Hai, maaf aku baru sadar kalau kemarin banyak banget typo dan kata-kata yang double. Jadinya pasti mempengaruhi kenyamanan membaca.
Rame banget deh chapter kemarin, suka aku bacanya...
Makasih ya...
Happy reading💓
***
Victor tengah berdiri didepan ruangan dimana Ruby mendapatkan perawatan. Tangannya bergetar hebat dengan diselimuti darah Ruby yang tak berhenti mengalir sejak tadi.
Dia tak tau harus merasa seperti apa saat ini, karena untuk menyesal, marah, atau bahkan membenci diri sendiripun tidak akan mengubah apapun.
Victor beberapa kali memukul keras dinding rumah sakit hingga membuat punggung tangannya berdarah. Tapi darah itu sungguh tak sebanding dengan darah Ruby yang begitu banyak hingga menutupi warna kulitnya.
Darah wanita itu terus mengucur bahkan hingga meninggalkan disetiap langkah yang dia lewati. Dia bahkan ketakutan saat menggendong tubuh mungil yang begitu menyedihkan itu.
Victor menyatukan kedua tangan lalu membawanya untuk diletakkan pada dadanya. Memberikan tekanan kuat terhadap rasa sesak dari hatinya yang tak henti memberikan kesakitan akibat penyesalan yang dialami.
"Maaf... Maafkan aku, sayang..." Begitulah gumaman yang terucap semenjak Ruby masuk ke ruang perawatan dan dia hanya mampu menunggu diluar.
Victor sangat tau bahwa kalimat itu tak cukup untuk menebus apapun. Namun, dia tetap ingin mengatakannya. Mengatakan sebuah kata ajaib dengan mengharapkan keajaiban bahwa suatu saat Ruby dapat memaafkannya.
Sayangnya ketidakyakinan lebih menguasai dirinya. Sungguh, rasa benci Ruby terhadapnya akan semakin dalam dan tak dapat terhapus dengan cara apapun.
Hingga yang dapat menyelamatkannya hanyalah sebuah keajaiban yang diberikan semesta terhadap dirinya.
Dan itupun jika semesta masih bermurah hati untuk memberikannya. Jika tidak, maka semuanya akan berakhir. Hidupnya tidak akan berarti disaat tak ada lagi alasan bagi dirinya untuk berharap akan sebuah kebahagiaan.
Namun saat ini bukan saatnya untuk memikirkan apa yang akan terjadi pada hidupnya esok. Karena yang terpenting adalah Ruby. Dipikirannya hanyalah berputar tentang harapan agar Ruby tidak mengalami sesuatu yang berbahaya dan mengancam keselamatan wanita yang teramat dicintainya itu.
Karena jika hal itu terjadi, maka sungguh dia tidak akan mengampuni dirinya sendiri.
Ruby saat ini terbujur tak berdaya diranjang pesakitan dan hal itu akibat perilaku iblisnya. Wanita itu tengah berjuang terhadap hidupnya yang sudah dirusak dengan begitu kejam.
"Ku mohon bertahanlah... Aku tau kau wanita yang kuat... Bertahanlah sayang..."
Wajahnya tampak begitu lusuh dan kebingungan serta penyesalan yang bercampur menjadi satu.
Pikirannya tak bisa mencerna apapun kecuali menyalahkan diri akan apa yang terjadi pada sang pujaan hati.
Hingga ketika ia perlahan mengangkat kepala, disana ia melihat seorang wanita yang sudah tak lagi muda berjalan tergesa dengan wajah penuh kekhawatiran.
Kini tubuh yang telah renta itu berdiri tepat didepan Victor dengan ekspresi sedingin es sebelum melayangkan tamparan keras ke wajah Victor hingga membuat wajah lelaki itu secara otomatis menoleh ke kiri.
"Menjijikkan. Kau memalukan." Desis Nenek Rosalin dengan perasaan marah yang membakar hatinya.
Ya, beliau tau mengenai keadaan Ruby melalui cerita Kyra saat berniat berkunjung ke rumah Victor. Perempuan muda itu menceritakannya dengan detail tentang apa yang terjadi dirumah itu dan apa yang Tuannya lakukan pada Sang Nona.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTRAIN (Completed)
ChickLitSeseorang yang melakukan apapun agar sang wanita tetap tinggal Hello, welcome to my story Hope you can enjoy🍒 If you like this story, you can follow me to get the notification, thank you... 🍑 Start : 10 Januari 2021 End : 22 Maret 2021 Pic...