26. Tak Ada Yang Tau

1.6K 228 11
                                    

Yahoo....

Warning...!!

Adult Only...!!!

***

Hentakan kaki melangkah membawaku pada sosok yang tengah terduduk lelah disebuah lapangan tenis yang ada di rumah ini.

Nenek Rosalin mengatakan bahwa tenis merupakan kegiatan yang selalu dimainkan Victor ketika bersama kakeknya dulu. Namun sekarang, kepergian kakeknya untuk selamanya membuatnya harus bermain dengan Robb.

Sebuah botol air mineral dingin ku bawa atas saran dari Nenek Rosalin. Beliau juga yang membuatku seperti saat ini. Menemui lelaki itu dengan membawakan minuman yang menyegarkan.

Ku luangkan tanganku memberikan sebotol air dingin membuat lelaki itu memalingkan wajah dengan cukup terkejut.

"Untukku?"

"Apa kau mau aku memberikannya pada Robb?"

Lelaki yang disebut namanya itu tampak salah tingkah dan berperilaku seakan dia tidak mendengar apapun.

"Ehm... Saya tidak apa-apa, Nona..."

Dengan cepat Victor menggelengkan kepalanya. "Tidak. Enak saja Robb mendapatkan minuman darimu."

Victor menggiring tangan ku untuk duduk disamping dirinya dengan beralaskan lantai beton yang lumayan hangat terasa di bokongku.

"Lalu kenapa masih bertanya?" Ujarku kesal saat sudah berada disampingnya.

Dengan senyum tak tau malu, Victor mengambil botol yang berada ditanganku. "Hanya untuk memastikan, kitten."

Sontak aku mencebik sebal. "Berhenti memanggilku seperti itu."

Lelaki yang selesai meneguk air itu menampilkan senyumnya yang menyebalkan. "Terserahku mau memanggilmu seperti apa."

"Tapi kau tau jika aku tak suka panggilan itu."

"Dan kau selalu merespon meskipun aku memanggil dengan cara yang tak kau sukai."

Ucapan Victor membuat bibirku terkatup rapat. Memang benar, meskipun aku tidak menyukai panggilan itu, namun sialnya aku selalu memberikan tanggapan ketika dia memanggilku dengan sebutan kitten.

"Kau baru menyadarinya kan? Karena sejujurnya secara tak langsung dirimu menyetujui panggilan yang kuberikan."

"Logika macam apa itu. Sangat tidak masuk di akal. Mengada-ada." Gerutuku membuatnya terkekeh puas.

"Jangan menggerutu. Kau membuatku ingin mencium bibirmu yang mengerucut."

"Jangan macam-macam,ada Robb disini."

"Baiklah aku akan mencium mu nanti ketika hanya ada kita berdua.

Ku hembuskan napas berat sembari menutup mataku. Cukup lelah jika terus menanggapi ucapan Victor yang tak ada habisnya. Maka dari itu aku memilih untuk mengubah topik pembicaraan.

"Ehm...Apa kau sudah selesai?"

Lelaki itu tak langsung menjawab melainkan memberikan pertanyaan lain yang membuatku mendengus. "Memangnya kau mau menungguku jika aku bermain lagi?"

Tentu saja aku menggelengkan kepala. "Tidak akan. Aku lelah karena berkeliling rumah ini, dan sekarang kau menyuruhku untuk menunggumu ditengah terik matahari? Tentu aku akan menolak."

"Bukan jawaban yang mengejutkan... Seperti biasa..." Gumam Victor pelan namun masih bisa tertangkap oleh pendengaran Ruby.

"Memang. Maka dari itu jangan terlalu berharap lebih padaku."

RESTRAIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang