Sudah dua hari ini aku hanya menghabiskan waktu berdiam diri dengan meringkuk di ranjang kamar.
Tak ada yang ku pikirkan ataupun ku rasakan. Karena semuanya terasa kebas hingga membuatku tak mampu mengartikan hidupku lagi.
Setiap Kyra mengantarkan makan, hidangan itu akan berakhir tak tersentuh. Karena jujur, bahkan untuk membuka mulut pun aku tak mampu karena sengatan menyakitkan pada wajahku.
Beberapa kali Kyra menawarkan diri untuk mengompres bekas lebam yang tersebar diwajahku, namun aku menolaknya.
Untuk apa, kekejaman lelaki itu akan selalu membekas diingatan ku meskipun luka-luka itu akan hilang.
Aku menjalani hari tanpa gairah. Hanya hembusan napas yang menandakan bahwa diriku masih berada di dunia ini. Karena selain itu, aku telah mati. Aku hanya hidup untuk menunggu kapan semesta mencabut nyawaku.
"Nona, saya membawa sup daging dengan teh chammomile kesukaan Nona..." Sapa Kyra saat memasuki kamar. Sayangnya tak ada sahutan dari sapaan yang dia berikan.
Dia berjalan mendekat hingga mencapai samping ranjang menatap punggung nona nya yang tak bergerak.
"Nona, anda harus makan... Sudah dua hari ini anda melewatkan waktu makan anda..." Ujar Kyra khawatir.
Perempuan muda itu berdiri disamping ranjang membawa nampan berisikan makanan untuk Nona nya. Tatapan sendu ia berikan melihat bagaimana keadaan nona nya yang beberapa hari ini tidak mendapatkan asupan apapun.
Seperti biasa. Gelengan pelan dari wanita yang tergeletak diranjang dengan mata yang tertutup membuatnya menghela napas pasrah.
Lagi dan lagi Nona nya menolak untuk makan meskipun berkali-kali dirinya telah membujuk. Ada rasa kasihan dan prihatin mengenai nasib yang dilalui sang nona.
Namun dirinya bisa apa. Dia hanyalah seorang pelayan yang tak memiliki kurasa apapun untuk melakukan sesuatu demi kebaikan nona nya.
"Baiklah... Saya akan meninggalkannya di meja, saya berharap nona nanti memakannya meskipun hanya sedikit..." Pesan Kyra sebelum pergi.
Namun saat berada tangannya hendak memegang gagang pintu perempuan muda itu berhenti sebentar untuk kembali menoleh pada nona nya yang tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
"Nona..." Panggil Kyra lembut. Perempuan itu menatap lurus pada sosok yang berada diatas ranjang dengan sorot sendu.
"Saya ingin mengatakan bahwa semua orang disini begitu menyayangi nona... Dan saya berharap nona dapat kembali menyapa mereka seperti sebelumnya... Karena semua orang yang ada dirumah ini begitu merindukan senyuman yang selalu nona berikan..."
Entah mengapa ia ingin mengatakan kalimat itu. Berharap bahwa apa yang diucapkannya dapat membuat diri sang nona dapat kembali hidup seperti sebelumnya. Dengan senyuman serta keceriaan yang membuat rumah menjadi berwarna.
Sayangnya aku tak peduli. Tidak ada perasaan seperti itu yang diberikan dari rumah ini kecuali kesakitan dan siksaan batin yang meremukkan hatiku.
Semua hal yang ada di rumah ini hanyalah sebuah keburukan yang begitu mengerikan untuk di ingat kembali oleh otakku.
Maka saat pintu itu telah tertutup, aku memejamkan mataku erat dan berdoa bahwa mimpi buruk ini akan segera berakhir.
Ketika aku membuka mata nanti, semua yang terjadi padaku telah berganti dengan kebahagiaan yang begitu lama ku rindukan. Berkumpul dengan ayah, ibu, serta Eric menikmati secangkir teh dan biskuit di sore hari yang menenangkan.
Dan aku berharap bahwa hal itu memang benar terjadi setelah aku menutup mataku berlari dari kepahitan yang ku alami sekarang.
Semoga...
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTRAIN (Completed)
ChickLitSeseorang yang melakukan apapun agar sang wanita tetap tinggal Hello, welcome to my story Hope you can enjoy🍒 If you like this story, you can follow me to get the notification, thank you... 🍑 Start : 10 Januari 2021 End : 22 Maret 2021 Pic...