RESTRAIN (Completed)

29. Sebuah Janji

Hai.. Maaf ya aku lama updatenya, soalnya beberapa hari ini kegiatanku lumayan padat. Dan maaf juga kalo updatean kali ini engga maksimal, padahal aku udah coba sebaik mungkin sampe ngulang nulis 3 kali.

And I hope it's good...

Enjoy... 🍒🍒

***

Setelah berhari-hari, tibalah sekarang saatnya waktu yang ku tunggu. Dimana semua orang tengah sibuk dengan urusan masing-masing hingga menjadi lalai untuk melaksanakan tugas yang sebenarnya.

Aku semakin beruntung saat Kyra pun meninggalkanku karena pekerjaan mendesak yang harus diselesaikan.

Pandanganku mengedar keseluruh area, memastikan bahwa tidak ada penjaga yang mengawasiku dan menghambat niatku.

Dan sepertinya memang mereka semua sedang berkumpul dihalaman depan sesuai perintah atasan mereka. Victor.

Ku letakkan selang yang sejak tadi menyirami bunga-bunga yang tampak segar karena air yang membasahi tanah mereka. Membiarkan selang itu terjatuh dengan tetap mengalirkan air tanpa ada niat untuk mematikan keran.

Tidak ada cukup waktu untuk melakukannya.

Kaki ku melangkah mendekati tempat yang selama ini dijaga dengan ketat. Kebenarannya bahkan ditutup begitu erat hingga membuatku kesulitan untuk membuktikan apa yang menjadi asumsi ku saat ini.

Maka, inilah saatnya untuk membuktikan semuanya.

Aku berjalan dengan jantung yang berdetak begitu cepat. Seperti seseorang tengah mengejarku dan aku berlari kencang menghindari.

Ada perasaan takut saat dengan nekat aku melakukan niatku. Karena sungguh Victor telah begitu tegas melarang untuk mendekati tempat penuh rahasia ini.

Dengan mata yang tak henti memeriksa sekitar, aku berjalan penuh keingintahuan mendekati gudang yang pintunya tertutup rapat.

Aku melihat sebuah kunci yang masih tertancap di pintu itu. Sepertinya penjaga terlalu buru-buru hingga lupa untuk menyimpan kembali kuncinya.

Hanya saja saat hendak memutar kunci untuk membuka pintu, suara obrolan yang samar-samar memasuki indra pendengaran membuatku gelisah dan ketakutan.

Kaki ku bergetar dan jantung yang berdetak cepat sebab rasa takut yang mendera apabila para penjaga itu menemukanku disini.

Apa yang harus ku lakukan?

Kaki ku terasa terpaku ditempat dengan keringat dingin yang mulai mengucur membasahi kulit yang semula kering.

Derap langkah itu semakin terdengar kencang membuatku kebingungan akan apa yang harus ku perbuat untuk menyembunyikan diri.

Dimana? Dimana aku harus menyembunyikan diri?

Aku tak tau harus pergi kemana ketika percakapan keduanya terdengar semakin jelas.

Tidak.... Mereka tidak boleh menemukan ku disini...

Mataku menatap sekeliling mencari tempat yang sekiranya dapat menghilangkan tubuhku untuk beberapa saat.

Namun sial, aku tetap tidak tau harus kemana.

Oh tidak suara mereka terdengar semakin jelas. Bagaimana ini?

Berpikir. Berpikirlah Ruby. Gunakan otakmu setidaknya untuk saat mendesak seperti ini.

Hingga ketika melihat tumpukan barang yang tak jauh dari tempatku berada saat ini. Disitulah aku dapat sedikit bernapas lega.