30. Neraka

1.7K 261 52
                                    

"Dasar wanita pembangkang...!!" Geram Victor penuh amarah.

Dengan langkah lebar Victor mendekat kearah sang wanita lalu meraih surainya hingga membuat Ruby mendongakkan kepala sembari meringis kesakitan.

Eric pun tak mampu menolong selain meraung keras karena jeruji besi yang membatasi ruang geraknya.

"Apa yang kau lakukan...!! !! Lepaskan tanganmu dari kekasihku, sialan...!! Jangan menyakitinya...!! Lepaskan dia, brengsek...!!" Eric hanya bisa berteriak saat melihat bagaimana kasarnya Ruby diseret menjauh dengan wajah kesakitan.

Aku memohon saat tanpa belas kasih Victor meraih rambutku dan menarik untuk mengikuti langkahnya.

Tanganku memegangi rambutku yang seperti tercabut akarnya karena begitu sakitnya.

Bibirku merintih kesakitan dengan air mata yang mulai merembas keluar.

"Maafkan... Aku minta maaf... Tolong jangan menarik rambutku... Ini sangat menyakitkan, Vic..." Pintaku pada Victor.

Namun amarah yang menyelimuti membuat lelaki itu tak dapat mencerna tindakan yang dilakukannya saat ini. Yang dia pedulikan ialah hukuman setimpal akibat kebohongan yang diberikan sang wanita.

Victor berhenti sebentar di ambang pintu lalu menoleh sekilas pada Robb yang hanya mengamati dari luar.

"Beri pelajaran pada brengsek itu. Buat dia merasakan bagaimana rasanya saat ajal mulai menjemput..." Perintah Victor datar lalu kembali berjalan dengan tangan yang terus menarik surai panjang sang wanita.

Sontak mataku terbuka lebar dengan segala ketakutan yang mendera.

"Jangan... Jangan menyakiti Eric... Ini salahku Vic... Aku yang bersalah... Hukum saja aku, jangan lakukan apapun padanya..." Suaraku bergetar akibat tangis yang tak berhenti dengan telapak yang terus memegangi tangan lelaki itu untuk tidak terus menarik rambutku.

Disepanjang jalan lelaki itu tak mengeluarkan suara sedikitpun. Ia terus menarik rambutku hingga aku dapat merasakan akar-akar rambutku tercabut.

Tubuhku berjalan tertatih dengan bibir yang terus mengeluarkan kata maaf namun sayangnya tidak didengar sedikitpun.

Saat berada di rumah besar lelaki itu, aku melihat raut khawatir dari Kyra. Perempuan muda itu menundukkan kepala merasa bersalah karena telah lalai menjaga nonanya hingga mendapatkan hukuman seperti itu.

"Kau akan membayar kebohongan dan pengkhianatan yang telah kau lakukan padaku..." Desis Victor penuh penekanan.

Hingga saat mencapai pintu kamar, aku sedikit bisa bernapas lega ketika Victor mendorong tubuhku dan melepaskan cengkeramannya pada suraiku.

Kini kami berdiri saling berhadapan dengan napas yang terengah.

Victor menatap tajam padaku. Pandangannya seolah ingin mengulitiku hidup-hidup hingga tanpa sadar kaki ku melangkah menjauh.

"Aku minta maaf...."

Dan detik selanjutnya mataku terbelalak lebar ketika pipiku terasa kebas akibat tamparan yang diberikan lelaki itu.

Plak

"Pembohong." Ujarnya datar dengan langkah yang terus mendekat.

"Aku tidak bermaksud untuk--"

Plak

"Pengkhianat."

Lelaki itu kembali menampar pipiku hingga membuat wajahku terpelanting ke sisi kiri. Sungguh, wajahku saat ini kerasa begitu nyeri.

RESTRAIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang