Update lagi nih...
Actually komenan yang ada yang bikin aku jadi makin ga sabar buat update. Semacam kira-kira tanggapan mereka bakal gimana ya...
Oh iya maaf banget kalo aku jarang interaksi, soalnya aku ga tau mau gimana😭😭
Anyways, enjoy ya, ini jumlah wordnya hampir 1900🙂. Impresive ga sih...
***
Kini aku hanya bisa berdiam dengan masih ditempat seperti saat ketika Nenek Rosalin berada disampingku.
Tanganku mencengkeram album foto yang berada dipangkuanku dengan pandangan yang lurus kedepan.
Sesuatu mengusik pikiranku. Apalagi jika bukan mengenai lelaki itu. Ada perasaan kasihan ketika mengetahui masa kecilnya yang berantakan. Sungguh dia tidak berhak mendapatkan rasa sakit seperti itu diusia dimana dia seharusnya tertawa bahagia menikmati setiap detik yang tercipta.
Kekalutan pikiranku membuatku tak sadar bahwa ada seseorang yang sejak tadi mengawasiku. Aku baru tahu ketika dirinya berjalan melewatiku menuju balkon kamar yang terbuka.
Victor tengah berada disana dalam diam membuatku menatapnya penuh tanya.
Apa yang terjadi?
Ku langkahkan kakiku untuk menghampiri dirinya. Aku berdiri tepat disamping lelaki yang tampak menikmati cahaya malam yang mendung tanpa adanya bulan serta bintang dilangit.
"Nenek pasti sudah bercerita padamu. Aku melihatnya berjalan dari arah kamar ini."
Aku hanya menganggukkan kepala membenarkan.
Lelaki itu berdecak kecil dengan senyuman miring. "Sekarang kau pasti sedang mengasihaniku" Ucapnya dengan terus menatap kedepan. Ada perasaan tak suka ketika orang lain mengetahui titik terlemahnya. "Jangan melakukannya
Aku tak suka orang lain melihatku seolah aku adalah manusia yang menyedihkan"Ada sesuatu yang menggelitik hatiku saat mendengar ucapannya. Dia memang begitu angkuh hingga merasa dirinya adalah lelaki yang kuat dan tidak memiliki rasa sakit.
"Jika kau sakit katakan sakit. Jika sedih kau diperbolehkan untuk menangis. Jangan berpura-pura kuat tapi dalam hatimu kau menyimpan kesakitan itu. Jangan menyimpan emosimu hanya karena kau takut dipandang lemah oleh orang lain"
"Aku baik-baik saja." Geram Victor dengan tangan yang memegang erat pembatas balkon.
Aku tak tau apa yang mendorongku hingga membuat telapak tanganku kini bertengger di atas tangan kekar miliknya.
"Tidak. Kau hanya berpura-pura baik dan menutupi kesakitanmu."
Dengusan sinis terdengar dari arah lelaki itu. "Tau apa kau tentang diriku. Kau tidak tau apapun tentang sesuatu yang ada didalam hatiku. Karena cinta yang kuperlihatkan padamu saja, kau tidak dapat melihatnya." Ucapnya meremehkan.
Tapi bukankah memang seperti itu kenyataannya. Sebab Ruby memang tak pernah melihat bagaimana rasa cintanya pada perempuan itu.
Entah mengapa hatiku terasa sakit dengan ungkapan Victor. Meskipun aku tak bisa menyangkalnya, namun ada perasaan tidak nyaman yang mengganggu hatiku.
"Kau benar, aku tak tau apapun mengenai mu" Balasku dengan kekehan pedih diakhir. "Aku bahkan tidak mengetahui sedikit saja tentang dirimu. Jadi aku tidak berhak mengatakannya bukan, karena aku tidak pantas untuk itu." Ulangku memperjelas.
Victor menolehkan kepalanya menatap sendu wanita yang berada disampingnya. Sejujurnya ada perasaan menyesal ketika mengucapkan kalimat menyakitkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTRAIN (Completed)
ChickLitSeseorang yang melakukan apapun agar sang wanita tetap tinggal Hello, welcome to my story Hope you can enjoy🍒 If you like this story, you can follow me to get the notification, thank you... 🍑 Start : 10 Januari 2021 End : 22 Maret 2021 Pic...