5. Pasangan Dansa

2.8K 411 6
                                    

Alunan musik terdengar indah mengiringi kegiatan dansa. Beberapa pasangan telah memenuhi hall dan menikmati suasana intim dengan pasangan masing-masing.

Awalnya aku menolak untuk mengikuti sesi ini. Namun dengan bujukan Eric yang mengatakan akan mengajariku cara berdansa, maka disinilah aku sekarang.

Kami menggerakkan kaki kedepan, kebelakang, dan kekanan maupun kekiri secara bergantian.

Tanganku mengalung pada lehernya dan Eric meletakkan tangannya pada pinggangku. Kami bergerak dengan musik yang mengalun lembut.

"Kau belajar dengan cepat...." Bisiknya ditelinga sang kekasih.

"Itu karena kau yang mengajariku dengan baik..." Balasku.

"Tentu saja, aku memang sehebat itu..." Sombong nya membuat sang kekasih memukul pelan dadanya.

"Aku melihat ukuran kepalamu membesar..." Ujarku membuatnya terkekeh renyah.

Lagu yang diputar telah berganti dengan lagu lainnya. Hal ini menandakan bahwa saatnya bertukar pasangan dansa.

Eric menghembuskan napas kesal dengan wajah yang cemberut tak suka.

"Aku tak ingin berganti pasangan..." Keluhnya.

"Tidak apa, ini hanya sebentar sebelum kau kembali menjadi pasangan dansa ku lagi, Ric..." Jelasku namun dia tetap tidak kunjung menepaskan kedua tangannya dari pinggangku.

"Eric...Jangan membuat aturan sendiri..." Ucapku lirih memperingatkan.

"Baiklah.... Tunggu aku, aku akan kembali, sayang...."

Aku hanya tersenyum memandangnya yang dengan perasaan tak rela melepasku.

Bibirku bergumam lirih. "Ucapanmu seperti akan pergi berperang aja..."

"Permisi..."

Aku yang terkejut karena terlalu fokus memperhatikan Eric kini menatap seorang lelaki yang akan menjadi pasangan dansa ku sementara.

"Maafkan aku..." Sesalku karena tak mengetahui kehadirannya.

Setelahnya lelaki itu meletakkan tangannya pada pinggangku dan aku meletakkan tanganku pada pundaknya.

Aku memberi jarak antara diriku dan dia agar tidak begitu dekat seperti dengan Eric. Namun entah mengapa kini aku merasa tubuhku begitu dekat dengannya.

Dengan perasaan tidak nyaman aku mencoba sedikti menjauh tapi sialnya lelaki itu menahan tubuhku untuk tidak bergerak.

"Apa yang kau lakukan..." Desisku tak suka. Wajahku mendongak menatap sosok yang tak cukup familiar denganku.

Siapa lelaki ini?

Dari kelas mana?

Aku memandang menyusuri wajahnya. Bulu matanya yang panjang, dan rahangnya tegas.

Sungguh, aku cukup asing dengan sosok yang menjadi pasangan dansa ku sekarang ini.

"Tolong jaga perilakumu... Atau aku akan berteriak memanggil kekasihku..."

Namun sayangnya lelaki itu seolah tak peduli dengan peringatan yang kuberikan.

"Kau terlihat cantik malam ini..."

Suara itu.. Suaranya terdengar dalam dan menakutkan.

"Tapi sayangnya aku tak suka...." Lanjutnya.

Aku bergidik ngeri mendengarnya. Bulu kudukku berdiri merasakan auranya yang gelap dan begitu mendominasi.

"Rasanya aku akan menyeretmu keluar dari pesta..."

Lelaki itu berucap tenang namun entah mengapa memberikan sinyal lain dalam diriku.

Aku masih diam tak menanggapi. Pikiranku begitu sibuk memahami apa yang dimaksud oleh lelaki ini.

"Pakaianmu membuatku ingin membutakan mata para lelaki yang memandangmu dengan tatapan memuja. Aku tak suka dengan itu..."

Namun ketika bibirku terbuka hendak membalas perkataannya, lagu telah kembali berganti dan membuat lelaki berucap. "Sampai ketemu lagi kitten..."

Aku membeku seketika. Ucapannya seperti sebuah pertanda yang menakutkan untukku. Seperti akan terjadi sesuatu dan mempertemukan kami kembali.

Aku melihatnya yang menghilang ditelan kerumpulan manusia yang sedang beralih dengan pasangan masing-masing hingga membuatku tak sadar bahwa Eric sudah berada didepanku.

"Hei... Kau memikirkan apa?" Ujar Eric membuatku kembali tersadar.

"Huh...?" Balasku penuh tanya.

"Apa yang menganggu pikiranmu Ruby... Kau melamun tadi..." Jelasnya.

Dengan perasaan canggung aku menjawab. "Ehm... Tidak ada Ric... Tidak ada yang kupikirkan..."

Dan itulah awal dari kesalahanku ketika aku tak jujur dengan apa yang ku rasakan pada Eric. Apa yang mengganggu pikiranku, dan apa yang membuatku tak nyaman.

RESTRAIN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang