12. Binatang

3K 352 10
                                    

Warning...!!
This chapter isn't for kids

***

Victor berjalan mendekat kearah sang wanita yang perlahan menjauhkan diri dengan raut ketakutan.

Dia menatap dengan begitu bengis seakan siap menguliti sang wanita kapan saja.

Sungguh lelaki itu bagaikan seekor singa yang hendak menerkam mangsanya hidup-hidup.

"Aku akan memberikanmu pelajaran bagaimana bersikap baik, kitten" Ujarnya datar setelah beberapa saat tak mengucapkan sepatah kata.

Netranya terus menatap lurus dan menusuk padaku. Dan tanpa ku duga jari-jemarinya bergerak untuk membuka satu per satu kancing kemeja hitam yang dikenakannya.

"Setelah ini kau akan berpikir dua kali untuk membangkang padaku..." Ujarnya tajam.

Aku gelagapan saat melihatnya yang berperilaku diluar pemikiranku.

"Apa--yang akan kau lakukan...?" Tanyaku gugup.

"Menghukum mu" Balas Victor dengan suara seraknya.

Lelaki itu terus berjalan mendekat dengan tangan yang masih melepaskan beberapa kancing yang tersisa.

Hingga pada saat kancing terakhir,  aku dapat melihat dengan jelas bagaimana otot-otot itu terpahat dengan mengagumkan meskipun kemeja itu masih berada ditubuhnya,

Tenggorokanku menelan ludah dengan susah payah. Entah mengapa pikiranku berkelana bingung dengan hukuman seperti apa yang akan diberikannya padaku.

Namun kesialan seakan tengah menertawakanku disaat aku tak bisa lagi menghindar kemanapun.

Aku telah terpojok diantara dinding dan tubuh lelaki itu hingga membuat dadaku terasa sesak.

Tubuhku sedikit bergetar ketika dengan angkuhnya Victor menyentuh bibirku yang sarat akan makna.

Air mataku mulai menggenang merasa lemah dan tak sanggup melakukan apapun untuk membela diri.

"Bibir ini...akan mendapatkan hukuman terlebih dulu karena dengan beraninya mencium lelaki lain"

Dan tanpa kuduga. Untuk yang kedua kali, Victor menciumku dengan paksa. 

Mataku terbelalak kaget. Meskipun ini bukan yang pertama kali namun pergerakannya yang tiba-tiba membuatku tak menyangka dengan apa yang dilakukannnya padaku.

Suaraku tertahan dengan pemberontakan yang tak sudi atas perlakuannya yang sangat menjijikkan.

Sayangnya, ia membawa kedua tanganku keatas kepala hingga aku tak bisa melakukan perlawanan lagi.

Victor juga menekan dengan kuat tubuhku agar aku tak membuat pergerakan yang dapat mengganggu apa yang tengah dilakukannya padaku.

Bahkan akupun tak bisa menggerakkan kepalaku untuk menghindari ketika dia tanpa perasaan mencengkeran wajahku untuk tetap menerima ciuman paksanya.

Aku hanya mampu untuk berteriak dengan bibir yang tertutup rapat saat lidah Victor mencoba untuk membuka bibirku.

Tapi lelaki itu begitu cerdik. Ibu jari dan telunjuknya menekan kuat pipiku hingga membuatku membuka mulut dan mendesis sakit.

Victor tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Maka tanpa menunggu lama, ia menelusupkan lidahnya melewati bibir lembut dan manis yang sekarang sudah menjadi candunya.

Lidahnya bergerak, mengeksplor merasakan saliva yang saling menyatu dan terasa begitu memabukkan lebih dari minuman keras dengan kadar alkohol tertinggi sekalipun.

RESTRAIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang