa mengambil tabungan yang selama ini dia simpan.

"Duduk atau keluar, Hyeong. Yang mana kalian pilih?" tanya Daehyun kepada ketiga hyeong yang terus menerus mengikutinya.

Para Hyeong hanya bisa terdiam dan memilih duduk. Mereka tidak menyangka Daehyun akan semarah ini. Lebih buruknya lagi, Daehyun mengunci dirinya di kamar.

“Apa kita hanya duduk saja?” tanya Jungkook.

Taehyung dan Jimin hanya diam. Mereka ingin membantahnya, tetapi perintah hanya untuk mengawasi telah keluar.

Drttt…

Drrt…

“Halo….”

Jimjn mengangkat ponselnya dengan perasaan sedih.

“Hoseok Hyeong… apa yang harus kita lakukan?”

'Jangan menangis.'

“Aish… kenapa kau menanyakan hal itu? Hiks….”

Jimin mendorong ponselnya, menetapkannya di atas tangan Taehyung yang masih tidak mengeluarkan sepatah kalimat pun.

Melihat hal itu, Jungkook merampasnya tanpa ada perlawanan dari Taehyung.

“Hoseok Hyeong, apa kita hanya diam seperti orang bodoh di sini?”

'Untuk saat ini... biarkan dia sendiri, tapi kalian harus tetap memastikannya dia berada di rumah, dalam pengawasan kalian.'

“Tapi, Hyeong—”

'Lakukan saja apa yang aku katakan!'

Mendengar nada tinggi Hoseok membuat mereka terkejut.

'Jungkook… aku mohon dengarkan aku kali ini tanpa ada perlawanan.'

Setelah mendapatkan berita tersebut dari Yoongi, Hoseok juga menyempatkan dirinya dan Namjoon untuk melihat rekaman CCTV, mereka juga hanya dapat diam dan merasa bersalah.

'Tidak ada yang dapat kita lakukan selain mengawasinya.'

Jungkook yang mendengarnya sejenak bergeming lalu membawa ponsel Jimin ke dekat mulutnya.

'Baik, Hyeong.'

Sejam telah berlalu...

Daehyun sama sekali tidak keluar dari kamarnya. Mereka semakin khawatir dan memilih untuk membujuknya, Daehyun juga belum makan malam termasuk mereka.

Mereka mengetuk dan terus memanggilnya dengan sabar, tapi tidak ada jawaban.

“A-Apa dia sakit?” gumam Jimin khawatir.

“Dia dari tadi hanya memindahkan barang-barang. Terus berulang,” sahut Jungkook. “Aku bertaruh badannya pasti akan pegal.”

Tidak masalah jika Daehyun nantinya mengeluh pegal yang Dongsaeng-nya rasakan di seluruh tubuhnya, ia hanya tinggal menggendong anak itu. Masalah terselesaikan.

Mereka sekali lagi menempelkan telinga mereka ke pintu, hanya suara-suara barang yang dipindahkan terdengar.

“Ha… jika saja sistem sedang tidak bermasalah atau apa ponsel ini yang bermasalah? Ha.. entahlah. Tidak ada yang berjalan sesuai dengan rencana awal kita.”

Jungkook menggerutu lalu melempar ponsel barunya ke sofa. Akhir-akhir ini, sistem benar-benar sangat membuatnya frustasi.

"Daehyun, kami tahu kau sedang marah... tapi, tolong buka pintunya," bujuk Taehyung.

Tidak ada jawaban. Hanya suara barang dipindahkan menyelimuti ruangan itu.

"Hyeong, menyingkir dari pintu."

Tanpa menunggu lama, Jungkook langsung mendobrak pintu kamar Daehyun.

“Maafkan kami—Daehyun?”

Daehyun tidak ada di kamarnya. Sumber suara itu berasal dari perekam suara yang telah disetel oleh Daehyun sebelum melaksanakan aksinya.

Jimin membuka pintu kamar mandi, tidak ada tanda-tanda bahwa Daehyun berada di sana.

“Hyeong, dia lewat sini.”

Kalimat Jungkook membuat atensi Taehyung dan Jimin teralihkan dari kamar mandi.

Jendela kamar terbuka lebar dengan seutas tali yang terikat di ranjang terbentang sampai menyentuh tanah belakang rumah. Daehyun kabur entah ke mana, sedangkan udara malam sangat dingin dan kencang. Mereka mulai panik dan kesal. Kenapa tidak ada pesan maupun panggilan dari para Hyeong yang lain?! Untuk apa CCTV yang terpasang di setiap sudut rumah kalau mereka tidak mengawasinya? Apa koneksi di rumah ini memburuk? Jungkook langsung melompat dari jendela, Jimin menelpon para Hyeong yang lain, sedangkan Taehyung segera menuju pintu depan.

"Terkunci?!" seru Taehyung lalu dengan cepat memukul kenop pintu dengan kunci inggris yang ia dapat di rak sepatu.

Taehyung dengan cepat menuju ke tempat Daehyun selalu memarkirkan sepedanya. Tidak ada.

Broom...

Jungkook telah menyalakan motor yang telah lama ia parkir di dekat mobil mereka lalu dengan cepat melesat jauh. Ia tidak menyangka akan menggunakannya disaat seperti ini.

"Daehyun... di mana kau?" gumam Jungkook sambil mengendarai motornya ke tempat yang biasa Daehyun kunjungi.

Jungkook telah mengunjungi perpustakaan, minimarket, dan taman bermain. Namun, dia sama sekali tidak menemukan Daehyun.

Drrt...

"Kenapa kau baru menelpon? Apa CCTV itu tidak ada gunanya?"

'Jungkook, tenanglah. Aku tidak tahu kenapa jaringannya error dan itu membuat gambarnya berhenti saat Daehyun masuk kedalam kamar mandi, kami mengira dia masih di dalam situ sampai Jimin menelpon kami.'

Jungkook tidak dapat menyalahkan Namjoon akan hal itu. Sebab, ia, Taehyung, dan Jimin juga tidak menyadari bahwa Daehyun telah menghilang dari pengawasan mereka. Mereka mengira Daehyun masih berada di dalam kamar, tapi nyatanya tidak.

"Aku mengerti... Maaf, aku belum menemukannya."

'Tenang saja. Aku dan Hoseok Hyeong telah menemukannya, dia berada di pusat kota.'

"Apa yang dia lakukan di sana malam-malam, Namjoon Hyung?!"

'Melihat foto Halmeoni.'

Jungkook terdiam. Kenapa dia tidak memikirkannya?!

Genius Boy [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang