25. Bertentangan

1.4K 237 32
                                    

Gak bisa aku kalo kek gini, kemaren dah greget mau update lagi. Untung cepet" matiin hape.

Oh iya aku mau tanya

Kalian lebih suka cerita berbahasa baku, atau santai? Atau malah terserah?

Lebih suka genre apa? Romance? Komedi? Atau yang gmn?

Kasih tau ya,...

Jangan lupa komen biar aku semangat buat pencet publish... Hehe...

***

Harum masakan tercium semerbak memenuhi ruangan. Suara dentingan akibat gesekan antara sendok dan permukaan piring yang sesekali terdengar menjadi teman dari keheningan kegiatan sarapan pagi ini.

Kami bertiga sibuk mengunyah makanan yang telah  disiapkan diatas meja. Hanya sesekali berbicara untuk membahas sesuatu yang seperti sekarang ini.

"Apa hari ini kalian memiliki rencana?" Tanya nenek Rosalin ditengah-tengah acara makan.

Aku tak tau harus menjawab seperti apa karena sejujurnya aku juga tak mengerti tentang kegiatan yang akan kami lakukan.

Maka aku hanya melirik Victor yang terlihat masih sibuk mengunyah makanannya.

"Kami tidak memiliki rencana apapun. Mungkin hanya akan menghabiskan waktu didalam kamar seperti keinginannya" Jawab Victor dengan membalas tatapan Ruby sembari menaik turunkan alisnya. Seolah ia tengah menggoda wanita yang pipinya sedang bersemu merah saat ini.

"Bisakah kau diam? Jangan membual yang tidak berdasar." Balasku mencoba membuatnya berhenti.

"Kau tak perlu malu, bukankah itu yang kau ucapkan padaku tadi." Goda Victor pada sang wanita.

"Tidak." Balasku cepat. Kini aku beralih menatap Nenek Rosalin untuk meminta pengertiannya."Ehmm... ini tidak seperti yang nenek bayangkan." Ujarku untuk menghalau pemikiran nenek Rosalin yang tidak-tidak nanti.

Bibir Victor semakin tertarik lebar. Ia menahan diri untuk tidak terbahak saat ini.

"Ucapanmu malah membuat orang lain berpikir ke arah itu, Ruby... " Balas Victor tak habis pikir.

Secepat kilat ekor mataku meliriknya tajam.

"Memangnya apa yang sedang ku pikirkan terhadap kalian?" Kini Nenek Rosalin bergabung dengan obrolan menarik keduanya.

Sungguh Victor tak percaya akan tanggapan neneknya yang diluar dugaannya. Bagaimana neneknya itu terlihat mendukung dirinya untuk menggoda Ruby.

"Ehm... Bukankah itu...seperti..." Entahlah aku tak tau mengapa menjadi gugup seperti ini. Bukankah sudah jelas bahwa pernyataan Victor menggiring ke pemikiran adegan itu.

"Tenanglah cantik, mukamu sampai memerah seperti kepiting rebus..." Ucap nenek Rosalin terkekeh melihat wajah Ruby yang tampak seperti kepiting rebus.

"Bukankah responnya terlihat sangat menggemaskan" Ujar Victor seakan menunjukkan bagaimana lucunya wanita itu.

"Ya, dia sangat menggemaskan. Sekarang aku tau mengapa kau menjatuhkan hatimu padanya. Pesona yang diberikan Ruby memang sungguh luar biasa." Balas Nenek Rosalin.

Sekarang tak ada lagi semburat malu dipipiku. Hanya sebuah perasaan aneh yang terlintas saat nenek Rosalin mengatakan hal yang sebenarnya begitu menyentuh.

"Tidak hanya itu. Semua hal yang ada didalam dirinya membuatku mencintainya." Sambung Victor tanpa malu.

Entahlah, aku tak bisa mendeskripsikan isi hatiku sekarang. Seolah aku tengah mengalami kebingungan terhadap membaca perasaan diri.

RESTRAIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang