Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah hampir satu jam berlalu, kini aku tidak lagi duduk di kursi depan meja panjang dengan atmosfer ruangan yang mencekam, aku sudah keluar dari apartemen mewah itu, yang masih belum kutahu pasti penjelasan itu rumah siapa.
Aku kini duduk di dalam rumah sederhana, dengan kondisi yang berbanding terbalik dengan ruangan yang tiga puluh menit lalu aku kunjungi.
Sunghoon duduk di depanku, kami hanya terpisah oleh meja kecil dengan posisi sama-sama duduk di lantai. Didepanku ada dua buah gelas berisi jus jeruk, satu punyaku dan satu lagi punya dia.
"Lo ngga ada niatan nanya sesuatu? Ngga penasaran?"
"Ada banyak pertanyaan yang bersarang di dalam kepalaku sebenarnya."
"Tapi dari tadi keluar rumah lo masih diam."
"Kalau kamu mau bercerita, aku siap mendengarkan, kalau kamu diam, berarti kamu hanya perlu dukungan dan teman kan?"
Dia mengangguk.
"Lo boleh tanya, yang bisa gue jawab akan gue jawab."
Aku terdiam sebentar, memilih satu pertanyaan dari sekian banyak pertanyaan.
"Tadi rumah siapa? Bukan Lee Minho ahjussi kan? Atau mungkin itu rumahnya Park Jongseong?"
Dia sedikit terkekeh lalu menjawab, "iya, itu rumahnya Jay."
"Kenapa kamu kesana?" Aku bertanya dengan ragu, dia bilang menyuruhku bertanya, ya aku jadinya menanyakannya.
"Gue saudaraan sama dia."
Aku tidak terlalu terkejut mendengarnya, ketika wanita yang sudah cukup berumur tadi yang ternyata neneknya Jongseong mengatakan kalimat yang sedikit tidak enak itu, aku sedikit berpikir ke arah sana, "kamu? sama Park Jongseong?"
Dia hanya mengangguk pelan, "saudara tiri."
"Ayahnya Jongseong ayak kandung kamu berarti?" Aku menanyakannya karena aku tahu ibunya sudah pergi, itu berarti wanita yang duduk di samping Jongseong adalah ibu tirinya, mungkin.