"Pergi, By... Pergilah... Cari bantuan..." Eric mendesis kuat merasakan nyeri akibat timah panas yang bersarang di salah satu kakinya.
"Tidak Ric, aku tidak mau. Kita harus pergi bersama..."
Eric memegang erat pergelangan sang wanita untuk mendapatkan perhatiannya. Memaksa Ruby untuk melihat manik matanya demi meyakinkan sang wanita. 1
"Dengarkan aku, kaki ku tidak bisa digunakan untuk berlari. Dan hal itu malah akan menghambatmu. Jadi larilah, By... Selamatkan dirimu..." Pinta Eric penuh penekanan.
Sayangnya kepalaku menggeleng kuat tak setuju. Sungguh aku tidak ingin bersikap egois lagi dengan meninggalkannya sendiri seperti tempo hari.
"Terakhir kali aku meninggalkanmu, semuanya tidak berakhir baik. Dan aku tidak ingin hal itu terulang lagi." Balasku penuh ketegasan.
"Tangkap mereka berdua..!!" Perintah Robb membuat penjaga lain bergegas mendekati dua penyusup yang bersimpuh di tanah.
"Aku bilang pergi, By... Mereka akan menangkap kita berdua..." Ujar Eric khawatir ketika melihat beberapa penjaga yang semakin dekat.
"Aku tidak perduli Ric. Aku hanya akan pergi dengan mu atau tidak sama sekali." Tegasku tidak ingin melakukan perintahnya.
Lelaki itu memperhatikan dari wajah wanita yang dicintainya itu. Disana ia melihat sebuah kesungguhan dari keputusan yang dilontarkan Ruby. Dan hal itu membuat diri Eric terpecut untuk bangkit.
"Baiklah. Sekarang bantu aku
berdiri..." Tekad Eric untuk tidak menyerah saat itu juga.Kini dengan sedikit memaksa tubuhku, aku membantu Eric untuk berdiri. Lelaki itu mendesis kecil ketika menggerakkan tubuhnya dalam kondisi kaki yang terluka akibat peluru panas itu.
"Apa kau yakin bisa...?" Tanya ku dengan nada tak cukup yakin.
Namun berbeda dari anggapanku, Eric lebih mengangguk mantap.
"Aku bisa. Aku bisa menahannya..." Balas Eric merujuk pada rasa sakit yang dikakinya.
Kami pun mencoba kembali bergerak dengan Eric yang menggerakkan kakinya dengan terpincang-pincang. Lelaki itu berusaha untuk berlari secepat yang dia bisa.
Sayangnya baru beberapa langkah kami bergerak, suara peluru kembali terdengar membuat Eric terjatuh dengan desisan keras.
"Arkh..."
Kini kedua kakinya tak bisa digerakkan lagi karena Robb menembak sebelah kaki Eric yang lain.
"Eric...!!"
Ku rendahkan tubuhku untuk menolongnya. Namun sayangnya sebelum menyentuh kulit lelaki itu, seorang penjaga menarik tubuhku kuat.
Aku pun memberontak kuat mencoba melepaskan diri dari cengkeraman penjaga itu namun sayangnya sia-sia.
"Jauhkan tanganmu dari nya...!!" Teriak Eric keras namun hanya seperti angin lalu.
"Ada apa ini...!!" Kini suara lain datang untuk menginterupsi.
Suara itu bukanlah milik Robb, melainkan sang iblis yang mengeluarkan aura dingin dan mencekam.
"Tuan..." Ujar Robb sopan sembari sedikit memundurkan tubuhnya.
"Apa yang terjadi disini. Dirumahku."
"Mereka berdua adalah penyusup Tuan..."
Rahang Victor tampak mengetat menahan diri untuk tidak mengangkat pelatuknya.
"Perlihatkan wajah keduanya." Perintahnya begitu dingin dengan mata memicing tajam.
Dan ketika kedua topi itu dibuka, semua prang disana terdiam kaku. Apalagi saat sebuah rambut panjang terlihat terurai dari sosok yang tengah berdiri dengan cekalan dari salah satu penjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTRAIN (Completed)
ChickLitSeseorang yang melakukan apapun agar sang wanita tetap tinggal Hello, welcome to my story Hope you can enjoy🍒 If you like this story, you can follow me to get the notification, thank you... 🍑 Start : 10 Januari 2021 End : 22 Maret 2021 Pic...