1; Where's the princess?

1.5K 135 27
                                    

Katanya setiap orang jadi tokoh utama di cerita hidup mereka masing-masing. Tapi rasanya, aku bukan tokoh utama yang tepat. 

Aku memang tidak termasuk spesies pecinta kebisingan, jadi aku memilih meninggalkan auditorium sekolah yang penuh. Sekarang jam delapan malam, aku lelah, lelah sekali, baterai bersosialisasiku sudah lama berkedip-kedip warna merah sejak sore tadi. Aku ingin pulang, tapi gerbang sekolah masih di tutup.

Dari dalam auditorium, suara siswa dan penyanyi yang mengisi panggung bahkan masih sayup-sayup terdengar dari tempatku duduk, padahal aku sudah mencari tempat sejauh mungkin. Disini sepi, hanya remang lampu di ujung sana yang menemaniku, jujur, aku takut tempat sepi, apalagi rasa kesepian, tapi aku juga tidak suka kebisingan dan keramaian, dan dari dua hal tersebut aku memilih opsi nomor dua.

Aku hampir saja menyiramkan air mineral yang ada di tanganku ketika tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk pelan bahuku dari belakang. Untungnya sebuah senyuman dan sepasang lesung pipi yang aku kenal menghentikan refleksku yang memang tidak bagus.

"Ngapain sendirian disini? Gelap-gelapan, ngga takut diculik vampir?"

Ia tersenyum, senyuman yang lebih manis dari gula, bahkan aku takut kalau-kalau ia ditemukan sedang dikerubungi semut. Rambutnya terlihat lepek, mungkin karena dia seharian bekerja keras, karena dia panitia acara ulang tahun sekolah kami, acara yang aku tinggalkan. bajunya masih rapi, senyumnya tak bisa menyembunyikan kelelahan yang ia punya, tergambar dengan jelas, dia mengambil botol air mineral dari tanganku lalu meminumnya.

"Acaranya kurang seru ya?" tanyanya langsung saat selesai meneguk air di dalam botol sampai habis.

Aku menggeleng, "capek ya?" tebaknya.

"Ya gitu deh." Aku menggoyangkan kakiku lemas.

Jungwon menghela nafas berat, "padahal di dalem ada idol K-pop loh, kamu ngga mau lihat? Susah tau, ngundang mereka."

Iya, aku tahu siapa guest star yang di undang ke sekolah kami. Teman sekelasku membicarakan mereka dari bulan lalu. Sesuai dengan apa yang aku dengar, katanya mereka adalah rookie idol, yang baru debut sekitar lima bulan yang lalu.

"Yang Jungwon."

Dia menggumam tidak jelas, menyahut panggilanku. Namanya Yang Jungwon, dia yang selalu menemaniku, kami bersama dari kecil, jarak umurku dan umurnya terpaut satu tahun, tapi karena aku yang selalu saja ingin bersamanya, aku jadi masuk sekolah dasar lebih cepat satu tahun.

Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebutir permen berwarna hijau tosca ia berikan kepadaku, "Cuma satu?" tanyaku.

Dia mengangguk. Aku membuka permen yang ia beri, lalu dengan cepat memakannya. Mint selalu menjadi favoritku.

"Kira-kira berapa nilai acara hari ini? Berapa dari 10?"

Aku diam, berpura-pura berpikir, "8,7?" Jungwon terlihat menundukkan kepalanya, lalu aku sedikit tertawa.

"Bercandaa, 100 buat kalian semua yang mau susah-susah nyiapin acara ini. Sempurna kok, guest starnya, urutan acara, mc, bahkan konsumsi, semua sempurna," aku mencubit pipinya gemas, Jungwon langsung memegang tanganku yang mencubiti pipinya yang gembul.

"Jangan dicubit! Nanti kalo makin melar gimana?" Ia mendengus kesal.

Bukannya takut akan muka marahnya, aku malah makin menjadi-jadi mencubiti pipinya, sampai ia berdiri dan hampir lari, aku tertawa saat melihat pipinya yang sedikit merah, aku mencubitnya pelan kok, tidak terlalu keras, kulitnya memang sedikit sensitif dan mudah memerah, saat ia kedinginan malah hampir semua tubuhnya berwarna kemerahan.

You're Missing [Re-upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang