Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku keluar kelas, melangkah ringan menuju toilet, koridor sepi karena semua orang sedang berada di dalam kelas.
Ketika aku meraih gagang pintu, bayangan seseorang membuat pergerakanku terhenti. Bukan, bukan hantu kok. Aku hanya melihat bayangan seorang perempuan dengan seragam mencolok yang aku lihat pagi tadi.
Bohong sebenarnya kalau aku bilang aku tidak peduli siapa perempuan itu dalam hidup Park Sunghoon. Entah kenapa aku jadi penasaran dan bertanya-tanya.
Jadi, karena tidak mau dibunuh rasa penasaran. Aku mengikutinya diam-diam, yang ternyata dia pergi ke perpustakaan. Aku masih mengikutinya sampai masuk kedalam.
Dia memasuki rak-rak tinggi berisi banyak buku, sedangkan aku mengambil acak satu buku, membukanya lebar-lebar lalu menutupkannya ke wajahku, sambil terus mengikuti dia.
Lama dia berputar-putar di antara rak buku, sampai aku lengah dan kehilangan jejaknya.
Aku melongokan wajahku, menatap ke kanan kiri, mencarinya. Tapi nihil, aku tidak menemukannya. Apa mungkin dia sudah pergi dan aku kehilangan jejaknya?
Sepertinya aku tidak berbakat menjadi stalker.
Aku berbalik, hampir saja melemparkan buku cukup tebal yang aku pegang. Bukan apa, tiba-tiba saja perempuan itu sudah ada di depanku.
Refleks aku menutup wajahku dengan buku- yang hampir aku lempar tapi tidak jadi. Untuk menghindarinya, tapi bodohnya itu akan membuatku semakin terlihat sedang memata-matainya.
"Permisi?"
Aku menurunkan bukuku sedikit, memperlihatkan mataku juga agar aku jelas melihatnya.
Dia tertawa, perempuan di depanku sungguh sangat cantik. "Kamu punya kemampuan membaca buku secara terbalik ya?"
Aku menurunkan bukuku, melihatnya, dan ternyata benar bukunya terbalik. Sungguh, demi apapun aku sangat malu. Aku ingin melebur jadi debu secara tiba-tiba, atau pergi ke mars sekarang juga. Aku ingin menghilang detik ini.
Aku tersenyum kaku sambil meletakan buku asal ke dalam rak, aku terlihat seperti orang bodoh sekarang ini.
"Kim Gaeul?" Dia membaca name tag di seragamku.
Aku mengangguk sekenanya.
"Bisa tolong bantu aku mencari buku-buku ini?"
Dia menyerahkan satu lembar kertas berisi list beberapa buku materi yang harus dia ambil.
Aku menerima lalu membacanya satu persatu.
"Boleh," Aku mengangguk.
"Terima kasih banyak."
Aku tersenyum lalu mulai berjalan mecari buku yang harus pertama dicari. Buku paket sastra korea.
Ssmentara perempuan itu mengekor di belakangku, aku jadi heran, hampir setengah jam dia berputar-putar disini tapi belum menemukan satu buku pun.